Hari ini sesuai janji Citra, ia akan mengajak Olif untuk bersenang-senang di mall dengannya. Setelah menempuh perjalanan menuju mall Olif dan Citra menuju sebuah tempat makan disana, memesan makanan yang mereka akan makan saat itu.
"Lif, gimana Lo sama pak Arsen?"
Olif mengeritkan dahinya, "gue? Baik-baik aja. Kenapa?"
"Nggak ada perkembangan?" Tanya Citra penasaran.
"Perkembangan apanya? Perkembangan tubuh? Tumbuhan? Atau perkembangbiakan?" Tanya Olif bertubi-tubi yang di balas tawa renyah oleh mereka berdua.
"Apaan sih, gue tanya bener-bener juga,"
"Bener bener bener."
Gelak tawa yang di ciptakan Olif dan Citra membuat pengunjung seisi restauran menatap mereka berdua dengan tidak suka. Sampai akhirnya pesanan mereka datang, membuat Olif yang sedari tadi memang sudah lapar langsung melahap makanannya dengan buas.
"Eh Lif, liat deh itu pak Arsen bukan sih?" Tanya Citra di sela-sela makannya.
Olif berhenti mengunyah, mengikuti arah pandang Citra. Memang benar, itu adalah Arsen bersama dengan wanita yang kemarin mengancam Olif saat di taman dengan Reyhan.
"Sama perempuan, Lif. Lo tau itu cewek siapa?"
Sedangkan Olif mengalihkan pandangannya, memasukkan makanan ke dalam mulutnya dengan penuh sambil membalas pertanyaan Citra dengan gelengan.
"Kata Lo tadi 'kan hubungan Lo sama pak Arsen nggak ada perkembangan, kalo Lo udah liat gini apa tindakan Lo selanjutnya?" Tanya Citra dengan hati-hati.
"Diem. Marah? Ga ada hak, gue cuma pelampiasan sepinya dia 'kan? Lagian gue siapa juga mau marah-marah." Balasnya dengan santai.
Citra tahu kalau Olif tidak baik-baik saja hari ini. Citra tahu pasti, hati Olif sangat hancur dan sakit melihat seseorang yang ia sukai bergandengan tangan dan tertawa sangat bahagia dengan orang lain.
"Lo yang sabar," tutur Citra sambil mengelus pundak Olif. "Pasti ada jalan."
Setelah menyelesaikan acara makan dan minumnya, Citra dan Olif sedikit berbincang sebelum akhirnya ke toko buku. Sesekali Citra melihat ke arah yang tadinya ada Arsen tapi kali ini gurunya itu sudah menghilang, entah pergi kemana.
"Yaudah yuk cari novel," ajak Citra sambil menarik tangan Olif.
"Mau beli novel apa, Cit?" Tanya Olif saat berjalan sejajar dengan Citra.
"Novel yang romance dong." Jawab Citra dengan tawanya.
Olif tersenyum, "yah, udah gue duga emang." Ucapnya dengan tawa.
Olif dan juga Citra tertawa bahagia dengan melangkahkan kakinya menuju toko buku. Tapi, kakinya kini berhenti dengan kuat, ia tak kuasa lagi rasanya jika harus lanjut berjalan.
Citra, ia melihat ke arah depan saat ia lihat sahabatnya ini langsung berhenti berjalan dan diam mematung. Arsen, guru BK itu kini sedang berada di stand foto dalam mall dengan perempuan yang sama.
Citra memutar kepalanya untuk melihat ke arah Olif yang masih diam mematung. Entah karena terkejut, kecewa atau sebagainya.
"Mau lewat jalan lain atau langsung pulang?" Tanya Citra yang memang sangat kasihan dengan sahabatnya ini. Ia tak tega jika harus melihat Olif dengan wajah murungnya lagi.
Olif tersenyum, "nggak usah lah, kita lewat sini aja." Jawab Olif membuat Citra sedikit ragu.
Mereka berjalan menuju ke toko buku yang akan mereka berdua kunjungi, Olif tidak menunduk, dia masih menegakkan kepalanya untuk melihat lurus ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫? ✓ (Belum Revisi)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [BUDAYAKAN VOTE DAN COMEN] Duda? Sering kali sahabat karibnya itu memanggilnya dengan sebutan tersebut. Arsenal Fernansyah, seorang peri berumur 25 tahun, menjadi guru BK di sekolah milik orang tuanya serta menjadi seorang C...