Jangan lupa vote dan Comen.
Selamat membaca
&&&
Hari ini Olif tidak datang ke sekolah tapi ia memakai seragam sekolah. Entahlah dia tidak tau apa yang diinginkan gurunya ini kepadanya. Sedangkan dari tadi ponselnya tidak bisa berhenti berbunyi saat di lihat ternyata Citra yang tidak berhenti-henti menelfon nya.
Saat ini Olif sedang berada di dalam mobil gurunya dan dengan gurunya. Entahlah dia sangat canggung. Sungguh.
Di dala perjalanan Olif dengan Arsen hanya diam. Bergelut dengan pikirannya masing-masing. Tidak. Mungkin hanya Olif saja. Sampai akhirnya Olif terlelap di dalam mobil itu, matanya tidak bisa di ajak bekerja lagi setelah semalaman tidak tidur.
••••••••••••••••
"Hei, Olif ayo bangun," ucap Arsen dengan menepuk berkali-kali pipi Olif. Susah sekali baginya membangunkan gadis ini. "Hei gadis nakal ayo bangun."
Setelah Olif membuka matanya, ia melihat ke sekeliling luar mobil. Dimana dirinya? Kantor?
Olif menatap ke arah Arsen tidak mengerti ekspresi wajahnya seolah-olah bertanya kepada Arsen.
"Sudahlah, ikut saja." Ucapnya yang kemudian keluar dari dalam mobil.
Saat akan masuk ke dalam kantor, semua pegawai di kantor Arsen menatap Olif. Ada yang tersenyum dengannya, sepertinya ramah. Setelah beberapa menit berjalan hingga akhirnya sampai di ruangan Arsen bekerja.
"Saya tunggu di luar saja pak," ucapnya saat Arsen akan melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan kerjanya. "Saya tidak enak dengan pegawai di sini."
"Ini perusahaan saya, kamu juga jangan terlalu percaya diri. Kamu kesini beresin berkas-berkas di meja saya, bersihin mejanya terus sapu ruangan saya. Lihat semua kotor,"
"Iya mirip sekali seperti kandang tikus." Ucap Olif bergumam.
"Ini ruangan kerja saya, bukan kandang tikus." Ucap Arsen yang meletakkan tas kerjanya di sofa, hingga akhirnya dia pergi keluar. Entahlah kemana.
Setelah beberapa jam menunggu Arsen kembali ke ruangannya, Olif menyandarkan punggungnya di sofa. Sangat nyaman, sampai akhirnya, penglihatannya melemah. Ia mulai tertidur.
🔁🔁🔁
Saat ini Olif dengan Arsen berada di dalam mobil. Olif yang masih diam mengumpulkan nyawanya karena baru saja bangun tidur.
"Pak, bisakah kita mampir ke warung makan atau sebagainya? Saya lapar." Ucapnya dengan nada memelas. Pasalnya perutnya sudah berbunyi minta di isi, tenaganya juga minta di isi bensin, Olif capek.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐝𝐨𝐰𝐞𝐫? ✓ (Belum Revisi)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [BUDAYAKAN VOTE DAN COMEN] Duda? Sering kali sahabat karibnya itu memanggilnya dengan sebutan tersebut. Arsenal Fernansyah, seorang peri berumur 25 tahun, menjadi guru BK di sekolah milik orang tuanya serta menjadi seorang C...