Kezya sedari tadi mengecek handphonenya, dia telah mengirim pesan kepada Devan sejak tadi sore, namun Devan tidak membalasnya sampai sekarang. Meskipun biasanya Devan hanya membalas pesan seperlunya, namun untuk sekarang Devan benar-benar tidak membalasnya.
"Ini perasaan gua aja atau emang bener ada yang aneh ya?" tanya Kezya kepada dirinya sendiri.
"Ih pusing banget mikirin ginian." ucap Kezya sembari menelengkupkan wajahnya ke bantal.
"Ya udah lah, lagian besok gua bakal ketemu kak Devan."
Kezya akhirnya memutuskan untuk tidur karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
***
Kezya berangkat bersama Karel, padahal sedari tadi pagi dia mengharapkan Devan mengirimnya pesan untuk mengajak pergi ke sekolah bersama. Namun sampai jam setengah 7, Kezya tidak menerima pesan apapun.
Seperti biasa, Kezya diturunkan oleh Karel dari mobil. Kezya berlari saat melihat guru penjaga sudah melambai-lambaikan tangannya menyuruh para siswa untuk mempercepat langkahnya. Untung saja Kezya bisa masuk tepat waktu.
Kezya melirik ke arah pos tempat biasanya Devan berada. Dia melihat Devan disana, namun Devan tidak menyadari keberadaannya. Kezya akhirnya melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.
***
Jam istirahat telah berbunyi, Kezya langsung berlari ke arah taman belakang tempat dia dan Devan biasa menghabiskan waktu istirahat. Saat sudah sampai disana, Kezya tidak melihat Devan. Kezya duduk di bawah pohon untuk menunggu Devan. Bahkan Kezya sudah mengirimkan pesan kepada Devan namun tidak juga dibalas. Sudah 5 menit Kezya menunggu, akhirnya Kezya memutuskan untuk mencari Devan di perpustakaan.
Setelah sampai di perpustakaan, Kezya segera mengelilingi perpustakaan untuk mencari Devan. Bahkan Kezya mengintip setiap orang yang wajahnya tertutup oleh buku yang mereka baca. Namun, pencarian Kezya sia-sia karena Devan juga tidak ada di perpustakaan.
Kezya mengeluarkan nafas dengan keras, dia tidak tahu harus mencari kemana lagi Devan. Kantin adalah tempat yang Devan jarang jumpai dan kelas adalah satu-satunya kemungkinan keberadaan Devan. Namun, tidak mungkin Kezya tiba-tiba datang ke kelas Devan, mengetuk pintu, dan kemudian menanyai Devan. Meskipun bentukan Kezya begini, namun dia juga masih punya urat malu.
Akhirnya Kezya memutuskan untuk kembali ke kelasnya karena bel masuk sebentar lagi akan berbunyi.
***
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Kezya masih duduk di bangkungnya, sedangkan Tiara dan yang lainnya sudah bersiap untuk pulang.
"Key, gak balik lo?" tanya Tiara yang sudah berdiri menggendong tasnya.
"Bentar lagi." jawab Kezya.
"Oh, nunggu kak Devan ya." ucap Tiara.
"Iya, lo pulang aja sana." balas Kezya yang membuat Tiara mencibikkan bibirnya.
"Ngusir lagi lo." ucap Tiara. "Ya udah, gua pulang duluan. Dah." pamit Tiara sembari melambaikan tangannya yang dibalas oleh Kezya.
Kezya kembali fokus ke handphonenya, sedari tadi dia mengirimi pesan kepada Devan. Sudah 10 menit Kezya menunggu balasan dari Devan, namun tetap tidak ada balasan. Kezya akhirnya memutuskan untuk menunggu Devan di halte seperti biasa.
Kayla
Kak, aku tunggu di halte biasa.04:23 pm
Kezya keluar dari kelasnya dan berjalan ke arah halte tempat biasa dia dan Devan bertemu saat akan pulang bersama. Namun, baru sampai di gerbang sekolah, Kezya menerima pesan. Saat dilihat pesan tersebut dari Devan, Kezya segera membuka dan membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Ketos
Fiksi Remaja[Sequel Kayla] Bercerita tentang seorang Ketua Osis yang tidak suka dengan siapa pun yang selalu melanggar peraturan, tapi sialnya dia malah dikejar-kejar oleh seorang perempuan yang baru memasuki sekolahnya dan parahnya perempuan itu sering melangg...