32 - Cemburu?

7.6K 942 187
                                    

"Kak Devan lepas!" teriak Kezya yang membuat Devan memberhentikan langkahnya namun tidak melepas cengkramannya.

Devan membalikannya badannya dan memojokkan Kezya ke tembok sehingga punggung Kezya membentur tembok. Devan menatap Kezya dengan pandangan yang sulit diartikan. Kezya mencoba untuk tidak melihat ke arah Devan. Kezya merasa sangat takut sekarang. Jantungnya berdetak sangat cepat dan dia ingin menangis. Namun tiba-tiba Devan mengucapkan sebuah kalimat yang membuat Kezya menatap Devan dengan mata yang membulat.

"Pacar kamu itu aku, bukan dia."

Kezya melayangkan tangannya yang bebas ke pipi Devan. Kezya menampar Devan dengan emosi yang menguasainya. Bukan perasaan senang yang Kezya rasakan saat Devan mengatakan hal itu. Namun perasaan kesal dan marah yang dia rasakan saat ini.

Devan menatap Kezya dengan pandangan tidak percaya. Dia tidak percaya Kezya akan menamparnya disaat dia menyatakan bahwa dia adalah pacar Kezya. Dia tidak mengerti dengan pikiran Kezya. Kezya seharusnya senang.

"Rencana apalagi sekarang?" tanya Kezya sembari menahan emosi dan tangisnya.

"Belum cukup rencana yang kemarin?" lanjut Kezya.

Tatapan Devan berubah saat Kezya menanyakan hal tersebut. Dia tidak menjawab pertanyaan Kezya. Karena dia sendiri tidak tahu harus berkata apa.

Kezya mengerjapkan matanya beberapa kali supaya air mata tidak keluar. Dia menarik napasnya dan menguatkan hatinya untuk kembali berbicara. Karena sebenarnya dia paling tidak bisa berbicara saat ingin menangis. Jika dia berbicara, Kezya pasti akan mengeluarkan air matanya dan menangis dengan kencang.

"Kalau kakak mau ngelakuin rencana lain lagi, tolong berhenti. Cukup kak. Tanpa kakak ngelakuin rencana lain, aku udah ngerasain rasa sakit yang besar. Aku dengerin obrolan kakak sama temen kakak sampai akhir karena apa? Karena aku nunggu bagian dimana kakak bakal bilang kalau rencana itu udah kakak lupain dan kakak selama ini ngelakuin semuanya dari hati." ucap Kezya sembari berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.

Ucapan Kezya terhenti karena Kezya mencoba mengontrol emosinya. Dia menarik napasnya kembali dan mengusap dengan cepat air matanya yang tiba-tiba saja sudah turun dari matanya.

"Bodoh banget ya aku. Ngarepin sesuatu yang bahkan mustahil terjadi. Lagian mana mungkin kak Devan yang sempurna ini suka sama aku?" lanjut Kezya yang sudah tidak dapat menahan air matanya untuk tidak terjatuh.

"Key.." ucap Devan dengan suara yang lembut.

"Apa? Kemana aja kakak selama seminggu ini? Kenapa gak coba buat jelasin apa pun? Sekarang kakak tiba-tiba datang dan buat keributan. Terus kakak bilang pacar aku kakak bukan Regan. Kakak pikir aku bakal seneng denger ucapan kakak? Ngga sama sekali. Yang ada aku benci sama kakak. Aku benci kakak dengan seenaknya ngomong gitu saat aku udah tau rencana brengsek kakak. Kakak pikir aku apa? Aku punya hati kak. Aku juga ga semurahan yang kakak pikir." jelas Kezya mengeluarkan seluruh isi hatinya.

Air mata Kezya terus saja keluar. Kezya tidak bisa lagi menahan air matanya. Yang Kezya pikirkan sekarang adalah mengeluarkan semua isi hatinya yang sudah disakiti kepada Devan.

"Satu pertanyaan dari aku, kenapa kakak tiba-tiba ngelakuin ini? Apa kakak suka sama aku?" tanya Kezya yang membuat Devan semakin terdiam.

Kezya menatap Devan dengan pandangan yang menuntut akan jawaban. Namun Devan tidak menjawab pertanyaan Kezya dan dia pun mengalihkan pandangannya untuk tidak menatap mata Kezya.

Senyum miris tercetak di wajah Kezya. Kezya sudah mengetahui jawabannya.

"Ternyata emang bener kakak ga suka sama aku. Dan semua yang kakak lakuin cuma bagian dari rencana aja." ucap Kezya yang kembali merasakan sakit di hatinya.

My Annoying KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang