33 - Cemburu

7.1K 889 146
                                    

Hari ini Kezya kembali terlambat karena semalam dia tidak bisa tidur memikirkan kejadian di sekolah. Kezya tetap menutup identitasnya sebagai adik Karel sehingga dia masih harus berjalan ke gerbang sekolah. Sekarang Kezya sudah mempunyai masalah yang membuatnya pusing, dia tidak mau bertambah pusing karena perempuan-perempuan yang ingin dekat dengan Karel.

Kezya sudah berada di gerbang sekolah, tidak lupa dia membungkukkan badannya sebagai salam kepada guru penjaga. Dia berjalan ke arah pos untuk menulis di buku poin. Biasanya Kezya akan dengan senang hati berjalan ke arah pos, namun sekarang dia menyesal karena terlambat datang ke sekolah. Dia tidak siap untuk kembali melihat Devan di depan matanya.

Dengan perasaan yang kacau, akhirnya Kezya mengisi buku poin. Devan terus menatap Kezya. Sedangkan Kezya mencoba untuk menulis secepat mungkin agar dia bisa menjauh dari Devan.

"Key.." ucap Devan dengan suara yang pelan namun masih bisa didengar oleh Kezya.

Kezya yang mendengar Devan memangggilnya, tiba-tiba merasakan jantungnya semakin berdetak dengan cepat. Namun Kezya mencoba untuk tetap tenang dan berpura-pura tidak mendengar suara Devan.

Setelah selesai menulis, Kezya langsung pergi memasuki barisan murid-murid yang telat. Dan Devan hanya bisa menatap kepergian Kezya dengan diam.

***

Kezya, Tiara, dan Regan sedang berada di kantin. Tiara dan Regan sudah memesan makanan, namun Kezya sedang tidak ingin memakan apapun. Sebenarnya tadi Kezya dipaksa ikut ke kantin oleh Tiara. Kezya hanya ingin berdiam diri di kelas karena dia sedang hanya ingin berdiam diri saja dan alasan lainnya adalah dia takut jika bertemu Devan.

"Key makan dong dikit aja, lo daritadi cuma minum aja. Kembung lama-lama perut lo." ucap Tiara yang sedari tadi menawarkan makanan kepada Kezya.

"Lagi males ngunyah." balas Kezya yang hanya berfokus kepada jus alpukatnya.

"Ya udah gua blender makanannya." timpal Regan yang membuat Tiara mengernyit jijik.

"Ih jijik tau ga?" ucap Tiara yang membayangkannya.

"Apaan sih? Alay banget lo." balas Regan yang membuat Tiara tidak terima karena dia disebut alay.

"Alay apaan? Lo bayangin aja makanan di blender terus lo makan." ucap Tiara.

"Ngapain gua bayangin yang gituan?" balas Regan yang semakin membuat Tiara kesal.

"Ih ngeselin banget sih." Tiara sudah berdiri dari duduknya dan berniat untuk menjambak rambut Regan, namun sebelum itu terjadi tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri meja mereka.

"Makan." ucap seseorang yang tiba-tiba menyodorkan makanan kepada Kezya.

Kezya mendongakan kepalanya dan dia langsung terkejut karena yang berada di depannya adalah Devan. Devan sangat jarang datang ke kantin dan sekarang dia berada disini sembari memberikan makanan kepadanya.

Kezya meremas roknya karena menahan tangis dan menahan perasaan yang belum hilang dari hatinya. Kezya tiba-tiba berdiri dan berniat akan kembali ke kelasnya. Namun baru selangkah Kezya pergi, Devan menahan tangannya. Kezya menatap ke arah Devan dan begitu pun sebaliknya.

"Satu suap aja." ucap Devan.

Jantung Kezya sangat berdetak dengan cepat saat mendengar ucapan Devan. Dia menjadi teringat dengan perjuangan dia yang membawakan Devan bekal dan memaksanya untuk makan. Kezya semakin menahan tangisnya. Akhirnya Kezya melepaskan tangan Devan dari tangannya dan kembali duduk. Kezya memakan makanan yang diberikan oleh Devan. Setelah satu suap dia makan, Kezya berdiri dan meninggalkan Devan disana. Tiara dan Regan mengikuti Kezya yang telah lebih dulu berjalan meninggalkan kantin.

Kezya berjalan dengan cepat sembari menundukkan kepalanya. Air matanya telah keluar dan dengan cepat dia menghapusnya. Sebenarnya Kezya tidak tega melihat Devan seperti itu, namun apa yang telah Devan lakukan kepadanya membuat Kezya takut untuk menerima semua perlakuan Devan kepadanya.

Devan menatap kepergian Kezya dengan perasaan yang sakit. Para siswa yang berada di kantin sedari tadi melihat kejadian antara dia dan Kezya. Dan Devan mendengar bisikan-bisikan yang menyimpulkan sendiri hubungannya dengan Kezya. Ada yang berkesimpulan jika Kezya telah menyelingkuhinya, Kezya yang kekanak-kanakkan karena marah kepada Devan, dan yang lainnya. Kebanyakan dari mereka menyimpulkan jika Kezya yang salah, namun mereka tidak tahu yang sebenarnya bahwa Devan lah yang benar-benar jahat disini.

Devan berjalan keluar kantin tanpa memperdulikan mereka. Saat Devan sedang berjalan, tiba-tiba dia dihadang oleh seseorang di depannya. Devan langsung menghentikan langkahnya dan menatap seseorang di depannya dengan datar.

"Cuma segitu usaha lo?" tanya Karel dengan pandangan meremehkan.

Devan tidak menanggapi ucapan Karel. Dia terus berjalan melewati Karel. Sedangkan Karel, dia hanya tersenyum miring saat Devan melewatinya.

***

Sepulang sekolah Devan pergi ke atap sekolah. Dia sendiri tidak tahu untuk apa dia kesini. Namun kemudian dia menemukan alasannya mengapa dia disini saat seseorang di bawah sana terekam oleh matanya. Kezya bersama kedua temannya baru saja keluar dari kelasnya. Devan melihat sesekali Kezya tersenyum. Senyuman itu yang sekarang sudah menghilang saat Kezya bertemu dengannya. Semua yang ada pada diri Kezya masih sama, hanya saja jiwa Kezya yang selalu ceria seakan menghilang. Dan itu karena dirinya.

Kedua teman Kezya sudah pulang menaiki kendaraannya masing-masing. Sedangkan Kezya masih berjalan menuju halte dimana dia biasa dijemput oleh Karel. Devan masih memperhatikan itu semua walaupun Kezya semakin mengecil dari pandangannya. Akhirnya mobil hitam milik Karel berhenti di depan Kezya. Kezya langsung membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya.

Devan merasa bodoh karena sudah mencurigai Kezya dan Karel. Dia terlalu mudah untuk menyimpulkan sesuatu, sedangkan Kezya selalu mempercayainya sampai dia mendengarkan obrolannya dengan Nathan hingga akhir. Kezya saat itu percaya jika Devan akan mengucapkan kata suka dan telah melupakan rencana konyolnya. Namun, yang dilakukan Devan hanya berdiam diri dan kembali berbohong. Sebenarnya, Devan merasa Kezya lah yang terlalu sempurna untuknya.

Devan memandangi motornya yang berada di parkiran sekolah. Seharusnya Kezya pulang bersamanya. Dia yang biasanya menjemput Kezya di halte. Dan seharusnya saat itu dia mengantar pulang Kezya dari parkiran sekolah, bukan malah menyuruh Kezya pulang sendiri karena rasa kesal yang dia rasakan.

Sekarang dia mengetahui perasaan yang selama ini dia rasakan. Dia tidak menyesal karena telah melakukan rencana Nathan. Karena dengan rencana itu, Devan jadi mengetahui sisi peduli dan penyayang dari Kezya. Kezya yang selalu terlambat agar bisa bicara dengannya walaupun tidak pernah ditanggapi. Kezya yang selalu membawakannya bekal dan berusaha agar Devan memakannya. Kezya yang dapat membuat Devan tersenyum dan melakukan sesuatu yang bahkan asing untuk Devan. Dan Kezya yang bisa membuatnya kesal karena dekat dengan lelaki lain.

Devan sudah mengerti, rasa yang dia rasakan saat itu bukan lah rasa kesal melainkan rasa cemburu. Devan cemburu saat melihat Kezya bersama Regan. Devan cemburu saat melihat Kezya bersama Karel. Karena Devan hanya ingin Kezya melihatnya.

***

Halo, maaf baru update lagi karena aku udah gatau ini cerita mau dibawa kemana wkwkkw. Tinggal beberapa part lagi cerita ini bakal tamat dan aku gatau mau buat cerita lagi atau ngga. Selamat membaca.

26 September 2020

My Annoying KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang