26 - Waktu Berdua

9K 964 171
                                    

Hari Minggu adalah hari untuk bermalas-malasan. Namun tidak untuk Kezya, jam 10 pagi dia sudah siap dan wangi. Dia terus berkaca sejak 10 menit yang lalu untuk memeriksa apakah dia sudah cantik atau ada sesuatu yang aneh. Saat Kezya sedang fokus bercermin, tiba-tiba ada seseorang masuk ke kamarnya dan langsung tidur di kasur Kezya.

"Mau kemana lo? Gaya bener." tanya Karel yang menatap sekilas Kezya dan kemudian melanjutkan bermain game di handphonenya.

"Kepo banget sih." jawab Kezya.

"Mentang-mentang udah punya pacar, lupa sama gua." sindir Karel.

"Makannya ya bang, pacar tuh dijaga bukan dijailin. Jadi pada kabur kan pacar abang semuanya." jelas Kezya.

"Banyak yang mau sama gua, guanya aja yang gak mau." balas Karel.

"Ya iyalah, orang mereka gak tau abang aslinya kaya apaan."

"Kaya Kang Daniel."

"Kang cilok kali."

"Sebenarnya jahil gua tuh ada jenisnya. Ada jahil karena gua suka dan ada jahil karena gua gak suka." jelas Karel yang sangat tidak penting.

"Gak nanya dan gak penting." balas Kezya.

Karel yang mendengar ucapan Kezya langsung melancarkan aksi jahilnya. Karel yang sedang bersandar di kasur Kezya dan Kezya yang sedang duduk di tepi kasur depan Karel.

Karel memanjangkan kakinya dan mengangkatnya ke arah Kezya. Kezya tidak menyadarinya karena sedang berfokus kepada handphonenya.

"Dek." panggil Karel.

Kezya menoleh ke arah Karel karena mendengar dirinya dipanggil. Namun, bukan Karel yang dia lihat melainkan kaki Karel dan jempol kaki Karel yang sudah menempel di pipinya.

Karel yang kejahilannya berhasil tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Kezya sudah menampilkan wajah kesalnya dan kemudian menghampiri Karel untuk menyerangnya.

"Nyebelin banget sih." ucap Kezya kesal sembari menjambak rambut Karel.

"Ampun dek, ampun. Sakit ini rambut gua jangan ditarik-tarik, ntar kalau kepala gua copot gimana?" mohon Karel yang sudah merasa rambutnya rontok.

"Bodo amat." balas Kezya namun melepaskan jambakannya.

"Bidi imit." ejek Karel yang langsung mendapatkan tatapan membunuh dari Kezya.

"Mau aku jambak lagi?" tanya Kezya sembari mengangkat tangannya yang sudah siap menjambak Karel.

"NGGA!!" teriak Karel sembari menghindar dari Kezya.

Jambakan Kezya adalah jambakan tersakit yang pernah Karel rasakan. Kezya selalu tidak tanggung-tanggung jika sudah menjambak. Sepertinya Kezya mempunyai dendam kepada Karel.

"Lo mau jalan jam berapa?" tanya Karel.

"Bentar lagi." jawab Kezya.

"Dia jemput lo kesini?"

"Ngga."

"Terus?"

"Rumah tante Fitri."

Tante Fitri adalah tetangga Kezya dan Karel. Dia hidup sendirian karena suami dan anaknya meninggal karena kecelakaan. Sehingga Kezya dekat dengan Tante Fitri karena sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Rumahnya hanya terhalang oleh 2 rumah dari rumah Kezya. Devan kemarin memaksa untuk mengantarkannya pulang sampai rumah, alhasil Kezya berbohong jika rumah tante Fitri adalah rumahnya.

Alasan Kezya tidak memberitahu rumahnya karena di dalam rumah ada abangnya yang sangat durhaka. Dia sudah tahu pasti jika mengajak Devan ke rumahnya itu berarti membiarkan Karel dengan segala kejahilan dan mulutnya yang seperti ibu-ibu tukang gosip meracuni pikiran Devan.

My Annoying KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang