Devan berdiam diri di dalam kamarnya. Dia menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong, dia telah membaca isi pesan penjelasan dari Kezya. Handphonenya baru dia aktifkan kembali sehabis dia menyuruh Kezya untuk pulang bersama lelaki lain. Alasan dia mematikan handphonenya adalah karena dia merasa ucapannya terlalu kasar dan tidak mau melihat balasan dari Kezya.
Luka di wajahnya dia biarkan begitu saja. Seragam yang dipakai untuk sekolah belum dia ganti padahal saat ini sudah menunjukkan jam 7 malam. Devan sendiri bingung dengan perasaannya, apakah selama ini dia melakukannya karena sebuah rencana atau memang dari hatinya?
***
Kezya sedari pulang sekolah mengurung diri di kamarnya. Bahkan sekarang dia tidak turun ke ruang makan untuk makan malam bersama keluarganya dan malah menelengkupkan wajahnya di bantal. Air mata Kezya sudah tidak keluar, dia sudah lelah menangis. Dia kecewa dengan apa yang dia dengar dari Devan, namun dia lebih kecewa karena Devan tidak ada sedikit niat pun untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada Kezya.
Kezya mendengar semuanya, bahkan Kezya sengaja terus mendengarkan hingga akhir takut jika dia salah dengar atau terjadi kesalah pahaman. Kezya tersenyum miris saat tadi dia berharap Devan akan mengejarnya dan meminta maaf. Dia juga berharap jika Devan akan mengatakan bahwa Devan sudah benar-benar menyukai Kezya. Namun Devan tetap lah Devan, dia akan selalu menjadi orang yang tidak menyukai Kezya.
Jika dipikir kembali, semua ini adalah salah dirinya sendiri. Kezya terlalu memaksakan keinginannya untuk dekat dengan Devan. Devan selalu menghindarinya namun Kezya tetap mengejarnya. Kezya merasa sudah seperti orang yang bodoh.
Saat Kezya sedang tenggelam dengan pikirannya, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok wanita cantik yang sangat Kezya sayangi membawa nampan berisi nasi dan lauknya.
"Sayang, bunda bawain makan buat kamu." ucap Bunda sembari menyimpan nampan di meja samping kasur Kezya.
Kezya yang sedang menelungkupkan wajahnya di bantal akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap bundanya dengan senyuman di wajahnya. Dia belum siap untuk menceritakan apa yang terjadi kepada bundanya.
"Kata Karel kamu lagi berantem ya." ucap Bunda yang membuat Kezya membulatkan matanya.
Kezya masih belum siap menceritakan semuanya kepada bundanya namun Karel malah membocorkan semuanya. Kezya benar-benar ingin menjahit mulut Karel sekarang juga.
"Gak baik berantem sama temen sendiri." lanjut Bunda karena Kezya tidak menjawab pertanyannya.
Kezya mengerutkan dahinya dan akhirnya mengerti maksud dari perkataan bundanya. Ini berarti Karel tidak membocorkan apapun kepada bunda dan malah dia membohongi bunda. Abangnya memang anak yang durhaka namun untuk kali ini dia durhaka untuk menyelamatkannya.
"Cepet diselesaikan masalahnya. Kamu sama temen kamu harus ngomong tentang masalah kalian tapi jangan pake emosi." jelas Bunda memberikan nasihat kepada Kezya.
"Kalo kamu emang belum siap, gak apa-apa. Kamu tenangin dulu diri kamu dan kuatin hati kamu." lanjut Bunda.
Kezya mendengarkan bundanya, namun apa yang bundanya jelaskan tentu sangat susah untuk dilakukan. Jika saja Devan mendatanginya untuk memberikan penjelasan, tentu Kezya akan mendengarkannya. Namun masalahnya Devan hanya diam. Dan itu membuat Kezya semakin sakit hati dan memantapkan hatinya untuk tidak lagi berurusan dengan Devan. Karena rencana Devan pun sudah berhasil, Devan berhasil membuatnya merasakan apa itu sakit hati.
"Mungkin hubungan aku sama temen aku udah gak bisa kaya dulu lagi bun. Karena emang dari awal kita gak cocok." ucap Kezya yang membuat bundanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Ketos
Teen Fiction[Sequel Kayla] Bercerita tentang seorang Ketua Osis yang tidak suka dengan siapa pun yang selalu melanggar peraturan, tapi sialnya dia malah dikejar-kejar oleh seorang perempuan yang baru memasuki sekolahnya dan parahnya perempuan itu sering melangg...