9 - Kemajuan

31.3K 3.1K 149
                                    

Keesokan harinya Kezya tetap membawakan bekal untuk Devan. Dia sekarang harus membuat Devan memakan bekalnya.

Kezya sedang menunggu Devan di depan gerbang, dia sekarang sudah jarang kesiangan karena sudah ada misi baru dan karena tidak berangkat dengan Karel. Mungkin sekarang abangnya masih bermimpi dan akan berangkat saat gerbang akan ditutup.

Devan sudah terlihat sedang berjalan ke arah gerbang, dan Kezya langsung menegakkan tubuhnya kemudian menghampiri Devan.

"Hai kak." sapa Kezya dengan senyum manisnya.

Devan melirik sebentar ke arah Kezya dan setelah itu kembali melihat ke depan. Tiba-tiba langkah Devan terhenti karena Kezya berdiri di hadapannya.

"Aku bawain bekel lagi buat kakak." ucap Kezya sembari memberikan kotak bekalnya.

Masih sama seperti kemarin, Kezya langsung menarik tangan Devan dan langsung memberikan kotak bekalnya ke tangan Devan.

Devan langsung pergi dari hadapan Kezya sembari membawa kotak bekal yang diberikan Kezya. Sedangkan Kezya berjalan mengikuti Devan.

Saat Devan sudah dekat dengan kelasnya, dia tiba-tiba berhenti dan membalikkan badannya. Saat Devan membalikkan badannya, Kezya hanya memberikan cengirannya. Devan hanya menaikkan sebelah alisnya untuk bertanya kepada tujuan Kezya.

"Aku cuma mau liat kakak makan bekel yang aku buat." jelas Kezya sembari tersenyum.

"Saya udah sarapan." ucap Devan yang berniat memberikan bekal Kezya kepada temannya.

"Ini cuma roti kok. Kakak bisa sarapan lagi biar tenaganya makin banyak."

"Udah kenyang."

"Ya udah kakak makan aja segigit gak apa-apa. Asalkan aku bisa liat kakak makan bekel yang aku buat." pinta Kezya yang sudah merasa putus asa.

Devan hanya berdiam diri saat mendengar perkataan Kezya. Menurutnya Kezya adalah orang yang paling gila yang pernah dia temui.

Akhirnya Devan membuka kotak bekal itu yang membuat Kezya membulatkan matanya. Devan mengambil rotinya dan semakin membuat mata Kezya membulat dan berbinar. Devan hanya menatap Kezya dengan wajah datar.

Saat Devan membuka mulutnya untuk memakan roti tersebut, mulut Kezya tiba-tiba ikut terbuka dengan mata yang terus menatap Devan. Baru sekali dalam hidupnya Devan merasa ngeri melihat seorang perempuan. Akhirnya Devan menggigit rotinya dan setelah itu menyimpannya kembali ke kotak bekal.

"Udah." ucap Devan sembari memberikan kotak bekal kepada Kezya.

Kezya mengambil kotak bekalnya dan mengangguk dengan semangat entah karena apa. Kemudian secara tiba-tiba Kezya mengacungkan jempolnya ke arah Devan.

"Akhirnya ada kemajuan." ucap Kezya sembari tersenyum dengan lebar.

"Besok dan seterusnya kakak gak usah sarapan dulu di rumah ya, biar waktu makan bekel dari aku perutnya belum kenyang." lanjut Kezya memberikan saran.

"Hmm." balas Devan agar dia bisa dengan cepat pergi ke kelasnya.

"Ok deh. Sampai ketemu besok kak." ucap Kezya yang kemudian pergi dari hadapan Devan sembari melambaikan tangannya dengan semangat.

Kezya berjalan ke arah kelasnya dengan semangat sehingga dia tersandung oleh kakinya sendiri yang membuat dia hampir saja terjatuh jika tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya.

Saat Kezya sudah pergi akhirnya Devan bisa bernapas dengan lega. Sebenarnya saat dia tadi menggigit roti yang diberikan Kezya, dia terus saja merapalkan doa di dalam hatinya karena dia takut jika roti tersebut sudah diberikan sesuatu yang tidak-tidak. Karena jika menghadapi seseorang seperti Kezya, Devan harus selalu waspada.

My Annoying KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang