20 - Belajar Bareng

34.7K 2.8K 466
                                    

Seperti biasa, pulang sekolah jika Kezya dan Devan akan pulang bersama mereka akan bertemu di halte yang lumayan jauh dari sekolah. Namun sekarang, bukan Kezya yang menunggu Devan tapi sebaliknya.

Devan sudah sejak 10 menit yang lalu menunggu Kezya. Dia menunggu di atas motornya dan tidak membuka helmnya. Devan sudah merasa kepanasan menunggu Kezya yang tidak kunjung datang. Dia berencana untuk menelfon Kezya, namun sebelum itu terjadi ada seseorang yang memanggilnya.

"Kak Devan." panggil Kezya sembari berlari ke arah Devan.

"Maaf ya kak aku telat. Tadi aku piket dulu, padahal aku udah rencana kabur tapi ada yang jagain. Jadinya aku harus piket dulu." jelas Kezya dengan nafas yang tidak teratur karena berlari.

"Tarik nafas dulu." ucap Devan.

Kezya menuruti ucapan Devan, dia langsung menarik nafas sebanyak-banyaknya karena dia merasa sedang kekurangan oksigen. Saat nafasnya sudah mulai teratur Kezya kembali berbicara kepada Devan.

"Pokoknya maaf banget ya kak. Kakak pasti udah nunggu lama disini sampai kepanasan. Kalau bukan gara-gara piket, aku pasti udah duluan disini." ucap Kezya yang kembali menyalahkan piket.

"Naik." ucap Devan yang menyuruh Kezya naik ke motornya. Namun Kezya merasa jika Devan marah kepadanya karena Devan tidak bilang dia memaafkannya.

"Kakak marah ya sama aku?" tanya Kezya yang masih belum menaiki motor Devan.

"Aku minta maaf ya. Kakak mau maafin aku kan? Iya kan? Jangan marah dong kak." ucap Kezya sembari menarik-narik lengan jaket yang dipakai Devan.

"Iya sayang." balas Devan yang membuat pipi Kezya memerah bahkan sangat merah.

Kezya langsung menarik tangannya dari jaket Devan dan langsung menaiki motor Devan. Kezya tidak mampu berkata apa-apa karena sekarang dia sedang mencoba menahan agar dia tidak berteriak dan melompat kegirangan seperti orang gila.

***

Kezya dan Devan sekarang sedang berada di supermarket. Mereka sedang membeli cemilan untuk menemani mereka saat belajar bersama di rumah Devan. Saat tadi dijalan, mereka merundingkan dimana mereka akan belajar. Kezya langsung menolak saat Devan menyarankan dirumahnya, karena itu berarti nanti Devan bisa bertemu dengan Karel. Akhirnya setelah banyak tempat yang mereka rundingkan, mereka sepakat untuk belajar di rumah Devan.

"Kakak mau mie ngga?" tanya Kezya yang sedang memilih mie.

Sebenarnya, troli belanja mereka sudah lumayan penuh oleh makanan ringan yang dimasukkan oleh Kezya.

"Satu aja." jawab Devan yang dibalas oleh anggukan Kezya.

Kezya kemudian membawa dua bungkus mie dan memasukkannya kedalam troli belanja. Namun setelah itu Kezya mengerutkan dahinya saat melihat belanjaannya terasa berkurang.

"Kok kayanya tadi banyak ya?" tanya Kezya kepada Devan.

"Ngga." jawab Devan.

Kezya masih mengerutkan dahinya dan akhirnya kembali berjalan untuk membeli minuman. Kezya berpikir mungkin hanya perasaannya saja jika belanjaan dia tadi banyak. Namun yang sebenarnya terjadi adalah Devan kembali menyimpan makanan yang Kezya ambil. Karena sedari tadi Kezya terus memasukkan makanan ringan yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan. Akhirnya saat Kezya fokus memilih makanan lainnya, Devan dengan cepat mengembalikan makanan ringan yang sudah ada di dalam troli belanjaan ke tempatnya.

"Kakak mau minuman apa?" tanya Kezya.

"Soda." jawab Devan.

Kezya membawa minuman soda berukuran sedang dan langsung dimasukkan kedalam troli belanja. Setelah itu, Kezya mulai menyadari sesuatu. Dia terus menatap Devan yang membuat Devan menjadi bingung.

My Annoying KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang