BAB 7 - Fraeclarus

602 226 16
                                    

"Gimana keadaan kakek pagi ini?" tanya Gavin pada Amdan, kakeknya. "Kakek nggak papa, kan kakek kuat" jawab Amdan dengan tersenyum.

Gavin ikut tersenyum mendengarnya, dia senang jika melihat kakeknya tersenyum seperti ini. "Gavin minta kakek jangan banyak pikiran ya, Gavin gak mau keadaan kakek memburuk" ucao Gavin dan Amdan mengangguk.

Yola yang melihat putranya sangat menyayangi kakeknya hanya tersenyum. Dia adalah panutan Gavin selama ini, wajar saja jika Gavin sangat sayang pada Amdan.

"Kak, kakak gak masuk kerja hari ini?" Tanya Gadis pada Gavin.

Laki laki itu menggelengkan kepalanya, dia memilih untuk cuti hari ini. Lagi pula Gavin terlalu sibuk bekerja hingga tak pernah main ke rumah Amdan lagi akhir akhir ini.

Amdan seneng Gavin dan Gadis ada di rumahnya, namun dia sedih karena Gadara dan Gabriel tidak ada di sana juga.

"Gadis, kakek boleh minta tolong?" Tanya Amdam pada Gadis. "Boleh kok kek, mau minta tolong apa?" tanya Gadis dengan tersenyum.

"Tolong telfon kedua kakak kamu, tanya. Kapan mereka bisa pulang, kakek udah merindukan mereka dan juga cucu kecil kakek" jawab Amdan.

Gadis mengangguk membalas. "Iya kek, kalau gitu Gadis keluar dulu ya" ucap Gadis dan Amdan mengangguk pelan.

Gavin ikut tersenyum melihat kakek nya yang juga tersenyum. Gavin sudah menganggap kakeknya sama seperti ayahnya sendiri.

"Gavin, kakek minta tolong. Telfon papa kamu ya, tanya juga kapan dia akan pulang" ucap Amdan pada Gavin. "Iya nanti Gavin telfon, kakek jangan banyak pikiran ya. Kakak dan Gabriel pasti pulang kok buat nemuin kakek. Apa lagi Kenan, pasti dia juga rindu sama kakek" balas Gavin.

Kenan adalah putra pertama Gadara dan Syam. Dia sudah berusia delapan tahun. Dan kini Gadara sedang mengandung putra keduanya.

Amdan lega dengan ucapan Gavin. Dia sudah bisa menarik nafasnya dengan normal ketika mendengar Gavin akan menelfon putranya yang sedang bekerja di rumah sakitnya yang ada di Singapura.

"Gavin, kakek pesen sama kamu. Jadilah dokted yang baik dan amanah. Kakek tau kamu dokter muda yang luar biasa, di usia kamu yang masih sangat muda ini sudah mampu menyembuhkan puluhan pasien yang mengidap kanker" ucap Amdan dengan menepuk lengan Gavin.

Gavin tersenyum mendengarnya. Usia Gavin masih dua puluh tahun, namun dia sudah menjadi dokter dan sudah menyembuhkan para pasienya.

"Dan Gavin harus menyembuhkan kakek juga" balas Gavin. Amdan tertawa mendnegarnya, dia memang berharap Gavin bisa menyembuhkanya namun dirinya sudah di makan oleh usia.

"Iya, tapi kamu gak bisa sembuhin penyakit usia. Semua orang akan meninggal, tua atau pun muda sama saja. Namun penyakit kakek ini tak ada obatnya, mungkin beberapa obat dan vitamin mampu membuat energi kakek bertambah tapi usia kakek tidak bisa di lawan lagi" ucap Amdan.

Gavin yang mendengarnya merasa sedih, memang benar apa yang di katakan oleh Amdan. Penyakit usia memang susah di obati.

"Gavin hanya mau yang terbaik untuk kakek" ucap Gavin dengan tersenyum.

•••

Sejak kemarin Bunga belum pulang ke rumahnya, dia memilih menginap di rumah tantenya yang tak jauh dari rumahnya.

Jujur saja Bunga sangat kecewa kerna telah di bohongi oleh orang yang selama ini ia percaya dan menjadi panutanya.

"Udah dong Bunga nangisnya, tante tau kamu sedih. Tapi jangan berlanjut ya, tante takut kesehatan kamu terganggu, apa lagi kamu gak mau makan dari kemarin" ucap Lita pada Bunga.

Fraeclarus [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang