BAB 42 - Fraeclarus

293 42 0
                                    

🌼HAPPY READING🌼
Jangan Lupa Vote dan Komen

***

"Bunga masih lumayan baik, dan jika pengobatan Bunga rutin maka Harapan Bunga sangat Besar untuk bisa sembuh," ucap Gavin setelah memeriksa Bunga.

"Gavin saranin aja Bunga ikut program kemoterapi."

Perasaan Bunga sedikit takut dengan saran Gavin, tapi dia juga ingin sembuh. "Sakit gak sih kak?" tanya Bunga.

"Mungkin sebentar saja sakitnya, kamu kan harus berusaha buat sembuh," jawab Gavin dengan tersenyum.

Benar kata Gavin. Jika Bunga ingin sembuh maka dia harus berusaha, salah satunya dengan program kemoterapi ini. "Bunga kamu mau ya, papa gak mau kanker kamu semakin parah dan-" ucap Fendi terputus karena tak mampu mengucapkan kata terkahir yang tidak diinginkan olehnya.

"Tapi biayanya?" tanya Bunga.

"Sayang, papa akan keluarkan uang berapapun supaya kamu sembuh. Kalau perlu papa akan jual semua saham hotel papa yang ada di Amerika dan Eropa untuk kamu," jawab Fendi.

Bunga menggeleng pelan. Ternyata Fendi sangat menyayanginya hingga akan merelakan puluhan bahkan ratusan hotelnya yang ada di dua benua itu. "Bunga mau kalau ada kemajuan walau pun sedikit," ucap Bunga.

Fendi dan Gavin tersenyum mendengarnya, Fendi sangat lega Bunga mau mengikuti program itu. "Kamu tenang saja Bunga, nanti aku temani kamu. Om Ferdi juga boleh masuk untuk menemani kamu," balas Gavin dengan tersenyum.

"Assalamualaikum," ucap seseorang dengan membuka pintu ruangan Bunga.

Ketiga manusia yang ada di dalam pun menoleh dan melihat siapa yang datang. "Waalaikumsalam," balas ketiganya hampir bersamaan.

"Tante, Om!" sapa Bunga ketika melihat dua orang yang ia sayangi juga.

Lita yang melihat keponakannya itu langsung memeluknya. "Kamu baik baik aja kan Bunga?" tanya Lita. "Bunga baik baik aja kok tan, tante gak perlu khawatir sama Bunga," jawab Bunga dengan membalas pelukan Lita dengan sangat erat.

"Bagaimana tante gak khawatir sama kamu. Di Surabaya tante dapet kabar dari Salma karena kamu masuk rumah sakit karena pingsan waktu olahraga dan setelah dokter periksa, Salma bilang jika kamu mengidap penyakit leukimia."

Kalimat kalimat itu membuat Bunga tersenyum. Tak hanya papa dan teman temannya saja yang peduli dengannya. Namun om dan tantenya juga sangat menyayanginya.

"Makasih tante," ucap Bunga.

Fendi, Wawan dan Gavin tersenyum melihatnya. Setidaknya dia masih mempunyai tante yang baik sebagai pengganti ibunya di saat dia seperti ini.

Bunga melepaskan pelukan tantenya itu dan beralih pada omnya. "Cepat sembuh ya sayang," ucap Wawan dan Bunga mengangguk pelan.

Wawan melepas pelukannya setelah anggukan dari Bunga. "Bunga, om, tante. Gavin pamit dulu ya," ucap Gavin dengan tersenyum.

"Iya Gavin," balas Fendi.

"Kak! Makasih ya," imbuh Bunga dengan tersenyum.

Gavin membalas bunga dengan tersenyum manis dan mengangguk pelan. Dia senang melihat Bunga tersenyum. Tadi malam dia terlihat masih sangat sedih dan mungkin dia tak percaya dengan apa yang terjadi padanya.

•••

"Salma plis, kasih tau gue Bunga dirawat di rumah sakit mana?" tanya Rangga pada Salma.

"Lo peduli sama Bunga?" tanya Salma balik membuat Rangga menaikan satu alisnya. "Iya gue peduli sama dia, gue juga sayang sama dia," jawab Rangga.

Salma hanya tersenyum. "Gue gak tanya lo sayang sama dia atau gak, yang penting gue tau kalau lo peduli sama Bunga. Maka jangan temui dia, jangan pernah pergi ke sana, dan jangan ganggu dia, karena Bunga butuh waktu sendiri," ucap Salma.

Rangga mengacak rambutnya frustasi, apa maksud Salma mengatakan hal itu. "Tapi sampai kapan sal? Gue pengen tau kondisinya," tanya Rangga.

"Siapa yang kasih tau lo kalau Bunga fi bawa ke rumah sakit?" tanya Salma balik.

"Sal plis jangan puter puter pertanyaan gue, gue cuma butuh jawaban dari lo di mana Bunga sekarang," ucap Rangga dengan penuh rasa khawatir berharap Salma memberi tau di mana Bunga di rawat.

Salma tersenyum dengan memutar bola matanya, dia heran dengan Rangga. Giliran Sandra sudah tidak ada, dia ingin bersama Bunga lagi. Dan jika Sandra sudah bebas, pasti dia akan sama seperti dulu lagi.

"Satu hal yang perlu lo tau ga, Bunga udah gak peduli sama lo dan dia gak pernah berharap lo datang lagi di hidupnya. Jadi lo lupain Bunga aja karena lo harus siap siap lihat Bunga bahagia sama laki laki lain yang lebih sayang sama dia dari pada lo," balas Salma.

"Maksud lo apa sih sal? Lo mau panas panasin gue dengan bilang kalau Bunga akan bahagia sama laki laki lain? Enggak sal, Bunga akan bahagia sama gue bukan sama mereka di luar sana," ucap Rangga.

"Ngarep banget lo, lihat aja pasti Bunga gak mau sama lo dan milih laki laki itu," balas Salma dengan tersenyum.

Salma pun melangkahkan kaki meninggalkan Rangga. Rangga hanya menatap kepergian Salma, dia tak bisa apa apa lagi. Memang susah untuk membujuk Salma, apa lagi dalam situasi yang seperti ini.

"Salma!" panggil Rangga.

Dia tak menoleh, Salma tetap berjalan meninggalkan Rangga. Beberapa siswa siswi yang ada di sana memperhatikan Rangga. Terutama teman teman sekelas Bunga, mereka sudah tau tentang hubungan Bunga dan Rangga yang sudah kandas di tengah jalan karena Sandra.

"Gila lo ga, Bunga udah gak mau sama laki laki kayak lo kali. Seenaknya sendiri jadi cowok, Bunga itu bukan mainan yang sudah rusak akan di buang," ucap Cahyani, teman sekelas Bunga.

Cahyani sangat peduli dengan Bunga walau pun dia tidak terlalu mengenal dekat dengan Bunga. Hanya sebatas teman kelas yang saling membantu saja.

"Diem lo, gak usah ikut campur atas hubungan gue sama Bunga," balas Rangga dengan kesal.

"Hubungan lo sama Bunga itu udah putus ga, gak usah ngarep lagi deh," ucap Anggi dengan tersenyum.

"Tau nih Rangga gak tau diri banget," imbuh Yosi, teman Anggi.

Rangga yang berpikir akan jadi bahan pembullyan pun memilih pergi dari sana. Teman teman Bunga sudah sangat membencinya bahkan teman temannya sendiri pun sudah membencinya.

Memang Rangga sudah salah dengan berhubungan dengan Sandra di saat statusnya dengan Bunga masih resmi sepasang kekasih. Dia sudah selingkuh di belakang Bunga.

Ya memang pada waktu itu Rangga sudah mengira bahwa Bunga sudah meninggal. Namun Bunga tak pernah mengharapkan jika Rangga akan melupakannya secepat itu dan langsung berpaling ke adik tirinya itu.

•••

Jangan Lupa Vote dan Komen
Original by Dila Nur Hikmah
Minggu, 9 Agustus 2020

NO COPY!!!
PLAGIAT harap Minggat!!!

Fraeclarus [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang