🌼HAPPY READING🌼
Jangan Lupa Vote dan Komen***
"Rangga aku mohon sama kamu. Cuma kamu satu satunya orang yang bisa bantu aku."
Rangga menggelengkan kepalanya. "Nggak, gue gak bisa bantu lo. Apa lagi bujuk Bunga buat cabut tuntutannya ke lo, gue tau lo salah dan lo harus dihukum akan kesalahan lo itu."
"San, gue sayang sama lo. Gue juga sayang sama Bunga, gue gak mungkin bantu lo keluar dari sini dan membuat Bunga semakin membenci gue,"
Sandra hanya menatap Rangga dengan diam. Rangga menjenguk Sandra pagi ini. Dia rela tidak sekolah hanya untuk melihat keadaan Sandra. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Wira.
Ketika Rangga datang, Sandra langsung senang dan berharap jika laki laki itu akan membebaskannya. Saat itu juga Sandra terlihat sangat senang dengan kehadiran Rangga.
"Ga pliss ya, bantu aku. Aku sayang sama kamu, aku pengen sama kamu terus. Dan aku juga yakin kalai kamu begitu," ucap Sandra dengan menggenggam tangan Rangga.
Rangga yang melihat Sandra memohon kepadanya pun merasa iba. Namun dia tak bisa berbuat banyak, hanya membujuk Bunga saja. "Aku akan berusaha," balas Rangga dengan menundukkan kepalanya.
"Makasih," ucap Sandra dengan senyum yang mengembang.
Rangga mengangguk pelan. Dia ingat jika dia membawa makanan untuk Sandra. "Oh ya, ini gue bawa makanan kesukaan lo. Lo makan ya," ucap Rangga dengan memberikan kantung plastik berwarna putih.
Sandra menaikkan kedua alisnya dengan melihat apa yang Rangga berikan. "Repot banget sih lo," balas Sandra dengan membukanya. "Gue tau pasti lo bosen sama makanan di sini, makannya gue beli makanan di luar buat lo sebelum kesini," ucap Rangga.
"Temenin ya. Kamu gak ada janji kan setelah ini?" tanya Sandra dan Rangga menggeleng.
Laki laki itu tak memiliki janji kepada siapa pun. Bahkan Rangga sendiri tidak tau harus kemana setelah dari tempat ini. Ia ingin mencari Bunga lagi dengan mendatangi satu persatu rumah sakit yang ada di Jakarta.
"Kamu makan juga ya ga, aku suapin."
Rangga ingin sekali menolaknya. Namun dengan alasan apa. "Enggak usah san, buat lo aja. Gue udah makan kok tadi sebelum ke sini."
Rangga mengatakan kalimat itu dengan berbohong. Rangga tak nafsu makan sejak kemarin karena belum menemukan kabar tentang Bunga.
"San gue kayaknya harus pulang sekarang. Kapan kapan kesini lagi kok kalau ada waktu," ucap Rangga dengan melihat ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Yah kan aku belum selesai makannya," balas Sandra dengan memanyunkan kedua buah bibirnya.
"Sekali lagi gue minta maaf, lain kali deh," ucap Rangga dengan berdiri dan memakai jaketnya kembali. "Yaudah deh, hati hati ya ga," balas Sandra dengan wajah sedih.
Rangga memberikan senyuman terakhir sebelum ia pergi. Namun Sandra membalasnya dengan pelukan, Rangga sedikit terkejut akan hal itu. Namun dia tak bisa apa apa, biarkan Sandra memeluknya, mungkin untuk terakhir kalinya.
Maafin gue san, gue gak akan pernah wujudin kata kata gue tadi. Gue gak bisa dateng kesini lagi buat nengok lo. Gue udah janji sama diri gue sendiri kalau gue akan perjuangin cinta gue dengan Bunga.
Kalimat kalimat itu terucap dengan membalas pelukan Sandra. Gadis itu menenggelamkan wajahnya di pelukan Rangga. Rasanya sangat berat untuk Rangga jika seperti ini.
Saat itu rasa cinta untuk Sandra pernah tumbuh di hati Rangga ketika Gadis itu bersedia menemaninya mencari Bunga. Namun perasaannya telah salah, dia mencintai wanita lain ketika kekasihnya masih ada di hatinya.
"Aku akan rindu sama kamu ga. Aku akan menghitung angka di kalender untuk menunggu kedatangan kamu untuk kedua kalinya ga," ucap Sandra membuat air mata Rangga menetes.
Rangga mengangguk pelan dengan mencium puncak kepala Sandra. Rangga juga ingin sekali menghitung kalender untuk menemukan hari yang pas untuk datang lagi ke sini. Namun semuanya tak kan terwujud lagi untuk kemudian hari.
Rangga melepaskan pelukan Sandra dan menggenggam kedua tangan Sandra. "Jaga diri lo baik baik. Gue pulang dulu," ucap Rangga dengan menatap Sandra.
Sandra hanya mengangguk pelan dengan tersenyum. Rangga pun berjalan pergi dari sana untuk keluar, sedangkan Sandra hanya menatap punggung Rangga yang semakin menjauh meninggalkannya.
Makasih ga, ucapan lo membuat gue yakin kalau lo udah punya perasaan sama gue. Gue akan jaga hati gue buat lo ga, selamanya buat lo. Tinggal nunggu waktu yang tepat untuk memiliki Rangga selamanya.
Sandra tersenyum dengan mengatakan kalimat itu di dalam hatinya. Sandra pun kembali duduk untuk menghabiskan makanannya. Dia selalu mengingat hal hal yang berkaitan dengan Rangga dan terus berputar putar di pikirannya.
Rangga berjalan keluar untuk ke parkiran. Dia memandang air mancur yang ada di depan kantor polisi di sana. "Apa gue salah ya dengan memberi harapan Sandra?" pikir Rangga.
"Kayaknya enggak, gue gini kan karena ini perpisahan gue dengan Sandra. Lima tahun lagi gue akan ketemu Sandra setelah Sandra bebas. Dan selama itu gue gak akan ketemu Sandra lagi."
Rangga menggelengkan kepalanya dan menaiki motornya. Dia akan melupakan hal pagi ini dan menutupnya rapat rapat hingga tak ada yang mengetahui jika dia menemui Sandra pagi ini.
Laki laki itu melajukan motornya meninggalkan kantor polisi. Saat ini Rangga akan mencari keberadaan Bunga dengan memulai mengunjungi satu rumah sakit yang tak jauh dari sekolah sebagai startnya.
Rangga memutuskan untuk memperbaiki hubungannya dengan Bunga. Semoga saja Bunga mau memaafkannya dan menerimanya lagi di hidup dan hatinya.
Dia harus berusaha untuk mendapatkan hati Bunga lagi. Tak ada artinya empat tahun persahabatannya dengan Bunga jika hancur sia sia seperti ini.
•••
Jangan Lupa Vote dan Komen
Original by Dila Nur Hikmah
Rabu, 12 Agustus 2020
•
•
NO COPY!!!
PLAGIAT harap Minggat!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraeclarus [Terbit]
Teen FictionStart : 18 July 2020 Finish : 23 Agustus 2020 ••• "Ketika dia menjadi penyempurna Hidupku" (jangan plagiat, kalian tidak bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi penulis jika ceritanya dijiblak) ORIGINAL BY DILA NUR HIKMAH SABTU, 18 JULY 2020 [ON GO...