BAB 10 - Fraeclarus

520 189 6
                                    

Deinde ex historia
Awal kisah

•••

"Iya om, aku baik baik aja kok" Ucap Gavin dengan seseorang di telfon ketika dia berjalan menuruni anak tangga rumahnya.

"Kalau kita ketemuan bagaimana?" Tanya orang itu dengan Gavin di dalam sambungan telfon.

"Boleh kok om, kalau bisa nanti jam makan siang aja" jawab Gavin dengan melihat jam tangannya.

"Oke, nanti om tunggu di restoran biasa" ucap orang itu di sebrang sana.

"Siap om, nanti Gavin ke sana" balas Gavin dengan tersenyum.

"Makasih banyak ya Gavin. Sampai ketemu nanti, assalamualaikum" ucap orang itu sebelum menutup sambungan telfonnya.

"Waalaikumsalam" balas Gavin dan memutuskan sambungan telfonnya.

Dia pun menarik kursi makan dan duduk di sana bersama mama dan adiknya. "Siapa vin?" Tanya Yola kepada Gavin.

"Om Fendi ma, ngajak ketemuan. Enggak tau deh mau apa" jawab Gavin.

"Om Fendi temen papa itu?" Tanya Gadis dan Gavin mengangguk.

Gavin pun memakan sarapannya yang telah disiapkan oleh Yola. Setelah ini Gavin juga harus mengantar adiknya ke sekolah.

•••

Bis yang membawa siswa siswi rombongan kelas sepuluh SMA Nusa Erlangga telah sampai di Pantai Ancol.

Satu persatu siswa siswi turun dari bis, Rangga dan Bunga juga turun dari bis nya dan bergabung dengan teman temanya karena mereka berdua terpisah dengan mereka semua.

"Bayu mabuk gak bay?" Tanya Rangga dengan tersenyum.

"Enggak lah, mana mungkin anak sma mabuk Rangga" jawab Bayu dengan berkaca pinggang membuat Rangga menahan tawa.

Mereka semua dikumpulkan sebelum akhirnya lepas berkeliling pantai. Hal ini sangat kerap di laksanakan SMA Nusa Erlangga setiap penilaian tengah atau pun akhir semester selesai. Hanya bertujuan untuk refreshing dan menyegarkan pikiran kembali setelah berpikir lama.

Seharusnya wisata ini dilaksanakan satu minggu yang lalu, namun karena guru guru ada kepentingan rapat jadi diundur dan harinya jatuh di hari ini.

"Jangan sedih ya sayang, kita kan mau seneng seneng" bisik Rangga pada Bunga.

"Iya" balas Bunga dengan tersenyum pada Rangga.

Rangga membalas senyum Bunga. Menurutnya Bunga sangat cantik ketika tersenyum. Walau wajahnya sudah sangat cantik, Rangga masih menuntut senyum Bunga agar gadis itu tampak lebih cantik.

"Baik anak anak kalian jalan satu satu ambil kotak makan dan minum di Bu Ira, di makan jangan di buang, hargailah pemberian seseorang. Nanti juga makanya nggak boleh jauh jauh, hanya di sekitar sini saja. Paham?" Ucap Pak Bagus bertanya dengan toa.

"Paham pak" jawab semua siswa dan berjalan mengantri ke Bu Ira untuk mendapatkan kotak makan.

Tak lama Rangga dan Bunga mendapatkan kotak makan dan duduk di bawah pohon kelapa. Rangga membuka kotak makanya dan langsung memakan daun seladanya dengan sambal.

Laki laki itu melirik ke arah kekasihnya yang duduk di sebelahnya tanpa memakan makanannya. "Sayang, di makan. Aku gak mau kamu sakit loh" ucap Rangga dan Bunga menatap kotak makan yang ia bawa.

"Nggak selera makan ga" balas Bunga. "Aku suapin ya" ucap Rangga dan menyuapi Bunga sesendok nasi dengan ayam bakar.

"Aaa" ucap Rangga supaya Bunga membuka mulutnya.

Fraeclarus [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang