BAB 41 - Fraeclarus

299 41 4
                                    

🌼HAPPY READING🌼
Jangan Lupa Vote dan Komen

***

"Gavin, om sangat minta tolong sama kamu. Om yakin kamu bisa menyembuhkan Bunga karena kamu telah menyelamatkan ratusan nyawa orang di dunia ini yang kamu tangani," ucap Fendi dengan menatap Gavin penuh permohonan.

Gavin tersenyum dan mengangguk. "Iya om, Gavin akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan Bunga," balas Gavin dengan tersenyum.

Fendi sedikit lega dengan ucapan Gavin. Setidaknya dia telah menemukan seorang dokter yang bisa membantunya untuk sama sama berusaha menyembuhkan Bunga.

"Kapan om bisa rujuk Bunga ke rumah sakit kamu?" tanya Fendi. "Lebih cepat lebih baik om, kalau bisa malam ini juga tidak apa apa biar Gavin langsung periksa keadaan Bunga," jawab Gavin dengan tersenyum.

Fendi hanya mengangguk pelan. "Nanti sore biar om langsung rujuk Bunga saja ya dari pada nanti malam," ucap Fendi.

Gavin hanya mengangguk pelan. Ketika Gavin mendengar musibah yang sedang dialami oleh Bunga, dia sangat terkejut. Bahkan Gavin sendiri tidak menyangka atas hal itu, gadis seceria dan sekuat Bunga saja bisa sampai mengidap penyakit keras seperti kanker darah seperti itu.

"Ya sudah terima kasih banyak Gavin, om pergi dulu ya mau membereskan barang barang Bunga yang ada di rumah sakit," ucap Fendi dan Gavin mengangguk pelan.

"Assalamualaikum," ucap Fendi sebelum pergi.

"Waalaikumsalam," balas Gavin.

Gavin menunduk dan melihat caramel macchiato nya. Minuman yang sama juga di sukai oleh Bunga sejak Gavin memintanya untuk mencobanya sebelum menilainya.

"Aku gak nyangka Bunga, ternyata di dalam tubuh gadis seceria dan sekuat kamu ada penyakit yang mematikan. Aku yakin kamu pasti kuat dan yakin jika kamu bisa sembuh sama halnya dengan kamu kuat dan yakin akan masalah yang kamu hadapi dulu akan selesai."

Gavin meminum caramel macchiato hingga habis dan pergi dari sana. Fendi mengajaknya bertemu di cafe ini untuk membicarakan tentang hal tadi.

Gavin tak bisa menolak Fendi, dia sudah Gavin anggap ayahnya sendiri karena kedekatannya dengan Fendi bagaikan ayah dan anak. Lagi pula Gavin juga dokter spesialis kanker dan pasti dia bisa menjadi perantara kesembuhan Bunga.

Beberapa menit kemudian Fendi telah sampai di rumah sakit. Ia melihat Via, Roni dan dua laki laki lainnya yang masih mengenakan seragam namun bukan laki laki yang sama yang mengantar Bunga ke rumah sakit.

"Om Fendi," sapa Via dan mencium tangan Fendi.

Roni dan kedua temannya juga melakukan hal yang sama dengan bergantian. "Ini siapa?" tanya Fendi dengan menaikan satu alisnya.

"Saya Tomy om," ucap Tomy dengan tersenyum.

"Kalau saya Bayu om, kita berdua sama sama temennya Bunga. Kami turut sedih dengan apa yang terjadi pada Bunga om," ucap Bayu.

"Iya terima kasih, om sangat berterima kasih pada kalian semua karena telah meluangkan waktu untuk menjaga Bunga disini," balas Fendi dengan tersenyum.

Via mengangguk pelan, pasti dia akan selalu membantu Bunga. Apa lagi Bunga sering membantunya, terlebih Bunga selalu bersedia memberikan jawabannya jika ada tugas rumah yang belum Via selesaikan.

Fraeclarus [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang