BAB 25 - Fraeclarus

364 87 2
                                    

🌼HAPPY READING🌼
Maaf dan dimohon komentar jika
ada/banyak typo

•••

"Makasih kalian berdua udah bantu gue".

"Sama sama Bunga, gue seneng kok kalau mereka bisa mendapatkan hukuman atas perbuatan mereka" balas Salma.

Sore ini Salma dan Wira menemui Bunga di rumahnya. Wira telah mengetahui keberadaan dan kondisi Bunga kemarin malam setelah pulang dari acara tahlilan di rumah tetangganya.

"Lo kapan mulai masuk sekolah lagi?" Tanya Wira dan Bunga menggeleng.

"Belum tau, kayaknya gue harus sembuhin tangan gue dulu. Masih sakit, sama kaki gue juga masih lumayan sakit sih kalau buat jalan" ucap Bunga dengan melihat tangannya yang masih di perban, namun sudah tak memakai arm sling.

Salma dan Wira mengangguk secara bersamaan karena mengerti. Bunga harus memulihkan kondisinya dulu saat ini. Apa lagi nantinya Rangga akan sangat terkejut mengetahui tentang Bunga yang selamat dari rencana buruk Sandra.

"Bunga gue pikir lo harus akhiri hubungan lo sama Rangga" ucap Wira secara tiba tiba.

Bunga mengernyitkan dahinya mendengar ungkapan Wira itu. Pasti ada alasan di balik ucapannya itu. "Maksud lo apa?" Tanya Bunga.

"Bunga, akhir akhir ini Rangga sering banget bangga banggain Sandra. Bahkan dia bilang kalau Sandra itu gadis yang sempurna. Satu hal lagi, hubungan mereka semakin dekat setelah lo gak ada di hidup Rangga dari satu bulan yang lalu. Dan semua itu berawal dari Sandra ikut Rangga cari lo di pantai, setelah itu ya gitulah. Mereka semakin dekat aja sampai sekarang, bahkan tadi Rangga kejar Sandra  sampai ke kantor polisi buat belain Sandra" jawab Wira membuat raut wajah Bunga berubah seketika.

Bunga ingin sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Wira. Namun Wira tak pernah berbohong padanya dan itu semua benar apa adanya. Salma sendiri yang menyiarkan langsung di akun instagramnya tadi siang hingga Rangga pergi mengejar mobil polisi yang membawa Sandra.

"Kayaknya lo bener Wira. Gue akan pertimbangin hubungan gue sama Rangga. Gue gak bisa percaya sama dia, belum ada tiga bulan gue hilang dan dia udah berpaling gitu aja dari gue" ucap Bunga dengan meneteskan  air mata pertamanya di hari ini.

Salma yang melihat Bunga seperti itu hanya ikut sedih. Dia menoleh pada Wira yang juga sepertinya ikut prihatin dengan apa yang dialami Bunga.

"Bunga gue mohon sebagai sahabat lo jangan buang air mata lo dengan sia sia hanya buat cowok yang gak bimbang seperti Rangga. Gue yakin lo bisa dapet cowok yang lebih baik dari pada Rangga setelahnya" balas Salma dengan memeluk Bunga dari samping.

Bunga hanya bisa menangis dalam diamnya dengan menyenderkan kepalanya di bahu Salma. Biasanya Bunga seperti ini dengan Rangga, namun laki laki itu malah membuat Bunga semakin kecewa.

Cahaya hidupnya telah padam. Dia tak punya siapa siapa lagi selain ayah tiri dan kedua sahabatnya ini. Untung saja Wira bisa menemukan Bunga, jadi dia dan Salma bisa menghibur Bunga.

"Loh Bunga kok nangis? Kenapa sayang?" Tanya Fendi saat melihat Bunga menangis di pelukan sahabatnya itu.

Mereka bertiga menoleh secara bersamaan setelah mendengar suara Fendi. "Papa" ucap Bunga dan melepas pelukan Salma.

Fendi duduk di sebelah kanan Bunga. Dia mengelus rambut panjang Bunga supaya putrinya itu tenang. "Kenapa?" Tanya Fendi.

"Rangga. Lagi lagi Bunga kecewa atas semuanya" jawab Bunga dengan isak tangisnya. Fendi pun langsung memeluk Bunga, dia tau jika Bunga mempunyai kekasih bernama Rangga karena Bunga pernah menceritakan tentang dia yang sangat menyayanginya, namun kenapa sekarang putrinya menangis karena dia.

Wira dan Salma hanya bisa menatap Fendi yang memeluk Bunga dengan penuh kasih sayang itu. Salma dan Wira sudah tau siapa Fendi karena Bunga menceritakannya kemarin.

"Apa salah Bunga sih pa sampai semua orang yang Bunga sayang harus membuat Bunga kecewa?" Tanya Bunga dengan tangis yang semakin menjadi.

"Ssttt... Kamu gak salah apa apa sayang, cuma mereka saja yang tidak bisa menghargai perasaan kamu. Papa yakin kamu adalah putri papa yang sangat kuat dan tegar, kamu pasti bisa menghadapi semua ini. Papa akan selalu dukung kamu, apa lagi sekarang kedua sahabat kamu sudah ada di sini untuk kamu juga" jawab Fendi dengan tersenyum untuk meyakinkan Bunga.

Bunga hanya bisa tersenyum saja. Hatinya masih sakit karena lagi lagi dia harus kecewa. "Makasih pa. Makasih juga sal, Wira" ucap Bunga dengan tersenyum.

Fendi pun membalas senyum Bunga dan menghapus air mata putrinya itu. "Sama sama" balas Fendi. Bunga tersenyum merasakan kasih sayang dari papanya itu, lagi lagi dia tenang setelah Fendi meyakinkannya.

"Papa ke kantor sebentar ya, kamu di rumah dan jangan kemana mana karena kondisi kamu dalam masa pemulihan" ucap Fendi dan Bunga mengangguk pelan.

"Salma! Wira! Om titip Bunga sama kalian ya" lanjutnya. "Iya om" balas Wira dengan tersenyum.

Fendi mengecup kening Bunga sebelum ia pergi. Dan Bunga mencium punggung telapak tangan Fendi, begitu juga Salma dan Wira secara bergantian.

"Assalamualaikum" ucap Fendi.

"Waalaikumsalam" balas mereka bertiga dengan bersamaan.

Fendi pun meninggalkan mereka di taman rumah. Fendi sering menghabiskan waktu di rumah akhir akhir ini untuk Bunga, dan jika ada hal yang penting, baru dia akan datang ke kantornya.

"Lo tenang aja Bunga. Kan lo masih punya Om Fendi, gue, sama Wira juga. Jadi lo gak usah merasa sendiri di sini" ucap Salma.

"Iya. Makasih ya kalian berdua bersedia bantu gue dan temenin gue" balas Bunga dan mereka berdua mengangguk pelan.

Salma kembali memeluk Bunga. Dia sangat senang bisa bertemu dengan Bunga lagi setelah sekian lama. Wira yang melihatnya pun ikut senang, dia senang karena gadis yang ia sayang dan sahabatnya merasa senang.

•••

Jangan Lupa Vote dan Comment
Original by Dila Nur Hikmah
Rabu, 29 July 2020

Jangan Lupa Vote dan CommentOriginal by Dila Nur HikmahRabu, 29 July 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NO COPY!!!
PLAGIAT harap Minggat

***

Fraeclarus [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang