BAB 12 - Fraeclarus

463 165 4
                                    

Tiga Hari Kemudian...

Hari ini adalah hari ketiga setelah tenggelamnya Bunga. Dan sampai detik ini, Bunga juga belum di temukan oleh Rangga maupun tim SAR.

"Maaf mas Rangga, sepertinya cuaca tidak mendukung pencarian mbak Bunga hari ini. Langit gelap dan angin kencang menjadi kendala mas, mohon di mengerti" ucap salah satu tim SAR pada Rangga.

Rangga memijat keningnya itu, dia sangat pusing memikirkan cara untuk menemukan Bunga lagi. "Baiklah, tapi saya mohon. Jika cuaca sudah membaik, pencarian Bunga harus tetap di lanjutkan. Tambah orangnya juga" balas Rangga.

"Baik mas, kami permisi dulu" ucapnya dan pergi meninggalkan Rangga yang masih berdiri di atas pasir, wajahnya di terpa angin laut dan kakinya di terpa ombak.

Rangga kembali menatap ke depan, melihat ombak yang semakin tinggi. "Sayang, apa kamu baik baik aja sekarang. Sudah tiga hari kamu tenggelam, dan di mana keberadaan kamu sayang?" Tanya Rangga dengan air matanya yang kembali menetes.

Di tempat lain Seorang gadis tengah menunggu seseorang di sebuah ruangan di rumah sakit. Siapa lagi jika bukan Amel, gadis itu sudah menunggu Gavin sejak satu jam yang lalu.

Dia akan menunggu Gavin sampai kapan pun, bahkan dia akan terus mengejar Gavin sampai ia mendapatkan Gavin kembali. Saat ini Gavin tengah berada di ruang operasi, suster bilang bahwa Gavin tengah mengoperasi pasiennya.

"Lama banget sih Gavin, eh tapi gak papa deh. Kan demi Gavin, sampai kapan pun gue akan tunggu dia" ucap Amel dengan tersenyum.

Amel pun menoleh ke kanan dan kiri supaya melihat ketika Gavin datang. Tak lama setelahnya Gavin benar benar datang. "Ngapain lo disini?" Tanya Gavin dengan memandang Amel secara intens.

"Bawain kamu makan siang, pasti kamu laper kan. Yuk makan" jawab Amel dengan menunjukan rantang yang ia bawa.

"Mel, plisss. Gue mohon lo pergi dari sini, udah berkali kali gue bilang sama lo kalau lo gak perlu lagi capek capek ke rumah sakit buat bawain makan siang" ucap Gavin dengan nada tinggi tidak suka dan menatap Amel tajam.

Amel mengernyitkan dahinya dengan menggeleng. Dia tak pernah melihat Gavin berbicara dengan nada seperti ini sebelumnya. Bahkan yang Amel tau, Gavin itu sangat lembut kepada siapa saja.

"Gavin, kok lo kayak gini sama gue? Kenapa lo jadi gak ngehargai gue gini? Iya gue sadar kalau kita udah putus, tapi gue masih pengen jadi temen lo. Kita bisa sahabatan vin. Atau kita bisa perbaiki semuanya dari awal lagi. Kit-"

"Mel cukup!!!" Bentak Gavin dengan memotong ucapan Amel itu. "Pliss mel, lo pergi sekarang sebelum gue bisa kasar sama lo!!. Asal lo tau aja, gue udah berubah. Gue bukan Gavin yang dulu lagi, gue udah salah besar pernah buka hati gue buat lo mel" lanjutnya membuat air mata amel menetes.

Amel pun masuk ke dalam ruangan Gavin untuk meletakan rantang yang berisi makanan yang ia bawa. "Oke, aku akan pulang. Tapi aku juga mohon sama kamu, tolong makan makanan dari aku" ucap Amel dengan menahan tangisnya.

Tanpa menunggu balasan dari Gavin, Amel langsung pergi. Gavin menoleh ke belakang melihat Amel yang benar benar pergi meninggalkannya.

Sorry mel, bukan maksud gue buat lo nangis gini. Tapi lo harus tau, di luar sana gue terancam karena ada lo di hidup gue. Lagi pula gue tau kalau lo gak tulus cinta sama gue. Dan gue janji pada diri gue sendiri buat lupain lo mel. Ucap Gavin dalam hatinya.

Gavin memilih masuk ke dalam ruangannya. Dia melihat rantang yang diberikan oleh Amel. Gavin pun membukanya dan melihat makanan dari Amel. Itu adalah makanan kesukaannya dan Amel, pasti Amel telah membuatnya dengan susah payah untuk menciptakan rasa lezat di makanan itu.

Laki laki itu mengambil mengambil sendok yang ada di penutup rantang nya dan memakan pasta pomodoro masakan Amel itu. Gavin sangat menyukai pasta pomodoro, maka dari itu Amel selalu memasakkan pasta pomodoro untuk Gavin ketika Gavin marah.

•••

"Kita ikut Rangga sama Wira cari Bunga yuk, siapa tau Bunga ketemu kalau kita nyarinya rame rame" ajak Salma karena khawatir dengan Bunga.

"Gue tau, pasti lo khawatirnya sama Wira kan?" Tanya Bayu dengan tersenyum cengengesan.

Salma mengernyitkan dahinya. Sebenarnya benar ucapan Bayu, dia juga khawatir dengan Wira. Hanya dia yang bersedia menemani Rangga di sana.

"Cie cie Salma" sahut Via dengan mencolek lengan Salma.

"Apaan sih kalian berdua. Ya gue khawatir sama mereka tapi rasa khawatir gue lebih besar ke Bunga, udah tiga hari dia belum ditemukan" ucap Salma dengan menatap minumannya dan mengaduk aduk dengan sedotan.

Tomy pun angkat bicara setelah itu, mereka memutuskan untuk ikut mencari Bunga. Namun mulai besok karena siang ini sepertinya akan hujan. Langit pun gelap tak seperti biasanya.

•••

Jangan Lupa Vote dan Comment
Original by Dila Nur Hikmah
Kamis, 23 July 2020

Jangan Lupa Vote dan CommentOriginal by Dila Nur Hikmah Kamis, 23 July 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

!!!!!WARNING!!!!!

NO COPY!!!!
PLAGIAT harap Minggat!!!






Fraeclarus [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang