HAPPY READING
***
"Lo tenang aja Mita, gue gak akan biarin lo dalam masalah. Apa lagi sampai masuk penjara" ucap Sandra.
Mita memandang Sandra, dia bisa saja menemukan hal janggal dimata Sandra. Bisa bisanya Sandra sangat tenang setelah Mita menceritakan semuanya.
"Ya ampun san, lo masih bisa tenang saat bukti itu udah ada ditangan Salma?" Tanya Mita tak percaya.
Sandra tersenyum dengan memutar bola matanya. "Mit, gue tau Salma cuma gertak lo doang supaya lo ngaku. Lagian mana mungkin Salma punya buktinya, kalau pun dia punya pasti dia akan tunjukin ke kita supaya kita takut" jawab Sandra dengan tenang.
Benar juga apa yang dikatakan oleh Sandra. Jika Salma memang mempunyai bukti itu, maka dia akan menunjukannya. Tapi ini tidak, dia hanya bilang saja tanpa membawa buktinya.
"Iya juga sih" ucap Mita dan Sandra tersenyum.
"Gue cabut dulu ya, mau pergi sama Rista dan Zela" ucap Sandra dengan berdiri dari duduknya dan mengambil tasnya. "Iya" balas Mita dan melihat Sandra.
Sandra pun meninggalkan Mita yang masih duduk di sana. Saat pulang sekolah Mita mengajak Sandra untuk bertemu di cafe membicarakan hal yang di ungkapkan Salma padanya.
Di tempat lain Salma dan Wira tengah mencari sesuatu. Saat ini mereka sedang berada di Ancol di mana Bunga tenggelam.
"Mana ya sal?" Tanya Wira dengan memandang ke atas mencari bangunan yang mempunyai cctv yang mengarah ke pantai.
Salma menatap sebuah toko tak jauh dari tempatnya, dia melihat ada benda kecil yang sedang ia cari. "Wira Wira! Itu cctv kan?" Tanya Salma pada Wira dan laki laki itu menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Salma.
"Iya, kita kesana yuk" jawab Wira dan mereka pun ke toko itu.
Mereka berdiri di depan toko itu. Ada seorang pelayan yang masih melayani pelanggan. "Coba kita tanya dulu ya, semoga diijinin" ucap Wira dan Salma mengangguk.
Mereka ingin memeriksa di rekaman cctv itu, siapa tau Sandra dan Mita merencanakan semua itu di sini saat itu juga. Wira masuk dan tersenyum pada pelayan itu.
"Mbak saya mau tanya, itu cctv di depan masih aktif?" Tanya Wira.
"Masih mas, ada yang bisa saya bantu?" Jawab pelayan itu dengan ramah. "Alhamdulillah" ucap Salma karena mendengar jawaban pelayan itu.
Wira pun tersenyum ke arah Salma. "Jadi gini mbak, sekitar dua minggu yang lalu temen saya tenggelam. Dan saya mau meriksa cctv toko ini karena saya mau lihat kejadian ulangnya, dan saya lihat cctv nya menghadap ke arah pantai jadi saya yakin kalau semua terekam di cctv toko ini" ucap Wira.
"Mungkin saya bisa membantu mas dan mbak nya. Mari ikut saya" balas pelayan itu dan mengantar mereka berdua di sebuah ruangan yang ada beberapa komputer dan juga ada satu orang yang berjaga.
Pelayan itu menghampiri penjaganya dan meminta izin supaya Wira dan Salma di perbolehkan melihat cctv nya. Penjaga itu mengangguk paham dengan tersenyum.
"Baiklah, mari mas saya tunjukkan" ucap penjaga itu dan Wira tersenyum senang.
Salma juga ikut tersenyum, mereka berdua duduk di kursi sebelah penjaganya dan melihat ke komputer.
Penjaga itu mencari tanggal dan waktu yang di sebutkan oleh Wira. Dan di layar komputer itu terputar lah rekaman hari itu. Mereka berdua menatap dengan jelas layar komputer dan mengamati Sandra yang duduk bersama kedua temannya, tiba tiba saja ia memanggil Mita hingga gadis itu datang.
"Mas mas udah. Mas saya boleh minta salinan rekaman ini?" Tanya Wira.
"Biasanya boleh sih, tapi saya izin sama bos dulu ya" jawab penjaga itu dan Wira mengangguk.
Dia bernafas lega karena akhirnya mereka berdua telah menemukan dua bukti rekaman cctv. Satu di sini dan yang satunya lagi di sekolah saat Sandra memberikan uang kepada Mita dan memintanya untuk tutup mulut atas semua yang mereka lakukan di pantai saat itu.
"Akhirnya kita menemukan dua bukti, besok kita berikan ke polisi ya biar kasus tenggelamnya Bunga bisa di proses dan memberikan keadilan bagi Bunga" ucap Salma dengan tersenyum.
"Iya, aku juga ikut seneng akhirnya pelaku di balik tenggelamnya bunga bisa ditemukan, dan aku gak nyangka aja kalau Sandra dan Mita pelaku di balik semua itu" balas Wira dengan tersenyum untuk membalas senyuman Salma.
Wira sangat senang jika melihat Salma tersenyum seperti ini, sudah lama sekali Wira tidak melihat senyum Salma sejak Bunga tenggelam. Hanya air mata saja yang setiap hari Wira lihat dari Salma.
"Kamu jangan nangis lagi ya, walau pun sampai sekarang Bunga belum di temukan dan tim SAR sudah menyatakan kalau Bunga gak selamat, kamu harus tetep tersenyum melawan semuanya" ucap Wira dan Salma mengangguk.
Tim SAR sudah menghentikan pencarian Bunga sejak tiga hari yang lalu dan mereka menyatakan jika Bunga tak selamat karena tak ada satu pun orang yang bisa bertahan di dalam air selama berhari hari.
Tak lama setelahnya penjaga cctv pun datang dan kembali duduk di samping mereka berdua. "Gimana mas?" Tanya Salma.
"Bos saya mengizinkan. Tapi ada syaratnya, bos saya bilang jika rekaman cctv ini hanya boleh digunakan untuk kebaikan" jawab penjaga itu.
"Iya mas, kita butuh cctv ini sebagai bukti di balik tenggelamnya sahabat kita" sahut Wira dengan tersenyum.
Wira pun mengambil sebuah flashdisk dari dalam tasnya dan memberikan flashdisk itu pada penjaga untuk menerima salinan rekaman cctv itu.
Salma sudah sangat yakin bahwa dua bukti rekaman cctv itu sudah sangat kuat untuk menjatuhkan nama Sandra dan Mita di mata hukum.
Mereka berdua harus mendapatkan ganjaran atas apa yang sudah mereka perbuat pada Bunga. Salma tak bisa terima jika Bunga belum mendapatkan keadilan, mungkin Bunga bisa memaafkan perbuatan mereka jika Bunga masih ada. Namun ini Salma bukan Bunga, Salma akan menuntaskan semua masalah yang ada hingga benar benar selesai termasuk masalah kali ini.
Setelah mendapatkan salinan rekaman itu, mereka langsung pulang. Di perjalanan Salma tertidur, mungkin dia sangat lelah hari ini. Wira tersenyum karena Salma sangat damai dan cantik saat tidur.
•••
Jangan Lupa Vote dan Comment
Original by Dila Nur Hikmah
Minggu, 26 July 2020•
•
NO COPY!!!
PLAGIAT harap Minggat!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraeclarus [Terbit]
Teen FictionStart : 18 July 2020 Finish : 23 Agustus 2020 ••• "Ketika dia menjadi penyempurna Hidupku" (jangan plagiat, kalian tidak bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi penulis jika ceritanya dijiblak) ORIGINAL BY DILA NUR HIKMAH SABTU, 18 JULY 2020 [ON GO...