BAB 44 - Fraeclarus

277 34 0
                                    

🌼HAPPY READING🌼
Jangan Lupa Vote dan komen

***

"Coba kamu lihat cewek itu," tunjuk Gavin pada seorang wanita memakai pakaian rumah sakit yang duduk bersama seorang laki laki di bangku taman. "Iya kenapa?" tanya Bunga.

Gavin tersenyum dan berjongkok di samping Bunga. "Dia juga sama seperti kamu. Dia mengidap kanker, sudah dua tahun dia di rawat di rumah sakit ini. Perjuangannya tak sia sia, sedikit demi sedikit kanker di tubuhnya lenyap."

"Dulu dia sama kayak kamu, dia gak bisa terima dan selalu berfikir jika usianya tak kan panjang lagi. Tapi semuanya gak terjadi, dia berdoa dan berusaha bagaimana dia bisa sembuh," jelas Gavin dengan tersenyum.

Bunga yang mendengar cerita tentang wanita itu pun meneteskan air matanya merasa terharu dengan perjuangannya selama dua tahun ini.

"Aku mau kamu seperti dia. Aku mau kamu jangan pernah menyerah, aku yakin kamu bisa melawan kanker di tubuh kamu ini," ucap Gavin dengan tersenyum.

Bunga hanya diam mendengarkan ucapan Gavin. Mungkin saat ini Bunga belum bisa terima. Namun lama kelamaan dia akan terbiasa dengan kehidupan barunya. "Jangan sedih dong, aku akan selalu ada di samping kamu. Aku akan selalu menemani kamu, jangan takut ya," imbuhnya.

"Makasih kak," balas Bunga dengan tersenyum.

Gavin pun ikut tersenyum. Tangannya terangkat dan menghapus air mata Bunga dengan penuh kasih sayang. Bunga yang merasakan sikap baik Gavin hanya diam terkejut.

"Jangan nangis ya," ucap Gavin dengan tersenyum dan Bunga mengangguk pelan.

Gavin pun berdiri dan kembali mendorong kursi roda Bunga. Gavin berangkat pagi hanya untuk menemani Bunga berkeliling taman untuk mengusir rasa bosan.

Gavin berhenti di depan sebuah kedai minuman kecil yang ada di samping rumah sakit. "Mau jus apa?" tanya Gavin kepada Bunga.

"Alpukat," jawab Bunga dengan tersenyum.

"Oke tunggu ya," ucap Gavin dan Bunga mengangguk pelan.

Bunga mengedarkan pandangannya ke sekitarnya, hanya pohon pohon saja yang ia lihat. Tak ada satu pun sampah yang tercecer di jalanan. Di tempat sampah pun sangat bersih.

"Lihatin apa sih?" tanya Gavin setelah kembali.

"Lihat apa ya?" pikir Bunga dengan menatap langit, Gavin tersenyum melihat Bunga. Dia menatap Bunga dengan senyum yang mengembang. "Lihat sekitar, bersih."

Gavin tersenyum dan mengangguk. "Rumah sakit ini harus bersih, dan di sekitarnya pun harus menjaga kebersihan. Aku gak mau sekitar rumah sakit malah menjadi sarang penyakit dengan tidak menjaga kebersihan lingkungan," ucap Gavin dan Bunga mengangguk.

"Kamu itu dokter yang baik ya, sukses lagi, peduli lingkungan juga," balas Bunga dengan menatap Gavin.

"Kalau bukan kita siapa lagi, dan aku seorang dokter. Aku harus mengajak semua pasienku dan semua warga rumah sakit dan sekitarnya untuk menjaga kebersihan. Aku juga buat peraturan di sini, jika ada yang membuang sampah sembarangan akan didenda seratus ribu," ucap Gavin.

Fraeclarus [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang