•••
Setelah selesai ritual makan malam keluarga kami yang dirusuhi oleh kehadiran Pak Restu di meja makan, dikarenakan jam sudah menunjukkan malam hari, waktu beristirahat. Pak Restu memutuskan untuk berpamitan. Yes.. Yess..
Tetapi sebelum Pak Restu sempat berpamitan, dengan segala kemampuan dan jurusnya, Ibu Heni memindahkan segala isi kulkas berisi makanan hasil karyanya ke tempat makan kebanggaan ibu-ibu nasional, Tupperware. Diturunkan olehnya seluruh harta benda berharga warna-warni yang menjadi ancaman selama beberapa tahun kehidupan yang ku jalani. Aku memandangi kegiatan Ibu Heni dari kursi meja makan sembari menunggu intruksi apa yang akan beliau berikan, daripada aku harus menemani Pak Restu yang sedang berbincang dengan Ayah Arifin, selaku tumbal yang menggantikanku untuk menemani si Restu Ayah. Aku memilih untuk menunggu intruksi Ibu Heni.
"Rere, tolong ambil tote bag yang ada di kabinet lemari di bawah aquarium." titah Ibu Heni. Aku yang sedang melamun ria, secara otomatis berjengit menuju arah ruang tamu, karena aquarium besar tersebut menjadi sekat antar ruang di sana.
Aku memperhatikan tindak tanduk Pak Restu dari balik aquarium besar ini sembari merogoh kabinet lemari mencari tote bag permintaan Ibu, mataku memicing ke arah Pak Restu yang dengan asyiknya mengobrol dengan Ayah, sedangkan bibirku terus saja berkomat-kamit tanpa suara bagai mbah dukun merapal mantra, untung Pak Restu tidak sekalian ku sembur dengan air aquarium agar segera pulang.
"Pulang gak. Pulang gak." Selama Pak Restu berada di rumah ini, mantra bagus tersebut menjadi alternatif lain untuk mengusirnya. Biasanya mantra itu ampuh untuk aku praktikan kepada teman-teman Ibu Heni, tetapi mungkin karena kekuatan dari si Restu Ayah Ibu lebih kuat, sampai saat ini mantra tersebut sepertinya sudah tidak ampuh lagi, buktinya Pak Restu masih setia duduk bersama Ayah Arifin di sana.
Posisi duduk Pak Restu menghadap ke arah aquarium besar dan secara tidak sengaja matanya memergokiku yang melihat ke arahnya. Ia tersenyum kecil kepadaku, aku yang kesal melihat kelakuannya karena tidak segera angkat kaki dari rumah ini, melotot ke arah Pak Restu dengan sengaja sambil merapal mantra andalan. Karena tingkahku, dengan tampang santainya ia tertawa kecil dan menganggukkan kepalanya pelan seolah mengerti gerak bibirku yang sedang merapal mantra untuk mengusirnya.
Aku menunjuk mataku dengan kedua jari berbentuk huruf v, yang kemudian jari tersebut ku arahkan kepada Pak Restu, sebagai tanda ancaman terakhir yang kuberikan kepadanya jika tidak segera angkat kaki dari sini.
Pak Restu memandang ke arahku setelah menerima tote bag dari Ibu Heni berisi perbekalannya yang tadi ia siapkan. Kami sekeluarga mengantarnya ke depan rumah, di mana mobil si Restu Ayah Ibu terparkir. Aku yang sudah malas dan enggan untuk mengantarnya keluar, didorong dengan paksa oleh Ibu Heni agar dengan ikhlas dan tersenyum lebar mau menemani Pak Restu sampai ke mobilnya.
Setelah Pak Restu dengan apik masuk ke mobil besar berwarna hitamnya, Bu Heni dengan teburu-buru menghampiri kami, "Estu, Ibu boleh minta tolong gak? Maaf nih sebelumnya ngerepotin." Restu menurunkan seluruh kaca mobilnya hingga terbuka semua, "Kan Ibu mau masak rendang tapi lupa beli kelapa." Aku memandang heran kepada Ibu Heni dan Pak Restu secara bergantian. Lah, masa mau nyuruh anak orang beli kelapa. "Boleh, Bu Boleh." Pak Restu menjawab dengan cepat permintaan Ibu.
"Nah, jadi Estu tolong Ibu ya. Warung yang jual kelapa di depan perumahan, nanti tolong antar Rere ya. Kalau pulangnya dia disuruh jalan juga no problem kok."
"Iya Bu. Nanti bisa diatur." si Restu ibu tertawa mendengar guyonan yang menurutku sadis tersebut. Aku menghampiri Ibu yang berdiri di dekat pagar untuk mengambil uang, dengan sengaja aku mencubit kecil karena gemas akan kelakuan Ibu kandung sendiri yang sungguh tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
عاطفيةBuat mahasiswa, ketemu dosen yang baik, cakep dan gak pelit nilai itu anugerah. Gimana kalo kamu ketemu dosen yang baiknya dikit, gak pelit nilainya agak banyak dikit, tapi cakep bin julidnya banyak? Terus ditambah modusnya alus? Minat? ••• A story...