Jennie menyelesaikan mandinya. Ia mengenakan bath robe dan keluar dari sana. Jennie begitu miris melihat bajunya yang berserakkan dilantai. Air mata itu keluar lagi, ia mengambil celana trainning dan celena dalamnya untuk ia kenakan lagi. Tanpa pikir panjang, ia membuka lemari yang ada disana. Kemeja putih, itu pilihannya. Walau kemeja itu kebesaran untuknya tapi, ia sangat menyukainya.
Kini ia beralih ke meja rias. Disana cuman ada sisir dan parfum. Ia menyemprotkan parfum itu ke tubuhnya lalu, menyisir rambut panjangnya.
Dari cermin ia melihat jelas ada seseorang membuka pintu."Maaf, tuan. Tuan Sehun sudah menuggu anda di meja makan." Kata seorang pembantu itu.
"Baiklah, ahjumma. Aku akan segera kesana."
Ahjumma itu pergi meninggalkan Jennie. Mau gimana lagi, ia harus mengikuti peraturan disini. Jennie tahu kalau mereka bukan orang biasa. Ia harus berhati-hati dengan mereka.
Saat Jennie keluar kamar ia mendapatkan Rosè keluar dari kamar juga. Rosè langsung memeluk Jennie begitu erat.
"Jennie.. hiks.. hiks.. aku ingin keluar dari sini."
"Tenanglah, kita pasti bisa. Dan kita juga harus berhati-hati dengan mereka. Sudahlah, uljimarayo, Rosè." Ujar Jennie.
Kini mereka menuju ruang makan. Saat sampai disana, atmosfirnya sangat berbeda. Rosè yang merasa takut langsung bersembunyi dibelakang Jennie.
"Duduklah" Titah Sehun
"Rosè" sahut Chanyeol. Pria berambut pink itu bernama Chanyeol.
Mereka langsung duduk saling berhadapan. Kecuali pria yang berambut silver yang duduk di tengah. Jennie dan Rosè masih menundukan kepalanya dan memegang tangan satu sama lain.
"Tenang saja, aku tidak akan bercinta disini." Ujar Chanyeol.
"Ayo, semuanya. Kita sarapan." Ujar Pria berambut silver.
"Oh iya, namaku Baekhyun. Tidak usah takut, aku berbeda dari dua kakakku." Ujarnya memperkenalkan diri.
Jennie dan Rosè hanya menganggukan kepalanya. Sungguh suasana di meja makan sangat hening. Hanya detingan sendok dan garpu yang terdengar.
"Setelah ini kalian mau melakukan apa?" Tanya Baekhyun
"Melarikan diri." Ketus Rosè.
"Don't say that or–?
"You gonna kill me? Silahkan, itu akan mengurangi penderitaanku." Sahut Rosè memotong Chanyeol.
Tampaknya Chanyeol orang yang tempramental. Ia berusaha merendam emosinya. Beda dengan Sehun yang sangat tenang. Dan Jennie pikir dia paling berbahaya. Biasanya orang yang tenang lebih menakutkan. Apalagi Baekhyun, ia memiliki sifat yang berbeda dengan kedua kakaknya. Dari kelihatannya ia sangat bersahabat.
Acara sarapan bersama selesai, Jennie dan Rosè kini sedang berada dikamar. Jennie dan Rosè sibuk bagaimana cara mereka bisa keluar dari sini.
"Bagaimana ini, kita akan disini selamanya." Ujar Rosè.
"Rosè, kita harus mengikuti mereka. Aku yakin pasti ada jalan." Jawab Jennie. Tiba-tiba, Rosè mengambil ponsel Jennie yang semalam di lempar oleh Sehun.
"Untuk apa mengambil ponsel itu? Lupakan saja ponsel itu sudah rusak." Ujar Jennie. Rosè hanya diam dan menelisik ponsel Jennie.
"Hey, ponselmu menggunakan pelindung layar, lihatlah." Ujar Rosè. Jennie pun lega mendengar Rosè. Lalu, Rosè mencoba menghidupkan ponselnya.
Tuhan berada dipihak mereka. Ponsel itu hidup kembali dan juga batrenya masih banyak. Mereka mendengar suara pintu terbuka, Rosè langsung memasukan ponselnya kedalam kantung celananya dan pura-pura menangis. Jennie yang paham langsung mengelus punggung Rosè.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me! ✅
Fanfiction"When i choose you, it's mean you is mine and i never let you go. You just need to stay with me." # 👑1 jenhun # 👑1 hunnie # 👑1 hopenot # 👑1 angels #🎖100 taesoo #🥈2 jitae #🥇1 pcypcy #🎖11 yours #🎖9 survive #🎖28sehun #🎖969 jennie ⚠️PURE FROM...