Alex sedang menyantap makan malam yang didapatkannya dari sisa makanan di restoran di depan TV sembari menonton salah satu episode anime favoritnya saat pintu apartemen terbuka. Ia segera mengalihkan wajah, bertanya-tanya mengapa pintu apartemennya bisa dibuka oleh orang di malam hari. Tapi pertanyaan itu sirna begitu melihat Joshua datang dengan sebuah plastik belanjaan di tangan kanannya.
"Joshua?"
"Oh! Hai! Tumben makan malam." Kata Joshua sembari tersenyum lebar. Ia beranjak ke dapur, melepas dahaga.
"Aku kira kau sudah tidur." Balas Alex heran, ia sampai menghentikan kegiatan makan malamnya, sangking terkejut.
Joshua terkekeh. "Aku naik kapal terakhir dari Montreux."
"Woah!" Alex menggelengkan kepala. "Kenapa tidak menginap di sana saja?"
Pertanyaan Alex membuat Joshua terdiam untuk beberapa saat. Ia tidak pernah berpikir untuk menginap di Montreux, meski kawasan itu merupakan resort town di pinggir Danau Jenewa. Pria itu hanya tersenyum lalu masuk ke dalam kamarnya untuk menaruh plastik belanjaaan. Alex tidak puas, pertanyaannya tidak dijawab tapi urung untuk memaksa Joshua untuk menjawab--karena itu bukan urusannya.
"Makan apa? Aku kira kau suka diet tengah malam." Joshua duduk di samping Alex, menyindirnya yang memang suka mengganti makan malamnya dengan buah-buahan.
"Diet apanya!" Kekeh Alex. "Aku malah harus menaikkan sedikit berat badanku."
"Ah, ya... karena aku tidak pernah melihatmu sebelumnya, menurutku kau tidak kurus-kurus amat." Ujar Joshua sambil memperhatikan Alex dari atas kepala hingga ke bawah. Tentu saja hal itu membuat Alex gugup.
Seorang Joshua Hong menatapnya!!
"Tapi, ya, melihatmu yang hampir tidak pernah istirahat, mungkin kau harus makan lebih banyak." Lanjut Joshua membuat Alex makin speechless. Perhatian sekali pikirnya. Tapi tetap saja, kata-kata Joshua membuatnya kasihan kepada diri sendiri.
"I wish so."
"Omong-omong, temanku akan datang minggu depan. Will that be alright for you?"
Alex menaikkan kedua alisnya, ia menaruh piring yang sudah kosong di atas meja lalu menatap Joshua dengan rasa penasaran yang membuncah di dadanya. "Perempuan... atau... pria?"
"Vernon. Kau pasti tahu dia, kan?"
"Eh? Kau serius?"
Joshua tersenyum kecil. "Kau excited sekali."
"S-sorry... my fangirling habit." Alex menepuk jidatnya dan Joshua tertawa. Sebenarnya Alex merasa tidak nyaman, ia takut Joshua berpikir buruk tentangnya. Tapi, mau bagaimana lagi? Ia tetap seorang fangirl aslinya.
"Sudah bilang ke Mamie? Eh... I mean, apartemen di sini bebas, sih. Kau tidak perlu bilang ke Mamie." Kata Alex kikuk. Ia jadi makin gugup.
"Aku sudah kasih tahu Mamie. Kata Mamie, aku harus izin padamu karena mau bagaimana pun kau juga roomate-ku." Jelas Joshua sembari memangku dagunya di atas paha, tampak menunggu izin dari Alex yang merasa udara di sekitarnya menipis. Gadis itu ingin cepat-cepat membereskan piringnya lalu masuk ke kamar dan beristirahat.
"Well... kalau soal itu aku tidak pernah mempermasalahkannya, sih. Even kau bawa teman perempuan, pun, aku tidak akan mempermasalahkannya--dan tidak punya niat untuk mengurusinya. Feel free to bring anyone asalkan tahu waktu yang tepat untuk ribut." Kata Alex kemudian, membuat Joshua lega sekali. Pria itu tersenyum lebar, mengangguk-anggukkan kepala sambil melirik One Piece yang masih terputar di TV.
"Thanks, Alex."
"Santai." Ucap Alex buru-buru ke dapur untuk mencuci piringnya.
"Kau mau tidur setelah ini?"
"Hm? Pasti. Besok aku harus ke kampus lagi."
Joshua menggerakkan kepalanya agar bisa memperhatikan Alex di dapur. "Sibuk sekali, ya."
"Kind a." Alex tertawa lirih. "Bagaimana Montreux? Aku lupa menanyakannya padamu."
"So far, aku puas ke Queen's Studio dan Chillon Castle." Jawab Joshua mengingat-ngingat perjalanannya. Ia paling suka ke dua tempat itu meski sebenarnya hanya jalan-jalan di Kota Montreux sudah membuatnya puas.
"Chillon Castle? Pantas kau pulang malam sekali." Ujar Alex disusul kekehan Joshua.
"Aku tidak mau menyesal karena tidak mengunjunginya, Alex."
"I know I know. Aku akan melakukan hal yang sama kalau aku menjadi dirimu." Sahut Alex sembari melepaskan dahaga setelah selesai mencuci. Ia lalu berjalan menuju kamarnya.
"Aku tidur duluan, ya." Pamitnya.
Joshua mengangguk. "Nice dream, Alex."
"You too, Joshua."
~~~
Alex menutup mulutnya rapat-rapat. Ia bersandar di belakang pintu setelah menutup pintunya. Ia merasa dadanya akan meledak, jantungnya berdegup sangat kencang setelah mendengar Joshua mengatakan 'Nice dream, Alex'. Ia bahkan membalas Joshua! Sebuat kesempatan yang tidak pernah terbesit dalam benak Alex terjadi.
Kalau saja Alex tidak harus ke kampus esok hari, mungkin sekarang ia akan berteriak senang. Akan party dalam diam di media sosial private-nya. Akun Twitter tempat ia menumpahkan 'sampah' yang ada di benaknya. Jangan khawatir, akunnya dikunci dan ia tidak mengikuti atau diikuti siapa pun.
Sejak Joshua tinggal bersamanya. Beda kamar. Hanya satu apartemen. Alex merasa beban yang diembannya sangat berat. Ia harus menahan diri untuk tidak bercerita kepada siapa pun tentang apa pun yang dilakukan Joshua, bahkan kepada Mia atau Ella.
Masih dengan tangan yang menutup mulut, Alex beringsut duduk di atas kasur. Ia membuka ponsel dan mengetik sesuatu di media sosialnya itu. Hanya satu cuitan saja.
Aleexnyampah🔒: Rasanya mau mati aja!!!
~~~
Ditinggal sendiri di ruang tengah membuat Joshua merasa kesepian. Meski tayangan One Piece masih terputar dan suara Luffy agak ribut masuk ke telinganya, ia tetap tidak merasa terganggu. Pikirannya malah ke tempat lain. Ia membayangkan apa yang akan terjadi dengan Alex kalau Vernon sudah ada di apartemen ini.
Ia ingin melihat gadis itu excited, seperti yang ia lihat saat baru sampai di Lausanne. Ia pun membayangkan betapa asyiknya kalau Alex bisa ikut perjalanan mereka ke Bern atau mungkin ke Zurich sekalian. Gadis itu pasti bisa menjadi pemandu yang menyenangkan.
Sayangnya Alex terlalu sibuk. Joshua pun tidak mungkin mengajak gadis itu ke tempat jauh. Mau bagaimana pun juga ia tetap seorang idol. Kalau perjalanan mereka ketahuan, bisa-bisa kehidupan Alex terganggu dan ia tidak ingin itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joshua Hong is My Roomate! [Complete]
FanfictionBagaimana rasanya tinggal satu apartemen dengan Hong Joshua?