Alex dan Joshua bersandar melihat Jet d'Eau atau Air Mancur Jenewa yang tingginya mencapai 140 meter itu dari sebuah jalan setapak tidak jauh dari dermaga. Sebenarnya mereka ingin berjalan lebih dekat, sayangnya kawasan dermaga ramai dengan orang yang tengah menonton melihat pemandangan Jet d'Eau lebih dekat. Sesekali Joshua memotret air mancur itu saat lampu sorotnya berganti warna, ia juga merekam pemandangan itu dengan penuh semangat sebagai kenangan-kenangan.
"Mau aku foto?" Tawar Alex sembari melirik layar ponsel Joshua, melihat angle air mancur yang dipotret oleh pria itu.
"Boleh."
Joshua lalu memberikan ponselnya kepada Alex yang memundurkan langkah agar bisa memotret Joshua dengan pemandangan air mancur di belakangnya. Untung saja cahaya di dekat jalan setapak tidak terlalu gelap, jadi ia masih bisa mendapatkan foto yang sedikit oke. Alex memotretnya cukup banyak. Selain agar Joshua mendapatkan banyak foto kenangan, jiwa fangirling Alex muncul dan ia merasa puas bisa memotret Joshua sebanyak-banyaknya.
"Alex! Lihat ke sini!" Joshua menyahut begitu ponselnya sudah dikembalikan Alex. Ia menyandarkan punggungnya di pembatas jalan dengan bibir danau, mengangkat ponselnya tinggi untuk bisa memotret dirinya bersama Alex dengan background air mancur.
Dengan kikuk Alex menatap kamera ponsel pria itu. Ia tersenyum tipis di sana sembari menjaga jarak aman dengan Joshua. Selain pose senyum yang kikuk, ia juga mengangkat salah satu tangannya, membentuk tanda 'peace' untuk foto selanjutnya.
"Sebelum pulang, kau mau mencoba es krim enak dari Jenewa, tidak?" Alex bertanya saat Joshua sibuk melihat-lihat hasil jepretannya.
"Memangnya kita mau pulang?"
"Josh..." Alex menggerutu dan Joshua tertawa. Ia suka sekali menggoda Alex. Padahal kalau dipikir-pikir, seharusnya Alex senang bisa diajak liburan bersama idolanya berdua saja.
"Boleh. Seenak apa?"
"Hm... tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata." Kata Alex dengan senyum yang penuh membayangkan es krim favoritnya itu tersaji di depan mata.
Sedangkan Joshua di sampingnya mengerutkan dahi. Ia menatap Alex yang matanya berbinar-binar. Seumur hidupnya, rasa es krim bagi Joshua sama saja. Tapi melihat Alex sekarang membuatnya penasaran, seenak apa sebenarnya Es Krim Jenewa yang ingin dikunjungi Alex.
"Air liurmu tumpah." Kata Joshua sembari menekan pipi Alex menggunakan jari telunjuknya.
Alex terperangah. Ia berniat mengelap bibirnya tapi segera sadar kalau Joshua hanya menjahilinya. Dan pria itu sudah berlari kecil sambil tertawa melihat kebodohannya.
"Joshuaa!!!"
~~~
Phillipe dan Linda adalah nama suami istri pemilik Artyglaces, kedai es krim yang cukup ternama di Jenewa. Kedai kecil yang menyajikan Es Krim tanpa pengawet yang dibuat dari susu dan krim Gruyère yang juga terkenal karena menjadi bahan pembuatan keju terenak di dunia. Saat Joshua dan Alex datang berkunjung, kedua pasang kekasih itu menyambut mereka dengan hangat. Sembari menyajikan es krim, mereka juga menjelaskan pembuatan es krim dengan penuh semangat.
Alex yang pernah berkunjung sebenarnya sudah tahu jelas penjelasan mereka tentang es krim tersebut, tapi ia tetap senang mendengarkan. Apalagi saat melihat Joshua tampak khidmat mendengarkan, bahkan beberapa kali pria itu ikut bertanya mengenai Gruyère.
"Selamat menikmati!" Linda berseru setelah Alex membayar es krim mereka.
"Merci!" Balas Alex dan Joshua lalu berjalan keluar kedai untuk duduk di meja pinggir trotoar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joshua Hong is My Roomate! [Complete]
FanfictionBagaimana rasanya tinggal satu apartemen dengan Hong Joshua?