47

2.4K 272 14
                                    

Joshua sadar. Dirinya tidak terkendali selama beberapa hari terakhir. Harum tubuh Alex dan bibir gadis itu membuatnya mabuk kepayang. Ia bahkan sudah lupa dengan apa yang pernah ia katakan kepada Vernon waktu itu. Persetan dengan pekerjaannya sebagai idola. Persetan dengan media yang menyebut dating sebagai skandal. Sekarang ia hanya ingin merealisasikan keinginannya untuk bisa bersama Alex setiap saat.

Ia hampir membatalkan perjalanannya ke Annecy kalau Alex tidak ngambek. Hal yang makin membuatnya suka dengan Alex karena gadis itu tetap berpikir dengan logis. Padahal kalau dipikir kembali seharusnya Alex yang lebih tergila-gila kepadanya. Ini malah kebalikannya dan Joshua tidak bisa menyalahkan diri sendiri.

Cinta memang buta dan tiba-tiba datangnya. Joshua tidak pernah membayangkan bisa berakhir menyukai fansnya sendiri di belahan dunia lain. Bukan Benua Amerika dan Asia, tapi Eropa!

"Tetap hati-hati, Kak." Vernon memperingatkan. Wajahnya penuh seringai menatap Joshua dari layar telepon setelah Kakaknya itu bercerita mengenai hubungannya dengan Alex. Ia sendiri tahu kejadian ini akan terjadi juga, cepat atau lambat.

"Jangan beritahu hal ini kepada yang lain, ya."

"Aman." Vernon mengacungkan jempol. "Jadi, apa rencanamu selanjutnya?" Tanyanya kemudian.

Joshua mengedikkan bahu. "Sepertinya aku akan menghabiskan minggu terakhirku di Lausanne."

"Ya, harus begitu. Kau harus memanfaatkan waktumu bersama Alex sebelum kau kembali ke sini."

"I will, with pleasure."

"Main aman saja." Vernon menggodanya.

"A-apa!?"

"Play safe, Kak. Jangan gegabah." Kata Vernon lagi. Joshua mendelik kepadanya, ia menggeleng keras. "Tenang. Aku tidak akan melakukannya."

"It's all up to you, Kak. Itu hakmu. Pesanku hanya satu: Play safe." Kata Vernon sembari tertawa geli. Joshua sudah mendesis kesal. Kalau Vernon ada di hadapannya, anak itu pasti sudah habis menjadi bulanannya.

"Have fun, Kak. You gonna missed all those things you do there if you back here." Ujar Vernon akhirnya lebih masuk akal. Joshua mengangguk. "I will."

"Terutama saat bersama Alex."

"Tentu saja. Kau tidak perlu khawatir."

~~~

Kepergian Joshua ke Annecy adalah jeda yang cukup memuaskan bagi Alex. Ia tidak pernah berpikir bahwa kehadiran Joshua di apartemen, dikala keduanya memiliki perasaan yang sama dan saling tahu, akan membuatnya kecanduan atas segala perhatian yang diberikan pria itu. Meski terkadang Alex kewalahan karena pikirannya selalu membawanya ke ribuan pertanyaan mengenai kejelasan hubungan mereka sekarang.

"Alex." Suara Chico menyahut dari ujung koridor asrama. Ia baru saja keluar dari kamar Ella, lepas menikmati tidur siangnya sekejap.

Bulu kuduk Alex meremang. Ia pura-pura tidak mendengar dan berjalan dengan langkah yang sangat besar. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya Chico pikirkan, padahal beberapa waktu lalu pria itu memakinya di depan Joshua. Sebuah kejadian yang membuatnya ketakutan setengah mati sampai harus tidak masuk kerja.

"Alex! Espérame! Tunggu Aku!"

"Alex!! Tunggu!" Chico berhasil menarik tangannya hingga Alex berbalik menghadap pria bertubuh 2x lipat lebih besar dari dirinya itu.

"¿Que esta pasando? Ada apa, Chico!?"

"Roomate-mu!" Seru Chico dengan kedua mata melebar. "Dia seorang artis, kan?"

Rasanya seperti ditimpa ribuan kilo beban, tubuh Alex lemas sekali setelah mendengar pertanyaan Chico tersebut. Ia melirik ke sekeliling koridor, ada beberapa orang yang berlalu-lalang di sana. Alex tidak mungkin bercerita kepada Chico soal fakta itu. Kepada Ella saja tidak.

"A-apa maksudmu?"

"Roomate-mu artis Korea! Kau tahu, kan? Kau suka sekali dengan Korea, kan? Bagaimana bisa kau tidak tahu!?"

Dada Alex berdebar. Bukan karena kehadiran Chico, tetapi karena apa yang baru saja keluar dari mulut pria itu. Bagaimana bisa seorang Chico tahu Joshua adalah seorang artis!? Karena tidak ingin Chico mencium keheranannya, Alex menggelengkan kepala sembari melepas genggaman Chico pada lengannya. "Hanya mirip saja, mungkin. Bagaimana bisa seorang artis ke Lausanne dan tinggal di apartemen biasa denganku!?"

Chico mematung, ia tampak berpikir sehingga memberikan kesempatan bagi Alex untuk segera beranjak. Dalam hatinya, Alex berharap pria itu bisa percaya dengan apa yang ia katakan.

"Alex!" Seru Chico kembali.

Karena tidak ingin kejadian waktu itu kembali terulang, kali ini Alex berlari kencang keluar gedung asrama. Tidak ingin menunggu bus, Alex melanjutkan langkah lebih jauh dari kawasan kampusnya, mencari halte lain yang bisa mengamankannya dari seorang Chico.

~~~

Bulu kuduk Joshua meremang begitu ujung matanya menangkap pemandangan seseorang berwajah Asia tengah memegang kamera menyorotinya. Ia memelankan langkah, berpura-pura menatap pemandangan Danau Annecy padahal matanya melirik ke arah lain. Joshua yakin sekali ia melihat seorang reporter membuntutinya. Sebuah hal yang tidak diinginkannya apalagi sekarang ia tengah tinggal bersama Alex di Lausanne. Kalau ketahuan, bisa-bisa namanya tercoreng di industri entertainment.

Saat ia merasa jalan terlalu jauh, Joshua segera terhenti dan membalikkan badan. Tepat sekali tebakannya. Seorang pria berkamera DSLR hendak memotretnya dari belakang, namun begitu Joshua berbalik, ia segera berpura-pura memotret pegunungan yang mengelilingi danau itu seperti seorang turis.

Karena tidak ingin membuat masalah, Joshua ikut berpura-pura tidak tahu dan melangkahkan kaki lebar-lebar kembali ke jalan utama. Rencananya ia akan ke Old Town dan pasar lokal, berencana meleburkan diri agar bisa menghilangkan jejak.

Joshua berharap reporter itu tidak mengikutinya hingga ke Lausanne atau ia harus cepat-cepat kembali ke Korea.

Joshua berharap reporter itu tidak mengikutinya hingga ke Lausanne atau ia harus cepat-cepat kembali ke Korea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Joshua Hong is My Roomate! [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang