Mia mengerucutkan bibir memandang Alex yang berjalan pincang menghampirinya yang tengah duduk di sofa ruang tengah apartemen sahabatnya itu. Merasa kasihan kepada Alex yang tidak bisa bekerja selama beberapa hari di Au Chat Noir karena kakinya yang terkilir. Kesempatannya bertemu dengan Alex pun semakin berkurang padahal biasanya mereka bisa bertemu, mengobrol banyak hal hampir setiap hari di ruang ganti restoran tempat mereka bekerja. Belum lagi Alex sudah mulai sibuk dengan persiapannya menjadi akademisi di EHL, jadwal perempuan itu mulai berkurang banyak hingga saat mendengar Alex sakit, Mia langsung menghampiri perempuan itu di apartemennya.
"Kau tidak mau ke rumah sakit?" Mia bertanya khawatir, mengelus paha Alex yang sudah duduk di sisinya.
Alex langsung menggeleng. "Mahal, Mia. Lagipula aku hanya terkilir. Besok juga sudah baikan."
"Kalau Kakimu patah bagaimana?"
Kedua mata Alex menyoroti Mia dengan tajam. Ia lalu menepuk-nepuk tulang kering kakinya yang terkilir dengan pelan. "Lihat? Aku baik-baik saja, kan?"
"Ya... siapa tahu?"
Alex menggeleng. "Ça va bien, Mia. Aku baik-baik saja. Temanku yang bekerja di rumah sakit sudah memeriksanya dan dia bilang aku hanya terkilir."
"Sejak kapan kau punya teman yang bekerja di rumah sakit?" Tanya Mia sangsi, kedua matanya menyipit ke arah Alex yang sudah nyengir.
"Aku baru berkenalan dengannya beberapa hari lalu. Hélène memperkenalkannya padaku." Jawab Alex sekenanya, tidak ingin menjelaskan lebih lanjut karena Mia akan makin kepo kalau tahu teman barunya itu adalah seorang pria.
Tidak pernah dipahami Alex hingga saat ini tabiat kedua teman dekatnya. Entah Ella atau Mia. Mereka sangat senang jika tahu dirinya memiliki teman pria baru. Selain ingin ikut berkenalan, keduanya juga sering sekali bersikap seperti Mak Comblang yang ingin menjodohkannya dengan siapa pun. Seakan keduanya ingin dirinya berpacaran, atau keduanya kasihan melihat dirinya yang terlalu sibuk--dan butuh pria untuk berkencan.
"Terus, kampusmu bagaimana? Tesmu belum dimulai, kan?"
"Tesnya minggu depan. Semoga kakiku sudah lebih baik." Alex menenangkan Mia yang masih mencecarnya. Perempuan itu khawatir sekali padahal Alex hanya terkilir--dan sedikit galau jika Mia bisa diberitahu soal masalahnya dengan Joshua.
Mungkin yang membuat Alex belum kunjung pulih hari ini adalah hatinya yang gelisah. Ia jadi malas ke mana-mana dan tidak punya semangat untuk berkegiatan setelah teleponan singkatnya dengan Joshua kemarin sore. Hatinya sakit dan Joshua pun tidak memberinya kabar sedikit pun sampai sekarang hingga Alex juga enggan mengirimkan pria itu penjelasan tentang kakinya yang terkilir. Kalau saja Joshua bisa sedikit lebih sabar dan bertanya baik-baik mengapa Aaron bisa ada di apartemennya.
"Kau belum mau resign dari Au Chat Noir, kan, Alex?"
Alex tersenyum kecut, lamunannya tentang Joshua buyar saat mendengar pertanyaan lirih Mia. Ia pun memandang sahabatnya itu dengan penuh maaf. "Sepertinya setelah tes, aku akan resign."
"Aïe!"
~~~
Joshua terbangun dalam keadaan mood yang hancur hari ini. Semalam ia kesal bukan main pada Alex yang memutuskan sambungan telepon mereka secara sepihak padahal ia belum puas mempertanyakan hubungannya dengan seorang pria bernama Aaron yang menjawab teleponnya. Kekesalan Joshua juga ada andil dari rasa lelah yang ia rasakan karena menantikan telepon Alex yang tidak kunjung ada sampai ia ketiduran. Saat telepon Alex masuk, ia pun masih setengah sadar hingga emosinya tidak bisa tertahankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joshua Hong is My Roomate! [Complete]
FanficBagaimana rasanya tinggal satu apartemen dengan Hong Joshua?