La Terrasse.
Alex tidak paham mengapa Joshua sangat ingin mengunjungi cafè pinggir Danau Jenewa itu bersamanya. Padahal semua tempat sama saja, bahkan menurut Alex lebih baik menghabiskan waktu di Sauvabelin Forest sembari memanggang daging dan berenang di Danau Sauvabelin (atau bermain perahu karena Alex tidak suka berenang). Tapi ia sendiri tidak ingin hal itu terjadi. Pokoknya jalan-jalan bersama Joshua adalah hal yang tidak begitu ingin dilakukannya lagi. Alex tersadar bahwa rasa sukanya kepada Joshua semakin menjadi setelah menghabiskan banyak waktu dengan pria itu.
Hari belum gelap, cahaya mentari masih bersinar terik saat ia, Joshua dan Vernon sampai di La Terrasse. Ketiga orang itu segera mengambil meja tepat di pinggir Danau Jenewa yang tidak terhalang kapal-kapal yang sedang parkir. Dari tempat itu mereka bisa melihat Pegunungan Alpen yang megah sampai Joshua dan Vernon berulangkali memotretnya.
"Kalian berdua mau aku foto?" Tanya Alex karena tidak sampai hati melihat Joshua yang daritadi berusaha menentukan angle selfie yang tepat bersama Vernon.
"Boleh." Kata Joshua lalu menyodorkan Alex ponselnya. Dengan cekatan, Alex memotret, bahkan membantu kedua manusia itu untuk menentukan angle dan pose yang tepat.
"Kau cekatan sekali." Vernon menyahut.
"Kalian seharusnya tidak meng-underestimate kemampuan fangirl dalam memotret." Balas Alex setengah bercanda tapi kedua orang itu menganggapnya serius sampai mulut mereka menganga selama beberapa saat.
"Aku memang tidak boleh merendahkan kemampuanmu, Alex." Joshua berkata sembari melihat foto-foto yang dijepret Alex. Vernon pun penasaran dan ikut melirik hasil fotonya. Tidak lama Vernon menepuk-nepuk tangan. "Fangirl memang dewa!"
Dipuji seperti itu membuat Alex kikuk. Ia segera mengedarkan pandangan ke arah Pegunungan Alpen, mengindahkan pujian mereka yang terdengar makin berlebihan.
"Jadi, besok kalian ke Perancis? Berapa lama?" Alex bertanya setelah kedua pria itu selesai melihat-lihat foto di ponsel.
"Sehari saja." Jawab Joshua. "Lusanya kami akan ke Bern dan menginap di sana selama sehari."
"Sudah dapat hotel untuk menginap?"
Joshua menggelengkan kepala. Vernon hanya bisa manggut-manggut. Itu semua urusan Joshua. Kehadiran utamanya di Lausanne hanya untuk mendatangi pria itu, bukan jalan-jalan meski ia lebih menginginkan hal itu. Awalnya ia khawatir dengan Joshua apalagi saat mengetahui bahwa Alex adalah fansnya. Ternyata, Alex memang tidak seburuk yang ia kira. Gadis itu tampak... normal.
"Makanya aku mau minta bantuanmu nanti." Ujar Joshua malu-malu. Alex nyengir. Ia hanya bisa menahan tawa melihat sikap Joshua yang tampak tidak enak dengan permintaannya.
"Iya, aku punya beberapa rekomendasi."
"Serius?"
"Ya... kau pikir sebagai anak Pariwisata aku tidak tahu apa-apa soal itu? Tenang. Kau berada di tangan yang tepat, Joshua."
"All hail Alex!" Vernon refleks menyahut membuat Alex tertawa kencang.
Ia tidak pernah membayangkan bisa bersosialisasi sedekat ini dengan dua anggota Idol favoritnya. Rasanya seperti mimpi di siang bolong.
~~~
"Alex!"
Tangan Alex ditarik oleh seseorang saat ia baru memesan kudapan dan Bir di dekat kasir. Tentu saja Alex terkejut, ia hampir memekik saat tahu orang yang memanggilnya adalah Ella.
"Ella! Ya Tuhan! Aku kira siapa!" Alex menepuk bahu Ella pelan. Ia meringis melihat sahabatnya itu di tempat selain asrama dan kampusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joshua Hong is My Roomate! [Complete]
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya tinggal satu apartemen dengan Hong Joshua?