26

2.4K 317 29
                                    

Alex

Maaf aku tidak bisa mengantar kalian.
Hati-hati di jalan.
Kalau sudah sampai bilang.
Have fun!

Pesan dari Alex membuat bulu kuduk Joshua meremang. Ia menatap lama layar ponselnya. Jari-jarinya sudah siap mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan itu tapi pikirannya malah memutar kembali kejadian di pagi buta, dimana Alex mengecup bibirnya selama beberapa detik. Ciuman yang membuat jantungnya berdegup tidak keruan.

"Kak? Kau baik-baik saja?"

Suara Vernon menyadarkannya. Joshua segera menggelengkan kepala. "I'm fine." Katanya lalu memasukkan kembali ponsel ke dalam jaket yang ia kenakan.

Sepertinya ia belum bisa membalas pesan Alex. Ia harus meluruskan pikirannya, harus membuang memori tidak penting itu. Toh, ia yakin Alex tidak akan mengingatnya.

"Aku penasaran, Alex sudah bangun belum, ya?" Tanya Vernon retoris sembari tersenyum lebar. Ia tampak menahan tawa, membayangkan Alex yang mungkin kelabakan karena tahu dirinya dibopong oleh dua anggota Seventeen saat mabuk.

"Kenapa kau penasaran begitu?" Tanya Joshua dengan kernyitan pada dahinya.

Vernon terkekeh. "Bayangkan, kau bangun dan memorimu saat mabuk muncul di kepala, Kak? Alex pasti merasa malu luar biasa! Apalagi kalau dia ingat bagaimana kita membawanya ke apartemen hahahaha!"

Tawa Vernon menggelegar. Ia tampak geli membayangkan hal itu tapi Joshua sama sekali tidak tertawa. Ia malah takut kalau Alex mengingat kejadian saat gadis itu mabuk. Takut Alex mengingat bagaimana ia meracau lalu mengecupnya. Pasti akan lebih mengerikan. Joshua tidak bisa membayangkam hal itu terjadi dan berharap memori Alex saat mabuk tidak terkumpul semuanya.

"Gila! Alex pasti sedang misuh-misuh dengan dirinya sendiri!" Vernon masih tertawa dan Joshua kesal mendengarnya.

"Tampaknya kau jadi lebih dekat dengannya, Vernon. Ku pikir kau tidak percaya kepadanya."

"Hah?" Vernon menahan tawa. Ia terkejut mendengar pernyataan Joshua. "Bagaimana?"

"Kau jadi lebih dekat dengan Alex." Ucap Joshua penuh penekanan.

Selama beberapa menit keduanya terdiam, hingga suara roda kereta yang membelah rel dan obrolan kecil dari penumpang lain terdengar nyaring di telinga mereka. Pemandangan pegunungan Swiss di luar jendela pun tidak membuat mereka mengalihkan tatapan dari mata masing-masing.

"Whoa whoaa! What's the matter, Kak? You seems annoyed, jealousy." Seru Vernon heran.

Joshua membasahi bibirnya. "I'm not! I'm just asking!"

"No you are not." Vernon menggelengkan kepala. "Kau harus melihat mukamu sekarang! Seperti singa yang mau menerkamku. Kau cemburu, Kak."

"Omonganmu."

"Shut up the bullshit, Kak. Tell me the truth, kau cemburu, kan?"

"Fuck off. That's impossible!"

~~~

"Kau masih bau alkohol."

Mia mengipas-ngipas udara di depannya, meyindir Alex yang tengah bersandar lemas di lokernya. Ia tahu Alex mabuk karena sejak masuk kantor, wajah gadis itu sangat muram dan terlihat lelah. Meski Alex selalu bekerja, ia tidak pernah tampak lelah. Hanya satu yang membuatnya seperti itu; mabuk.

Joshua Hong is My Roomate! [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang