Sequel II [LDR Part 4]

811 106 3
                                    

"Je suis sincerement Desolée." Ucap Alex, entah untuk yang ke berapa kali, kepada dosennya, Ms. Conner, dosen Bisnis Komunikasi yang memiliki janji dengannya hari ini lewat telepon.

Alex merasa tidak enak, meminta maaf berkali-kali kepada Ms. Conner karena ia tidak bisa menepati janji itu karena kecerobohannya sendiri yang lari terbirit-birit keluar gedung apartemen untuk mengejar Metro hingga ia terjatuh di undakan dekat pintu keluar. Mengakibatkan kakinya terkilir, ditambah luka tergores pada lutut dan telapak tangannya hingga ia kesulitan untuk berjalan. Sebenarnya Alex bisa saja memaksa diri tapi Aaron yang baru pulang kerja langsung menggendongnya ke pos satpam apartemen untuk menenangkan dirinya yang sempat shock.

Pria itu juga yang tidak memperbolehkan Alex untuk keluar apartemen hari ini, yang memapah Alex kembali ke unit apartemen untuk mengobati dan membugkus bagian kakinya yang terkilir menggunakan perban elastis setelah sebelumnya mengompresnya dengan es batu. Alex pun tidak bisa menolak karena kakinya memang terkilir cukup parah--sakitnya terasa setelah ia sudah berada di apartemen, duduk di atas sofa saat Aaron mengobatinya.

"Iya, Ms. Conner. Maaf atas kecerobohan saya." Kata Alex lagi, menatap kosong ke arah kakinya di atas meja tengah yang sudah diperban.

"Tidak apa-apa, Alex. Kita bisa perbincangkan lagi nanti. Cepat sembuh." Balas Ms. Conner tenang, melegakan hati Alex sampai perempuan itu menghela napas diam-diam.

"Terima kasih, Ms. atas perhatiannya. Saya akan hubungi secepatnya jika kaki saya sudah membaik."

"Ya, saya tunggu Alex. Tolong jaga kesehatan, dan semoga anda pulih secepatnya." Kata Ms. Conner sebelum pamit dan mematikan sambungan telepon mereka.

"Kau harus merilekskan kakimu, Alex. Lebih baik kau berbaring di kamarmu." Sahut Aaron dari dapur, membuat roti lapis selai untuk Alex yang belum sarapan. Ia bersuara setelah memastikan perempuan yang duduk di sofa sambil mensenjolorkan kaki di atas meja berhenti berteleponan dengan dosennya.

"Tidak apa-apa, Aaron. Terima kasih sudah menolongku." Kata Alex, memamerkan senyum terbaiknya kepada Aaron. Merasa benar-benar berterimakasih atas bantuan pria itu yang baru saja pulang dari rumah sakit.

Bohong jika Alex tidak merasa tidak enak kepada Aaron. Pria itu pasti lelah setelah bekerja, tapi malah harus mengurusnya sekarang. Bahkan Aaron masih mengenakan seragamnya, tas kerjanya pun berada di atas meja makan.

"It's okay, aku jadi merasa bersalah telah memanggilmu tadi. Kalau saja aku tid--"

"Tidak apa-apa, Aaron. Aku memang ceroboh." Alex memotong omongan Aaron yang sudah beberapa kali menyeruakan penyesalannya.

Aaron tidak salah pikir Alex. Apa yang terjadi di depan pintu gedung apartemen mereka murni kesalahannya yang terlalu terburu-buru karena terlambat bangun. Jika ia bisa tidur lebih cepat atau bisa lebih tenang, mungkin ia akan baik-baik saja. Tapi nasi sudah menjadi bubur, semuanya sudah terjadi. Lagipula ia memang ingin begadang demi bisa berteleponan dengan Joshua dan Ms. Conner tidak mempermasalahkan janji mereka yang batal hari ini.

"Hmm... kalau begitu sekarang kau harus makan ini. Aku tidak bisa membuatkanmu makan siang." Kata Aaron menyerahkan sepiring roti lapis selai kepada Alex yang menerimanya dengan suka cita karena perutnya memang sudah berbunyi sejak tadi.

"Maaf sudah menyusahkanmu." Ujar Alex sebelum memasukkan roti lapis itu ke dalam mulut. Aaron yang sudah duduk di sisi Alex dengan tubuh menghadap perempuan itu mengangguk pelan, tersenyum tipis kepada Alex yang mengunyah roti buatannya dengan penuh khidmat.

Alex kelihatan sangat lapar dan Aaron memperhatikannya dalam diam. Terbesit kejadian di lantai dasar apartemen saat Alex terjatuh. Ia refleks berteriak dan menggendong perempuan itu ke pos satpam. Perasaannya gundah sekali melihat Alex jatuh karena ia merasa punya andil atas kejadian tersebut. Kalau ia tidak memanggil Alex, kemungkinan besar perempuan itu akan baik-baik saja, sudah bertemu dengan dosennya di kampus.

Joshua Hong is My Roomate! [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang