24

2.3K 306 11
                                    

Joshua menegak bir sembari menikmati permainan Live Music di Les Arches. Di hadapannya Alex duduk sedikit kikuk. Ini pertama kalinya sejak beberapa hari yang lalu ia berduaan dengan Joshua, bahkan ia lebih sering ngobrol dengan Vernon yang saat ini sedang pergi ke toilet. Entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang berbeda dengan Joshua, pria itu agak lebih perhatian dari biasanya dan hal tersebut agak mengganggunya.

"Besok kau kuliah jam berapa?" Tanya Joshua memecah keheningan.

"Hmm... mungkin aku pergi jam 9 pagi saja." Jawab Alex sembari menggaruk tengkuknya. Joshua mengangguk-angguk. "Maaf, ya, aku lupa kalau besok Senin."

"It's alright. Sesekali."

"Once in time selama aku mengajakmu, ya." Tawa Joshua membuat Alex tersenyum. Joshua benar. Hanya karena Joshua ia bisa seperti ini, pergi keluar rumah di malam Senin. Padahal biasanya ia paling malas diajak keluar apalagi ke Les Arches.

"Tu, Alex? Benar, kan, Alex?" Suara itu segera membuat Alex dan Joshua menengadah. Keduanya melihat Chico menutup mulut tampak tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tanpa dipersilahkan, pria itu duduk di samping Joshua dan menatap Alex penuh tanya.

Joshua membulatkan kedua matanya, ia melirik Alex yang tengah menepuk jidat. Gadis itu meringis dan kelihatan kesal melihat pria asal Spanyol yang--hampir Joshua lupa--pernah ditemuinya di Docks. Ia pun sebenarnya tidak senang juga dengan kelakuan Chico yang tidak sopan di hadapannya. Bahkan Joshua yakin, Chico lupa kalau ada ia di sampingnya karena mata pria itu tidak lepas dari Alex.

"Ada angin apa? Kenapa kau bisa ke sini, Alex?" Cecar Chico. Alex segera melirik Joshua yang masih membulatkan kedua bola matanya, menahan tanya yang mungkin tengah bergerumul di kepalanya.

"Temanku." Alex menggerakkan tangannya ke arah Joshua.

Benar saja. Chico baru sadar kalau ada Joshua di sana karena ia segera ber-high five dengannya meski tatapan Joshua seakan menunjukkan sirat heran dan tidak bersahabat. "Ow, sorry! Aku terlalu kaget melihat Alex ke sini." Kata Chico dengan Bahasa Inggris seadanya.

"Yeah, aku bersama teman-temanku." Sahut Alex.

"Teman-temanmu?" Chico mengernyit. Ia tentu saja heran karena Alex bukan tipe yang suka keluar dan lingkup pertemanannya di Swiss terlalu kecil jadi agak aneh begitu tahu Alex punya teman-teman lain yang belum diketahuinya.

Alex memutar kedua bola matanya. "Kau ke sini dengan siapa?"

"Ella, Max, Loui... seperti biasa, kau tahu?" Jawab Chico tampak santai, ia menunjuk ke salah satu sisi Bar yang berhadapan dengan panggung tempat seorang pemusik tengah beraksi. Alex menghela napas, ia bisa melihat teman-temannya tengah berkumpul. Akan berbahaya kalau mereka tahu ia berada di sana, bisa-bisa besok ia tidak akan masuk kelas.

"Kalian mau bergabung dengan kami, tidak? Loui akan mentraktir kita bir sepuasnya." Ajak Chico kepadanya.

"Tidak." Alex menggelengkan kepalanya.

"Ayolah!" Suara Chico agak lantang. Pria itu tiba-tiba berdiri dan meraih pergelangan tangan Alex untuk ikut bersamanya. "Aku pinjam Al--"

"Tidak, Chico." Kata Alex tegas sembari menarik tangannya kembali.

"Al--"

"She's saying no, Man." Tiba-tiba Joshua berseru dengan tegas. Ia membuat Chico dan Alex mematung di posisi mereka. Tentu saja keduanya terkejut. Apalagi Alex yang merasa aura Joshua tampak menakutkan, ditambah tatapan matanya menajam ke arah Chico.

"She's my friend, Man. I'd bring her to our friends." Balas Chico tak mau kalah. Emosinya tersulut karena hatinya terluka ditegur oleh Joshua tadi.

"No, Chico. I say no. Please." Alex menghentakkan gelas birnya di atas meja. Ia menatap Chico kesal. "Aku punya tamu sekarang, bisakah kau paham itu?"

"Dia cuma roomate-mu, Alex. Lagipula kalau dia mau, dia bisa ikut bergabung dengan kami di sana."

"Chico, please. Aku bilang aku bersama teman-temanku. Bisa kau pergi sekarang? Aku takut kita diusir karena keributan tak berdasar ini." Jelas Alex menahan kesal. Ia bisa melihat beberapa pasang mata melihat ke arah mejanya dan ia tidak ingin membuat masalah di sana.

"Kau benar-benar, Alex. Aku kecewa padamu." Sahut Chico dan berlalu dari mejanya.

Setelah pria itu pergi Alex segera meneguk bir dalam gelasnya hingga tandas. Ia tahu Joshua melihat ke arahnya penuh tanya. Pria itu juga masih kesal dengan sikap Chico yang kekanak-kanakan. Alex pun. Bahkan sekarang ia bertanya-tanya mengapa ia pernah menyukai Chico. Untung saja mereka sudah putus karena kejadian itu. Tuhan memang sangat baik hingga menjauhkan Chico dari hidupnya sesegera mungkin.

"Maaf," Alex berkata. Ia memberanikan diri untuk menatap Joshua sesaat, lalu kembali menunduk karena tatapan pria itu membuatnya agak takut.

"Dia benar temanmu?"

"Y-ya."

"Kau yakin?"

Alex mengangkat kepalanya. Ia mengernyit tidak paham dengan pertanyaan Joshua.

"Dia seperti anak kecil yang merasa temannya direbut oleh orang lain." Ujar Joshua sembari menyeringai. Ia lalu menggelengkan kepala dan menegak birnya hingga tandas. Tampaknya mood Joshua jadi buruk karena kehadiran Chico tadi.

"Maaf. Dia memang kekanak-kanakan." Kata Alex kikuk. Ia menggerak-gerakkan jarinya di atas meja, berharap Vernon datang segera.

"Talking about that guy, He's going here again."

~~~

Alex memijit keningnya yang mulai sakit. Ia duduk di salah satu bangku depan panggung, menonton Joshua dan Vernon beradu panco dengan Chico dan Max. Alex tidak mengira kedua idol yang biasanya ia lihat di TV itu mau bergabung dengan teman-temannya, meski agak dipaksa oleh Chico yang membawa Loui dan Ella ke mejanya untuk melobi Joshua untuk bergabung. Tak lama Vernon datang dan pria itu tampak bersemangat untuk mengiyakan ajakan Ella.

"Kau baik-baik saja, Alex?" Ella bertanya sembari meneguk bir--entah sudah gelas ke berapa, tapi gadis itu memang kuat minum.

"Nope. You know I can't handle too much alcohol." Jawab Alex sembari membaringkan kepala di atas meja. Ia merasa terlalu ngantuk dan kepalanya makin pening.

"Once in awhile, Alex! Aku sudah lama tidak melihatmu begini." Tawa Ella membuat Alex menyeringai. Ia tidak mampu membalas perkataan Ella yang sedikit ada benarnya--tapi tidak menutup rasa kesal yang hinggap di dadanya.

"Ella! You insane! Not a good friend aren't you?"

"No. Alex. I'm good! I want to see you happy sometime!"

"I'm not!!"

"Hey, come on! Minum lagi! Kapan kau bisa minum gratis tanpa mengeluarkan uang, Alex? Wake up!!"

Joshua Hong is My Roomate! [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang