6

3.7K 433 2
                                    

Mia histeris di loker saat mereka baru saja selesai bekerja. Gadis itu memeluk Alex berkali-kali, mengucap syukur karena bisa melihat Joshua di depan matanya sendiri. Bahkan ia selalu berkata iri karena ingin memiliki hidup seperti Alex yang bisa tinggal seapartemen dengan seorang Joshua Seventeen.

"Awas kalau kau cerita ke orang! Bisa-bisa semua orang akan ribut!" Ancam Alex membuat Mia mengangguk-angguk paham. Wajahnya tetap saja kesemsem dengan ketampanan Joshua.

Tidak pernah terpikirkan di benak seorang Alex kalau Joshua akan menghampiri restoran tempatnya bekerja. Pria itu malah pergi makan siang di sana, menikmati wine sekaligus memperhatikannya bekerja. Alex tahu, karena ia pun memperhatikan Joshua. Ia malah jadi was-was takut ada orang yang mengenalinya, meski itu tidak terjadi karena, mana ada anak muda menghabiskan waktu di restoran bintang 5? Maksudnya, restorannya terlalu klasik dan tidak cocok dijadikan tempat tongkrongan.

Mia pengecualian karena gadis itu bekerja dengannya di restoran itu.

"Jadi, kapan aku bisa main ke apartemenmu?"

"Tidak kapan pun."

"Al--"

"Joshua saja masih shock mengetahuiku sebagai penggemar Kpop. Bagaimana bisa aku membawamu ke apartemen, Mia? Bisa-bisa dia langsung kabur ke Seoul keesokan harinya."

"Tapi, kan, kau tidak pernah melarangku ke sana sebelumnya." Keluh Mia tidak terima.

Alex menghela napas panjang. "Sekarang berbeda, Mia. Kalau dia sudah merasa nyaman denganku, akan ku pikirkan kembali apa kau bisa ke apartemenku atau tidak."

"Bagaimana tidak nyaman? Dia, kan, datang ke restoran kita. Mengunjungimu di hari keduanya di Lausanne. Bukankah itu sebuah tanda ia tidak mempermasalahkan kehadiranmu?"

"Tidak." Alex menggelengkan kepala. Ia mengganti pakaiannya cepat-cepat, meski aman, ia tetap tidak suka pulang malam-malam membelah jalanan kota Lausanne. "Ia mungkin hanya penasaran dan tidak tahu mau ngapain di hari keduanya di Lausanne."

"Tidak mungkin."

"Mungkin saja. Pokoknya jangan membuatku berpikir yang indah-indah tentangnya, Mia. Sekarang posisiku sangat rawan."

"Rawan?"

"Ya. Rawan."

~~~

Kalau diingat-ingat kegiatannya di siang hari ini, Joshua ingin tertawa. Ia heran mengapa dirinya bisa melangkahkan kaki untuk makan siang di restoran tempat Alex bekerja. Padahal kemarin ia mencak-mencak di telepon kepada Vernon, menceritakan kekesalannya mendapatkan teman seapartemen yang ternyata seorang penggemar Kpop. Ternyata Alex tidak seburuk itu. Gadis itu memang terlihat sibuk dan tidak punya waktu untuk meladeninya.

Ya, meski tidak mengubah pikirannya untuk tidak was-was.

Karena gemas, Joshua jadi bercerita kepada Vernon via KakaoTalk yang langsung dibalas oleh temannya itu via telepon.

"Eo?"

"Kak!!! Kau gila, ya!?"

Joshua tertawa. "Tidak. Aku masih waras."

"Bagaimana bisa kau melakukannya? Apa kau tidak takut, hah? Kau tidak ingat sasaeng-mu? M... maksudku itu menakutkan." Kata Vernon menahan rasa histerisnya.

"Aku pikir, aku melakukannya sebagai rasa terima kasih. Sesekali, tidak apa-apa, kan?"

"Gila memang. Kau baru mengenalnya, Kak. Bagaimana bisa kau sudah mempercayainya?"

Joshua Hong is My Roomate! [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang