1

144 6 0
                                    


Dia tak mengubah apapun, hanya aku yang mengubahnya.

Naysila Naya

***

Jam sudah menunjukkan pukul enam lebih sepuluh menit, akan tetapi gadis yang berbalut selimut tipis itu tak kunjung bangun dan semakin nyenyak tertidur dengan memeluk gulingnya.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan seorang wanita yang sudah berumur. Wanita itu mendekati gadis yang sedang tertidur tadi.

"Nay bangun sayang, udah siang" kata wanita tersebut dengan lembut.

Ya, gadis itu adalah Naysila Naya, Naysila adalah gadis yang cantik bukan hanya itu, dia juga gadis yang pintar dan ramah. Namun sayangnya,  keluarganya yang serba berkekurangan saat ini. Dan dia hanya tinggal bertiga dengan adiknya serta miranda,ibunya, di rumah kecil pemberian mendiang Ayahnya.
Ayahnya meninggal dunia tiga tahun yang lalu karena kecelakaan mobil yang dialaminya. Hidup Naysila awalnya baik baik saja, hidup mewah dan tinggal di rumah megah. Tapi sejak kecelakaan yang menimpa ayahnya, semuanya berubah. Ayahnya pergi dengan beberapa hutang yang belum terlunasi sehingga perusahaan serta rumahnya harus disita.

Naysila terbangun setelah Miranda mencoba beberapa kali membangun kannya.

"Hmm iya mah" kata naysila dengan suara khas bangun tidurnya. Miranda menggeleng geleng kan kepalanya melihat kebiasaan anak pertama nya itu.

"Ayo bangun nanti telat, ini udah jam enam lebih Naysila" kata Miranda. Sedangkan Naysila hanya mengangguk dengan sesekali menguap. Dia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Sedangkan Miranda pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Setelah beberapa saat, mereka bertiga pun sudah ada di meja kecil di dapur itu.

"Mah kaila harus beli alat untuk praktek seni budaya nanti mah" kata kaila adik Naysila.

"Memang nya berapa yang perlu di butuhkan kai" kata Miranda lalu menyantap makanannya.

Kaila meminum air putihnya terlebih dahulu lalu menjawab pertanyaan Miranda.

"Dua puluh ribu mah, itu udah untuk semuanya" kata kaila takut takut. Sedangkan Naysila yang mendengar itu, dia langsung mengambil uang di sakunya yang di berikan Miranda tadi.

"Ini kai, pakek punya Kaka aja" kata Naysila menyodorkan uang ke kaila. Kaila tak langsung menerima nya. Dia menatap Kaka nya dengan ragu.

"Tapi kaka bagaimana" tanya kaila ragu.

"Udah nay, itu uang kamu. Mama masih ada uang kok" cegah Miranda dan hendak mengeluarkan uang namun di cegah oleh naysila.

"Udah mah gak papa, lagian naya masih ada simpanan kok" kata Naysila lalu mengambil tangan kaila dan meletakan uang yang tadi di pegangnya di sana.

"Makasih kak" kata kaila dengan Tersenyum cerah, dan diangguki oleh Naysila.

"Tapi nay, kamu kan menyimpan uang itu untuk nanti kuliah kamu" kata Miranda yang kini sedang menatap Naysila.

"Iya kak, kai balikin ya" kata kaila dan menyodorkan kembali uang itu namun di tolak Naysila.

"Udah gak papa mah, kai. Udah ah, ini mau hampir setengah tujuh juga. Kita harus berangkat kai" kata Naysila dan diangguki kaila.

friends & loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang