14

12 3 0
                                    


Sama sama tak peka akan satu sama lain.

*******

Hari ini kelas Naysila sedang ada ulangan mendadak matematika, membuat sebagian orang di kelasnya mendesah kesal. Dan kini pun Naysila sedang fokus mengerjakan soal matematika nya, dia memakai kacamata minus di saat saat seperti ini. Sebenarnya Naysila matanya memang sudah minus, akan tetapi dia tak mau memakai kacamata, malu katanya.

Waktu terus berputar, dan mereka masih setia dengan kertas dan pulpen nya. Tapi ada juga yang tertidur dan sebagainya.

"Waktu kalian lima menit lagi" kata pak Harto, guru matematika mereka.
Membuat Naysila dengan buru buru menghitung dan memotret, menampilkan wajah kebingungan nya. Dan di balik kaca jendela kelasnya,ada orang yang sedang menatapnya sembari tersenyum manis tanpa sepengetahuan nya.
Tapi itu semua tak luput dari seseorang yang kini tengah menatap Naysila tajam.

"Ayo kumpulkan hasil ulangan kalian, waktunya sudah habis. Jika dalam hitungan lima, tugas belum sampai di meja saya, tugas kalian tidak akan saya nilai" ucapan pak Harto sontak saja membuat seisi kelas berhamburan membawa tugasnya menuju meja.

Selang beberapa menit, mereka sudah kembali ke bangkunya masing-masing.

"Kalau begitu bapak keluar karena jam pelajaran bapak sudah selesai. Silahkan kalian istirahat" kata pak harto lalu keluar meninggalkan kelas.

"Huhfft" helaan nafas naysila.

"Nay Lo ngisi semua soal nya gak" kata Maura pada Naysila yang kini tengah menselonjorkan kakinya di bawah meja.

"Enggak, ada yang gak gue isi" kata Naysila.

"Kantin yok Ra, lapar gue" kata Naysila seterusnya dan diangguki Maura. Mereka melangkah kan kakinya menuju kantin dan dengan setiap langkah nya itu, ada seseorang yang menatap punggung mereka dengan sendu.

Kapan kebenaran akan terungkap. Batinnya.

Naysila dan Maura telah tiba di kantin, mereka memesan makanannya masing-masing.

"Emm Ra, gara nanyain Lo, katanya Lo gak ada kabar" kata Maura membuat Naysila terdiam. Memang, semenjak gara memintanya untuk balikan lagi, Naysila menjauhinya karena dia tak ingin membuat gara menjadi pelampiasan lagi.

"Ra.. gue ke toilet dulu ya" kata naysila mengalihkan pembicaraan.
Namun saat akan melangkah tangannya di cekal oleh seseorang.
Membuatnya duduk kembali.

"Kenapa" tanya Naysila pada Maura yang mencekal tangannya.

"Lo gak seharusnya gini nay, Lo udah buat sepupu gue sakit hati. Gak bisakah Lo coba buka hati sama orang lain nay" kata Maura menatap nasyila kesal. Ada apa dengannya?

"Ra, Lo tau sendiri kan. Gue gak suka sama gara, rasa gue masih sama Ra.. hanya buat dia" ucap naysila membuat Maura memutar bola matanya malas.

"Lo itu ibarat orang bego. Atau emang benar Lo itu bego ' karena cinta' , udah jelas jelas dia gak suka sama Lo masih aja ngejar ngejar, Lo udah kayak cewek murahan yang rela ngorbanin waktunya untuk hal yang tak pasti" ucapan Maura menohok hati Naysila membuat Naysila tak percaya jika yang di hadapannya adalah Maura sahabatnya.

"Maksud Lo gimana, Lo ngatain gue cewek murahan gitu, iya Ra" kata Naysila kesal dan dapat dia lihat, Maura yang tersenyum miring membuat Naysila mengerutkan keningnya.

friends & loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang