Semakin coba tuk di lupakan, semakin susah tuk berpaling.Naysila Naya
****
"Nay nay.. Lo kenapa sih" cekal Maura ketika mereka berada di luar rumah milik gara. Naysila membalikan badannya dan menatap Maura kesal.
"Apa maksud Lo bawa gue kesini" tanya Naysila ketus.
Maura menghela nafasnya sejenak lalu menjawab pertanyaan Naysila."Gue gak ada maksud apa apa kok nay.. gue cuma mau ngenalin sepupu gue ke Lo doang, itu aja. Gue ga tau kalo Lo mantan gara, sama sekali gak tau" jelas Maura membuat Naysila membuang nafas kasar.
"Tapi kenapa Lo tiba tiba, ingin bawa gue ke rumah ini Ra. Kenapa?" Kata Naysila dengan nada sedikit di tekankan di bagian akhir.
"Ok" kata Maura lalu menatap Naysila.
"Gue bawa Lo kesini, karena gue bermaksud deketin Lo sama gara. Biar Lo bisa lupain alvaren nay.." kata Maura terbawa kesal.
Naysila mendesis lalu melihat lagi ke arah Maura.
"Kenapa Lo keukeuh, pengen gue lupain alvaren Ra. Apa Lo suka sama dia? Iya" kata Naysila. Dan nampak saat ini dihadapannya, Maura sedikit gelagapan."Ap..apa sih lo, masa iya gue suka sama dia" kata Maura mencoba menutupi sesuatu membuat Naysila tersenyum miring.
"Ambil aja Ra, kalau dia mau sama Lo. Gue ikhlas, dan juga gue akan berusaha lupain dia, meski akan sedikit sulit" kata naysila lalu setelahnya dia meninggalkan maura sendiri.
"Maaf, jika gue egois nay. Gue salah.." gumam Maura sembari melihat kepergian Naysila.
Sedangkan Naysila kini sedang menyusuri jalan menuju rumahnya. Dan saat di pertigaan jalan dia melihat alvaren yang tengah duduk sendirian di bangku dekat trotoar. Naysila berjalan mendekatinya.
"Lo ngapain di sini ren" kata Naysila membuat alvaren mendongak. Namun setelahnya alvaren malah mengacuhkan Naysila dan menaiki motornya meninggalkan Naysila yang terpaku akan sikapnya.
"Apa gue salah" gumam Naysila.
"Bodoh, kenapa Lo mikirin dia nay. Dianya juga gak peduli perasaan Lo kayak gimana" kata Naysila lalu melanjutkan jalannya lagi.
*****
Suara alarm berbunyi membangunkan gadis cantik yang sedang terlelap. Gadis itu mengucek matanya dan melihat jam di dinding yang menunjukan pukul setengah enam pagi. Gadis itu adalah Naysila Naya.
Naysila POV
Aku merenggangkan tangannku yang pegal, lalu berjalan menuju kamar mandi. Hari ini sungguh sangat malas bagiku, seperti tak ada semangat sama sekali.
Setelah beberapa menit membersihkan diri, aku bersiap dengan memakai perlengkapan sekolah. Kejadian kemarin masih teringat dan terekam jelas di otakku. Sungguh tak menyangka, orang yang selama ini selalu mendengar curahan hatiku, dia memiliki rasa yang sama ke orang yang sama.
Naysila POV end
Naysila keluar dari kamarnya dengan gontai, dia berjalan ke arah keluarganya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
friends & love
JugendliteraturSudah tak asing lagi jika kita mendengar persahabatan lawan jenis. Tetapi tidaklah heran jika salah satu dari mereka menaruh rasa. Mencintai tanpa di cintai itu memang menyakitkan. Tapi ketahuilah, ada secuil bahagia ketika kita bertemu atau hanya...