36

5 1 0
                                    

Seorang gadis sedang menatap lurus ke depan dengan tatapan kosongnya. Dari sana dia dapat melihat indahnya malam di kota London tersebut. Tangannya memegang secangkir teh guna menghangatkan tubuh nya. Dia adalah Naysila Naya yang sudah dua tahun tinggal disana dan dua tahun itu juga dia pergi dari negeri kelahiran nya. Naysila hidup di sana sendirian di sebuah apartemen megah, Edward sang kakek sudah pergi meninggalkan nya satu tahun yang lalu karena penyakit yang dideritanya. Naysila tak berniat untuk kembali ke Indonesia, karena dia sudah putus harapan, kenapa, kalian akan tau sendiri.

Tok tok tok

Pintu di ketuk membuyarkan lamunannya. Naysila menyesap teh nya tanpa berniat beranjak dari berdiri nya.

"Masuk" ucap Naysila lalu orang yang mengetuk pintu kamarnya tadi masuk ke dalam.

"Sayang ini aku bawakan makanan untuk kamu" kata pria tinggi berparas tampan itu.
Naysila diam tak menggubris nya, dia asik dengan pikirannya. Si lelaki tadi menghampiri Naysila lalu memeluknya dari belakang.

"Kamu kenapa hmm" tanyanya namun masih sama, Naysila masih diam tak berkutik, membuat lelaki tadi memutar tubuh Naysila dan menghadapnya.

"Kenapa hmm" tanyanya lagi, naysila menghembus kan nafasnya lalu tersenyum ke arah nya.

"I am fine" ucap Naysila membuat lelaki tadi Tersenyum lega.

Naysila berjalan menuju sofa lalu duduk di sana diikuti oleh pria tadi. Mereka duduk bersampingan.

"Gar" panggil Naysila. Gar, dia adalah gara apa kalian masih ingat.

"Iya" balas gara dan menatap Naysila.

"Pernikahan kita satu bulan lagi kan" kata Naysila lemas membuat gara Tersenyum pahit.

"Kenapa, kamu kepikiran soal itu sedari tadi" kata gara dan diangguki oleh Naysila. Gara menghembuskan nafasnya lalu menggenggam tangan Naysila.

"Nay, jika kamu belum siap atau... Memang tak siap, aku gak akan maksa kamu untuk lakuin itu semua" ucap gara membuat Naysila menatapnya.

"Maksudnya" tanya Naysila.
Gara menghela nafasnya lalu m menuangkannya perlahan.

"Aku tau, kamu belum bisa lupain 'dia' kan..." Kata gara dan Naysila terdiam. Memang benar, Naysila belum bisa melupakannya barang sedetik.

"Jadi....
Mari kita batalkan pernikahannya" ucap gara membuat Naysila membelalakkan matanya tak percaya.

"Ka..kamu serius" tanya Naysila dan gara mengangguk tak yakin. Naysila Tersenyum tulus lalu memeluk gara. Dan gara balas memeluknya.

Naysila dan gara? Bagaimana bisa mereka kembali bertemu dan akan menikah meski sudah di batalkan. Edward kakek Naysila dia tinggal bersama Naysila di apartemen tersebut, Naysila dan gara sering bertemu karena jarak apartemen nya dengan Naysila cukup dekat. Kemudian Edward merasakan bahwa gara cocok untuk menjadi pendamping Naysila, dan keadaan Edward pun mulai memburuk karena penyakit jantung yang di deritanya. Dan disinilah, Naysila dan gara di jodohkan oleh Edward, Naysila pun tak bisa menolak nya karena keadaan Edward yang tak mungkin untuk dia bantah. Dan setahun setelah itu, Edward menghembuskan nafas terakhirnya dan berpesan pada naysila agar menikah dengan gara, dan itu menjadi hal tersulit bagi naysila. Kenapa? Bagaimana bisa dia menikah dengan orang yang sama sekali tak dicintainya, sedangkan di hati nya hanya ada nama orang lain.

friends & loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang