21

7 1 0
                                    


Sudah seminggu setelah kepergian Miranda, kini keluarga dari kakeknya sudah kembali ke Bandung kecuali Samuel yang memang di tugaskan untuk menjaga mereka.
Keadaan Naysila dan kaila pun perlahan bisa menerima semua yang telah terjadi, karena dukungan dari orang orang yang di sayang.

Naysila sudah bersiap siap untuk pergi ke sekolah, dia sudah membuatkan sarapan untuk tiga orang.

"Kak" panggil kaila yang sudah ada di ada di dapur.

"Eh kai, bang muel mana" kata Naysila.

"Lagi mandi kak" ucap kaila lalu membantu Naysila membawakan makanan ke ruang tengah.

"Waduh, adik adik Abang pada rajin" kata Samuel yang sudah siap.

"Iya dong" ucap kaila bangga.

"Masak apa" tanya Samuel lalu duduk di kursi di ruang tengah itu.

"Nasi goreng bang, ayo makan" kata Naysila lalu mereka pun sarapan dan menyantap makanannya.

"Wahh mantul euy, pinter masak Oge Adi Abang" kata samuel dengan campuran bahasa Sunda indo.

"Abang bicara make bahasa apa sih, kayak karedok tau gak" kata kaila mengejek.

"Yeuu bocah, karedok mah dahareun atuh" kata Samuel lalu menyendok kan makanannya lagi.

"Udah udah, nanti keselek tau rasa* kata naysila.

Mereka pun kembali memakan makanannya hingga tak bersisa.

"Udah sarapannya" kata Samuel dan dingguki keduanya.

"Ya udah yuk, Abang anterin sekolah" ucap Samuel.

"Bentar kai ambil tas dulu" kata kaila lalu pergi ke kamarnya dan setelah itu dia membawa tasnya.

"Yuk"

Mereka pun masuk ke dalam mobil untuk sekolah, Samuel bekerja di salah satu perusahaan teman kakeknya untuk menghidupi mereka, meski sebenarnya Edward selalu memberi uang bulanan. Tapi Samuel berniat agar jika nanti terjadi sesuatu, dia tak begitu merepotkan orang lain.

"Udah sampe" kata Samuel.

"Kita sekolah dulu ya bang" kata Naysila lalu mencium punggung tangan Samuel begitupun dengan kaila.

"Iya, yang rajin. Jangan pacaran Mulu" kata Samuel bercanda.

"Ihh siapa juga yang pacaran" kata Naysila lalu membuka pintu mobilnya dan kaila pun melakukan hal yang sama.

"Ya udah, Kaka pergi ya" kata Samuel dari dalam mobil.

"Iya bang, hati hati" ucap kaila lalu melambai kan tanganya.

Mobil Samuel pergi meninggalkan sekolah mereka. Naysila dan kaila pun masuk ke dalam sekolah dengan perasaan yang sebenarnya tak seperti biasanya, di saat Miranda masih ada.

"Kai ke kelas ya kak" ucap kaila dan hanya diangguki oleh Naysila. Naysila melangkah kan dengan lesu.

"Nay" panggil alvaren dari belakang membuat naysila menoleh.

"Lo kenapa" Tanya alvaren setelah ada di samping Naysila, dan naysila hanya menggeleng lemah.

"Nay, Lo ikhalsin Tante Miranda ya, gue udah tau penyakit yang di derita mamah Lo, saat Lo ada di rumah sakit dulu" kata alvaren, Naysila menatap alvaren sengit.

"Lo udah tau ren" tanya naysila denga tatapan tajam nya.

"Iya nay, maaf gak beritau Lo soal ini" kata alvaren merasa bersalah.

"Hebat ren, akting Lo hebat. Lo kira gue apa, hah. Lo anggap gue apa ren.." kata naysila mengeluarkan kekesalan nya.

"Nay, ini semua karena mamah.." perkataan alvaren terpotong.

friends & loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang