2

58 5 0
                                    


Bukan hanya berharap, tapi juga mengharapkan harapan itu menjadi nyata.

Yang intinya aku berharap dan terus berharap.

Naysila Naya.

*****

Naysila bangun pagi hari ini, dia sudah menyiapkan alarm sebelum nya. Setelah semuanya selesai, Naysila keluar dari kamarnya dengan tas berada di punggungnya.

"Tumben bangun pagi kak" kata kaila yang baru selesai mandi.

"Iya dong, Kaka gitu loh" sombong Naysila lalu dia terkekeh.

"Iya iya, yang penting bahagia aja lah. Kai ke kamar dulu ya kak" kata kaila yang akan hendak pergi.

"Eh tunggu kai, mamah belum bangun ya" tanya Naysila.

"Belum kak, mamah baru datang kerja tadi jam 4 pagi" kata kaila membuat hati Naysila terenyuh.

"Emm kalau gitu, Kaka titip salam aja ya. Kaka mau berangkat sekarang" kata Naysila membuat kaila terheran.

"Lah kak ini baru jam lima pagi loh, emangnya Kaka mau kemana" kata kaila.

"Kaka mau ke rumah kak Maura, kamu tau kan" kata naysila dan diangguki oleh kaila.

"Iya, tapi untuk apa kak" tanya kaila.

"Ada hal yang harus di urus dulu, kalo gitu Kaka pamit ya" kata Naysila lalu kaila mencium punggung tangan nya. Setelah itu Naysila pergi ke rumah kaila.

Nasysila mengayuh sepeda nya menuju rumah Maura, angin pagi menerpa wajahnya yang cantik dan putih bersih. Naysila memarkirkan sepeda nya di hadapan gerbang besar itu. Tangannya terulur menekan tombol bel. Setelah beberapa saat, gerbang dibuka dan menampilkan wajah yang sama cantiknya dengan Naysila, dia adalah Maura. Maura melebarkan gerbangnya untuk memberi Naysila jalan.

"Ayo nay, bawa masuk aja sepedanya" kata Maura dan menggiring Naysila masuk.

Maura membuka pintu besar di hadapan mereka, dan setelah pintu itu terbuka dapat membuat Naysila berdecak kagum. Mereka memasuki rumah itu dan langsung pergi menuju kamar Maura. Maura tinggal di rumah nya hanya dengan pembantu serta sopirnya. Karena orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaan nya. Dan jarang pulang.

Setelah sesampainya di kamar, Maura mengambil laptopnya dan berjalan menuju sofa dimana Naysila duduk.

"Ada apa Lo, nyuruh gue pagi pagi ke rumah Lo Ra" kata Naysila.

"Bentar" jawab Maura lalu menghidupkan laptop yang ada di pangkuannya.

"Sini nay, liat nih" kata Maura membuat Naysila mendekat.

"Apa" kata Naysila.

"Nih" Maura memperlihatkan layar di hadapannya ke Naysila. Naysila mengamatinya baik baik.

"Alvaren" kata Naysila dan diangguki oleh Maura.

"Terus" kata Naysila acuh membuat Maura berdecak kesal.

"Lo gak liat, dia udah ganti cewe lagi nay" kata Maura tapi Naysila tak menanggapi nya.

"Ck, ra.. ra.. gue gak peduli kali, mau dia sama siapa, yang penting bagi gue adalah gue yang selalu cinta sama dia, dan cukup kita yang tau itu Ra" kata Naysila lalu berdiri menuju kasur Maura setelahnya dia membaringkan tubuhnya. Maura melihat gerak-gerik Naysila, bibirnya menampilkan senyum prihatin.

friends & loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang