23

6 1 0
                                    


Naysila menatap gedung tinggi tak terurus di hadapannya. Dia melihat kembali hp nya untuk menyocokan alamat yang di berikan oleh Maura. Ya, sekarang dia akan menemui Maura dan tanpa sepengetahuan nya, ada banyak orang yang perduli padanya yang mengawasi nya.

Naysila menaiki anak tangga satu persatu. Dia takut, tapi dia bisa menyembunyikannya.

Hingga ketika dia menginjakkan kaki nya di lantai paling atas, ada kurang lebih 10 pria berbadan besar.

"Si.. siapa kalian"

Tanpa menjawab perkataan Naysila, salah satu orang dari pria itu membawa Naysila dan mendorong Naysila hingga tersungkur, angin berhembus kencang dengan awan yang sedang mendung. Ya, mereka sekarang ada di rooftoof gedung itu.

"Akhirnya Lo datang juga" kata Maura yang berdiri di hadapan Naysila.

Naysila mendongakkan kepalanya melihat wajah perempuan itu. Lalu dia berdiri dengan kakinya yang sedikit lecet di lututnya.

"Sekarang mau Lo apa" kata Naysila. Dan Maura Tersenyum licik.

"Lo kira gue gak tau, Lo masih memakai alat pelacak itu kan" ucap Maura membuat Naysila menelan ludahnya kasar. Bagaimana Maura tau? Pikirnya.

Prok prok

Maura menepuk tangannya dan setelah itu banyak pria berbadan besar 4 kali lebih banyak dari sebelumnya.

"Lo mau apa hah, sekarang jika Lo mau bunuh gue, bunuh gue sekarang juga Ra.." kata Naysila.

"Ohh santai, kita akan menikmati permainan ini dulu" kata Maura lalu setelah nya Naysila diikat di sebuah tiang.

"Lepas, lepasin gue" ucap Naysila meronta-ronta.

Maura Tersenyum menang saat ini.
"Sekarang kalian jaga jaga di bawah, musuh kita ada di sana" kata Maura menyuruh anak buahnya.

"Musuh? Hanya ada gue di sini" kata Naysila.

"Hanya ada Lo, cuih"
"Gue gak sebodoh yang Lo kira" ucap Maura.

Naysila mengernyitkan dahinya bingung.

"Sekarang nikmati dan bersenang-senang lah" ucap Maura berbisik di telinga Naysila, membuat Naysila bergidik takut.

Maura memainkan pisau di tangannya, dan masih banyak benda tajam yang di bawanya.

"Lo tau ini apa" kata Maura menunjukkan pisau itu ke depan muka Naysila.

"Benda kesukaan gue" kata Maura Tersenyum iblis.

Sreeettt

Maura menyayat lengan Naysila dengan perlahan membuat Naysila menahan jeritannya.

"Oh Mau sok kuat rupanya" ucap maura.

"Gue mohon Ra, jangan siksa gue kayak gini, awshhh" kata Naysila menahan nyeri di saat Maura menyayat tubuh nya lagi.

"Lo memohon seribu kali pun gak akan gue jabanin" ucap maura.

"Wajah Lo emang cantik, jadi alvaren menyukai Lo. Oh, apa perlu gue rusak supaya Alvaren ifeel" kata maura Naysila menggeleng geleng dengan air mata yang merosot keluar.

Srett srett

Maura menyayat pipi Naysila di kanan dan kirinya.

"Upss, gak sengaja" kata Maura terlihat bahagia.

Darah mengalir dari pipi Naysila, Naysila tak bisa berbuat apa-apa, tangannya diikat kuat dan kakinya pun sama.

"Masih belum cukup, apa lagi ya" ucap Maura dengan raut berpikirnya.

friends & loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang