15

12 3 0
                                    


Kini sekolah telah membunyikan bel pulangnya, alvaren semakin khawatir dan gelisah, karena sampai saat ini Naysila belum juga di temukan.

"Bagaimana ini, apa kita beri tahu Tante Miranda" kata Alexa khawatir.

"Jangan hiks.. jangan kasih tau mamah, dia pasti khawatir banget hiks.." ucap kaila yang sedari tadi menangis.

"Lex, sebaiknya Lo bawa kaila pulang. Biar kita bertiga yang mencari nasysila" kata alvaren namun di tolak oleh kaila.

"Enggak kak, aku mau ikut. Aku mau pastiin kalo Kaka aku baik baik aja hiks.." kata kaila lalu Alexa mendekati nya.

"Kai, kalo kamu ikut kasihan sama mamah kamu. Pasti dia khawatir, karena kamu sama Naysila belum juga pulang. Kita ke rumah kamu aja ya, dan membuat alasan ke mamah kamu agar dia tak mengetahui ini dulu"ucap Alexa meyakinkan kaila.

Kaila mengangguk dan Alexa membawanya pulang ke rumah.

"Sekarang kita gimana ren" tanya vano.

"Gini, Naysila kan bawa hp nya, kita lacak nomor nya, Lo bisa kan nan" kata alvaren dan keynan mengangguk cepat.

Beberapa menit keynan sibuk melacak nomor hp naysila dan selama itupun alvaren mondar mandir kesana kemari.

Lo bertahan nay, gue pasti akan nemuin Lo.

Sedangkan di sisi lain, kini Naysila tengah di selimuti darah yang mengucur keluar dari kaki hingga tangannya.

"Mau coba kabur lagi hmm" kata Maura dengan gunting yang siap memotong rambut Naysila yang terurai.

Cekrekk

Gunting itu berhasil memotong rambut Naysila, dan kini Naysila tak bisa berbuat apa apa, sekujur tubuhnya sakit karena luka sayatan dan tendangan yang di berikan Maura.

"Bunuh gue Ra bunuh.. hiks.. " kata Naysila dengan matanya yang sudah bengkak.

"Emang itu tujuan gue,.." dan saat Maura akan menusuk Naysila. Pintunya tiba tiba terbuka secara paksa.

"Naysila"teriak orang itu.

"Jangan mendekat, atau gue bunuh dia sekarang juga" ancam Maura dengan pisau yang menempel di leher naysila.

"Ra Ra.. lepasin itu dari tangan Lo, apa Lo gak kasihan sama teman Lo sendiri" kata orang tadi.

"Apa, kasihan Lo bilang, apa selama ini ada yang kasihan sama keadaan gue gar, gak ada" ucap maura.

"Gue peduli sama Lo, mama sama papa gue juga peduli sama Lo Ra.. lepasin dia, gue mohon" kata gara, ya dia adalah gara.

"Gak, gue gak akan lepasin dia.. dia udah rebut alvaren gar" kata Maura berteriak. Gara sedikit demi sedikit menghampiri mereka berdua dan dengan begitu Maura menyeret naysila untuk mundur perlahan.

Dengan cepat kilat gara sudah berada di hadapan Maura, dan mencoba melepaskan Naysila dan menjauhkan nya dari pisau yang di pegang Maura.
Tapi..

Jleb

Pisau itu menancap tepat di perut Naysila. Gara membelalakkan matanya melihat Naysila yang sudah tak sadarkan diri. Sedangkan Maura dia tersenyum menang melihatnya.

"Naysila" teriak alvaren yang baru saja datang dengan kedua temannya.

Alvaren mendekati Naysila dan mendekap nya ke pelukannya.
"Nay bangun nay.. bangunn" kata alvaren dengan menepuk nepuk pipi Naysila.

Maura yang melihat alvaren datang pun segera melarikan diri, dan di kejar oleh keynan dan vano.

"Ren, bawa Naysila k rumah sakit ren" ucap gara, dan setelahnya alvaren menggendong Naysila menuju mobilnya. Dan tanpa persetujuannya air mata nya tiba tiba keluar untuk pertama kalinya karena melihat keadaan Naysila seperti itu.

friends & loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang