Hmm... Udah dipasang target agak tinggi, masih aja bisa terpenuhi dalam waktu 3 hari. Gue kira, masih agak lamaan gitu seminggu wkwkwk
Kayaknya ini efek dari lapak sebelah yang sedang konflik, makanya pada melipir ke sini. Coba yang udah baca cerita Abinanda brengsek mana suaranya?
Buat yang belum baca, cuss habis ini baca Thoughts Unsaid ya.
Apakah di sini ada tim Abinanda yang pindah haluan? Mari kita cek dulu :
#timAdam
#timAbinanda
Coba komen di inline, biar lebih gampang dihitung, banyakan penggemarnya siapa.
Omong-omong ini adalah part terakhir di gunung ya. Next part, udah di basecamp. Pada bosen nggak sih, sama suasana gunung terus?
Buat yang nggak dibolehin naik gunung sama orang tuanya, nanti Tyrandra bakal kasih tahu tips & trik supaya bisa dapet ijin. Tapi entah di part berapa. Stay tune terus pokoknya!
JANGAN LUPA VOTE DULU SEBELUM BACA:)Terima kasih
Sialan. Kalau saja ini tidak sedang di gunung, mungkin aku bakal misuh-misuh lebih panjang dari ini.Jam setengah sepuluh, kami sudah mulai memberesi barang-barang untuk segera turun, karena matahari sudah bersinar sangat terik. Baru saja aku membantu melipat beberapa sleeping bag dan matras, tiba-tiba perutku terasa keram luar biasa. Bahkan aku tidak bisa bangkit dari posisi jongkokku.
Rasa keram itu merambat sampai ke kedua kakiku dan membuat kakiku mati rasa. Tidak lama setelahnya, aku merasakan sesuatu keluar dari tubuhku. Tamu yang datang tanpa diundang. Hal yang sejak awal sudah kutakutkan terjadi. Seharusnya aku tidak kaget, mengingat ini memang tanggal-tanggal aku menstruasi. Aku hanya kesal karena doaku tidak dikabulkan. Padahal sejak mengetahui kalau Vika menstruasi di basecamp kemarin, aku selalu memanjatkan doa di dalam hati supaya jadwalku mundur satu atau dua hari lagi.
Kurang sial apa lagi nasibku sekarang? Aku menstruasi di gunung, tanpa membawa pembalut. Dan yang lebih sial lagi, menstruasi ini diikuti rasa nyeri yang maha dahsyat. Pantas saja sejak semalam perutku terasa tidak nyaman. Setiap posisi tidurku terasa salah dan pegal. Rupanya, itu adalah sebuah pertanda kalau aku akan menstruasi.
"Tir, bantuin lipat ini dong!" Pinta Lala sambil menyeret flysheet tenda ke hadapanku. Sementara aku masih berjongkok, setelah melipat sleeping bag terakhir.
Aku berusaha menyanggupinya dan membantu Lala sambil jongkok. Susah payah aku menyingkirkan rasa sakitku dan membantu Lala. Namun alih-alih pekerjaannya menjadi lebih cepat, aku malah semakin membuat lipatan tenda itu berantakan.
"Lo nggak bisa berdiri aja, Tir?" Lala tampak jengkel karena gerakan tanganku yang lambat.
"Aduh, sori, La. Perut gue agak nggak beres nih!" Aku meringis sambil memegangi perutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MERBABY
Teen FictionKatanya, kalau pengin tahu gimana sifat asli seseorang, ajaklah orang itu mendaki gunung. Padahal Tyrandra tidak pernah tertarik dengan Adam, apalagi sampai kepengin tahu bagaimana sifat asli Adam. Namun, tanpa disengaja, mereka berada dalam satu k...