"Rasanya menang giveaway tuh gimana sih?"
Pertanyaan itu dilontarkan oleh Vika dengan tampang merana. Selanjutnya emosi teman-temanku tersulut oleh kalimat itu. Mereka berlomba-lomba menceritakan bagaimana kesalnya sudah mengikuti berbagai macam giveaway tapi nggak pernah menang.
"Gue juga nggak pernah menang giveaway. Tapi dari awal gue ikutan giveaway, gue nggak pernah berharap banyak bakal menang. Gue cuma menghargai orang yang bikin giveaway, ikut ngeramein aja. Terus ya cuma iseng-iseng berhadiah aja. Kalau menang ya syukur, kalau nggak menang kan gue nggak rugi." Ujar Lala yang sejak tadi mengompori teman-temanku untuk ikut giveaway.
"Tapi gue udah males sih, apalagi jaman sekarang banyak yang curang dan malah menangin temennya sendiri pas bikin giveaway. Idih, kesel banget gue sama tukang ngibul begitu!" Sahut Alesia.
"Itu kan cuma oknum, jangan digeneralisir gitu dong! Yang bikin giveaway dengan jujur juga banyak!" Sanggah Gita, yang selalu berada di pihak Lala.
"Emang lo pernah menang giveaway, Git?" Tanyaku pada Gita.
Gita mengangguk mantap. "Cuma giveaway kilat yang disuruh jawab pertanyaan gitu sih, terus dapet pulsa dua puluh ribu. Walaupun kalau dipikir lagi nggak seberapa, tapi gue seneng banget gila!"
"Emang kan, sensasi menang giveaway tuh rasanya beda! Makanya tiap ada giveaway, gue ikut aja semuanya!" Tambah Lala. Dia mengeluarkan sebuah novel tebal dari dalam tasnya.
"Bantuin gue fotoin dong, Git. Gue mau ikut giveaway ini! Kalau menang kan, lumayan banget hemat seratus lima puluh ribu." Kemudian Lala membawa novel itu ke belakang kelas, mencari pencahayaan yang bagus dekat jendela.
Sumber dari pembicaraan soal giveaway pagi ini memang dari Lala. Cewek itu koar-koar mau ikutan giveaway yang diadakan oleh salah satu penerbit dengan cara me-review novelnya Kala More di Instagram. Foto paling aesthetic dan review paling menarik bakal mendapat novel berikutnya dari Kala More yang belum dirilis, dengan edisi tanda tangan.
"Gue juga mau ikutan ya, La? Gue pinjem novel lo buat foto. Biar kalau gue menang giveaway ini, gue nggak perlu begadang buat ikutan pre-order novel Kala yang berikutnya. Ntar lo gue pinjemin novelnya deh!" Kata Gita yang sudah bersiap mengambil foto Lala tengah membaca buku tersebut.
Di sebelahku, Alesia dan Lira ikut heboh membicarakan soal penulis yang belakangan sedang booming itu. Aku yang nggak terlalu suka membaca novel, hanya bisa menyimak obrolan mereka dalam diam.
"Semua karyanya Kala More tuh cakep banget! Padahal huruf tuh cuma itu-itu aja, tapi kenapa dia bisa merangkai huruf-huruf itu jadi kalimat yang cakep banget sih?!" cerocos Lira tanpa henti.
"Loh, isi bukunya itu kumpulan puisi? Gue kira novel." Sahutku.
"Itu emang novel! Tapi bahasanya tuh gimana ya? Nggak baku banget, tapi juga puitis. Jadi kesannya nggak terlalu lebay yang bikin ilfeel gitu. Terus pemilihan kosa katanya tuh pas aja gitu lho! Bikin feel ceritanya makin masuk gitu!" Seru Lira.
"Lo udah baca yang Angin Sore Itu belum?" Tanya Alesia pada Lira.
"Udaaaaah! Sumpah itu gue hampir nangis bacanya!" Selanjutnya Lira dan Alesia heboh membicarakan tokoh dalam cerita itu.
"Emangnya itu novel romance?" Tanyaku penasaran. Siapa yang nggak penasaran melihat mereka semua heboh mengelu-elukan Kala More.
Sebelum ini aku sudah sangat sering mendengar namanya, tapi aku nggak pernah peduli karena itu bukan kesukaanku. Sekarang, melihat mereka semua heboh dengan bola mata berbinar-binar, membuatku merasa seperti sedang bercermin. Bahkan saat aku sedang membicarakan John Mayer, ekspresiku akan jauh lebih heboh ketimbang Lira dan Alesia saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
MERBABY
Teen FictionKatanya, kalau pengin tahu gimana sifat asli seseorang, ajaklah orang itu mendaki gunung. Padahal Tyrandra tidak pernah tertarik dengan Adam, apalagi sampai kepengin tahu bagaimana sifat asli Adam. Namun, tanpa disengaja, mereka berada dalam satu k...