Pos 26

45.1K 7K 272
                                    

Jangan lupa votes dulu sebelum baca 🤗🤗🤗Terima kasih yang udah antusias ama cerita ini!

Jangan lupa votes dulu sebelum baca 🤗🤗🤗Terima kasih yang udah antusias ama cerita ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ucapan Adam terbukti benar. Aku nggak bisa menolak apa pun keinginan Vika. Ah, lebih tepatnya aku nggak punya kesempatan untuk menolak.

Malam ini, aku nongkrong dengan Alesia, Dicky dan Lira. Ini sudah masuk libur semeteran. Seperti biasa, aku sengaja nggak langsung pulang ke Semarang, ingin main-main dulu. Berhubung aku punya libur sebulan lebih, aku baru akan pulang ke rumah satu minggu setelah puas main di sini.

Ketika kami sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Vika mengatakan kalau Kylan akan menyusulnya. Secara ajaib Kylan datang bersama Bayu. Aku nggak tahu sejak kapan Kylan berteman dengan Bayu. Padahal seingatku, Bayu adalah teman dekat Tio, mantannya Vika.

Memang kuakui, kalau cowok itu gampang banget bergaul. Baru ditinggal bertemu sebentar, tiba-tiba saja sudah akrab mengobrol panjang. Kalau bukan soal game, pasti tentang sepak bola. Apalagi untuk orang-orang seperti Kylan dan Bayu yang cukup tenar di kalangan fakultas kami.

Bayu menyapaku dengan ramah. Dia duduk di sebelah kiriku, sementara Alesia di sebelah kanan. Untungnya keadaan nggak terlalu awkward karena Dicky sudah kenal Bayu cukup lama. Mereka mulai membangun topik obrolan, yang sekali-kali kusahuti seadanya.

"Besok mau nggak dateng, Tir? Kita bakal tanding lawan anak FH." Tanya Bayu.

Aku langsung paham kalau Bayu tengah membahas tim basket fakultas. Sudah kubilang kalau Bayu ini anak basket. Tahun lalu, saat mereka tanding, aku datang karena menemani Vika menonton Tio. Dan sekarang, Tio dan Vika sudah putus. Seharusnya aku nggak punya alasan lagi untuk datang.

"Besok kapan sih?" Tanyaku.

"Besok Minggu. Pagi, jam delapan. Mau gue jemput nggak?"

"Nggak usah pakai tanya kali, Bay! Langsung samper aja ke kosnya!" Sahut Alesia.

Bayu terkekeh. "Kos lo di daerah mana sih, Tir?"

"Deket Amplaz."

"Lo tahu kosnya Kylan nggak, Bay?" Suara Vika terdengar.

"Tau lah, gue sering main ya, Lan?" Jawab Bayu, menoleh pada Kylan.

"Nah, kos Tyra itu satu gang setelah gangnya Kylan. Deket situ lah pokoknya."

Bayu manggut-manggut. "Gampang lah, nanti tinggal share loc ya, Tir?"

Aku hanya tersenyum canggung. Setelah ini aku sudah bisa menebak kalau Bayu akan meminta nomorku, dengan dalih supaya mudah share loc. Masalahnya aku nggak punya alasan untuk menolaknya. Aku juga sudah bilang pada Vika dan Alesia kalau aku baru akan pulang ke Semarang besok Senin. Sehari setelah Bayu tanding basket.

Sejak Bayu menempati kursi di sebelahku, aku sudah tidak nyaman. Aku berpikir keras mencari alasan supaya bisa pulang lebih dulu. Sayangnya, dalam kondisi seperti ini, otak terlalu sulit diajak berpikir.

MERBABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang