Pos 31

61K 9K 1.6K
                                    

mantap nih, baru sehari langsung tercapai. kalau gitu, agak naik dikit ya, targetnya, biar gue bisa leha-leha dikit wkwkwk

Next update 800 votes. Pecahkan komentar di bab ini donggg wkwkwk Pak RT nyebelin gak sih?

Kemarin gue udah bikin polling di Instagram. Coba mau ngecek lagi di sini. Kalian tim siapa nih?

#TimPakRT

#TimBuRT

Komen di inline, biar gampang dihitung ya wkwkw kalo di Instagram sih, banyakan pasukan Tyrandra alias Bu RT.

Selamat membaca. Terima kasih.

"Makasih, Mbak udah dibukain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih, Mbak udah dibukain." Ucapku pada sosok di belakang pagar yang langsung membukakan pagar kosku begitu motorku berhenti.

Padahal biasanya Mbak Kos-ku nggak pernah sepeka ini kalau aku datang. Meski agak heran, aku nggak ambil pusing dan langsung memasukkan motor ke garasi kos.

Keherananku terjawab ketika mendapati motor yang sangat kukenal, terparkir di garasi kos. Sontak aku menoleh ke arah pagar, dan menemukan Adam tengah berdiri di sana, menutup pagar kembali.

Aku melirik arlojiku. Sudah pukul setengah sembilan malam. Untuk apa dia ada di kosku malam-malam begini?

Seperti biasanya, kalau aku nongkrong dengan teman-temanku selalu nggak kenal waktu. Setelah kenyang makan ayam goreng tadi siang, kami menghabiskan waktu di Hartono Mall. Kami membeli minuman kekinian, nonton bioskop dengan film random, kemudian berjalan mengitari mall dengan penuh canda tawa. Ketika energi mulai habis, kami duduk di KFC hanya untuk beli float dan kentang goreng

Tadinya Vika mengajak kami makan malam di angkringan 24 jam, karena camilan yang dibeli nggak bikin kenyang. Namun aku memilih langsung pulang karena sudah kenyang dan capek banget. Sementara teman-temanku yang lain, masih lanjut nongkrong di angkringan 24 jam. Hal semacam ini sudah sangat sering kami lakukan.

"Ngapain ke sini?" Tanyaku.

"Kenapa hapemu mati?" Tanyanya sambil mengikuti langkahku memasuki kos.

Di kosku memang ada peraturan tidak boleh membawa tamu lawan jenis masuk ke dalam kamar melebihi jam sepuluh malam. Berhubung ini masih setengah sembilan, aku membiarkan Adam mengikuti langkahku memasuki kamar. Lagi pula, di kos ini nggak ada ibu kosnya. Meski aturan itu tertempel di dinding kos, banyak sekali Mbak Kosku yang melanggar aturan itu dan membawa pacar mereka menginap.

"Emang kenapa kalau hapeku mati?"

"Aku telepon berkali-kali nggak tersambung."

"Sengaja aku matiin." Balasku sambil duduk di pinggir kasur, sementara dia menarik kursi belajarku, lalu duduk menghadapku. Aku merogoh tote bag-ku yang kupakai seharian, dan mengeluarkan ponsel sambil menghidupkannya

MERBABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang