Hari ini adalah hari dimana kedua orang tua Kafita pulang, mereka akan pulang untuk sekedar melihat perusahaan yang ada di sini. untuk melihat putri mereka, ya itu adalah hal yang kedua yang pertama mah ya kerja..kerja..dan kerja.
"bik saya mau keluar ya?" pamit Kafita pada bik Ijah.
"loh mau kemana non? kan hari ini nyonya sama tuan mau pulang" kata bik Ijah kepada Kafita.
"aku ngak perduli, aku mau ke rumah Karina ada tugas! " elaknya lalu berjalan menuju ke luyar.
bik Ijah hanya menghembuskan nafas pasrah, emang gitu kebisaan Kafita, saat kedua orang tuanya pulang ia pasti akan keluar. entah mengapa Kafita tidak ingin bertemu mereka.
"loh non mau kemana?" sekarang giliran mang Udin yang bertanya.
"mau ke rumah Karina mang" balasnya datar.
"mau mamang anterin non?"
"ngak usah mang saya berangkat sediri aja,"
"mau pakek mobil yang mana non?"tanya mang Udin.
"yang itu mang" Kafita menunjuk salah satu mobil di garasi"oh iya boleh minta kuncinya mang?" sambungnya.
"em ini non.." mang Udin memberikan kunci mobil pada Kafita.
setelah Kafita menerima kunci itu ai langsung menuju ke mobil sport kuning kesayangannya itu, ia jarang menggunakan mobil ini kalau tidak ia sendiri yang mengendarai, kalau untuk ke sekolah ia suka diantar karena kalau pakek mobil kesayangannya nanti bisa lecet,pikir Kafita.
tak lama mobil kuning itu keluar dari garasi dan langsung melesat meningalkan rumah mewah itu.
saat ini Kafita sudah berada di rumah Karina, ya salah satu sahabatnya. dulu Karina adalah tetangga Kafita tapi ia pindah rumah ke dekat rumah neneknya.
ting..tong..
suara bel rumah mewah itu, tak lama ada yang membuka kan pintu
"eh non fita, masuk non, non Karinanya lagi mandi nanti bibik bilangin" kata seorang wanita dengan rambut di gelung cepol dan juga lap di bahunya.
Kafita hanya menggangguk dan berjalan menuju ke ruang tamu, ia duduk di salah satu sofa berwarna gold itu, ya walaupun Karina termasuk orang kaya tapi masih tidak ada apa2 nya dibandingkan rumah Kafita.
"non mau minum apa?" tanya asisten rumah tangga Karina.
"ngak usah bik ngak papa" tolaknya dengan sopan.
"yaudah saya panggilin kok Karina nya dulu ya?" pamit bik inem pembantu Karina.
selang beberapa menit ada suara langkah kaki dari arah tangga, membuat Kafita menengok ke arah sana.
"eh Fit lo udah lama?" tanya wanita cantik dengan baju panjang selutut dan celana levis diatas lutut itu.
“ngak kok baru nyampek” balas Kafita.
“oh.. ada apa tumben lo kesini?” tanya Karina.
“ngak kok lagi suntuk aja di rumah” balasnya lalu menunduk.
“pasti orang tua lo pulang kan?” Karina hafal betul sahabat nya ini, pasti saat orang tua Kafita pulang ia akan pergi, entah itu ke rumahnya atau rumah Nathasya.
“Fit..” paggil Karina
“hem...” balas Kafita hanya sebatas deheman.
“lo mau sampek kapan kayak gini?”tanya Karina karena Kafita selalu melakukan ini.
Kafita hanya diam, ia tidak menjawab dan hanya menunduk sambil memainkan jarinya.
“apa lo ngak kangen sama mereka? apa lo ngak pengen bicara sama mereka? apa lo-” ucpan Karina terputus.
“gue pengen banget rin.. tapi lo ngak tau apa2 tentang mereka!” Kafita sedikit meneteskan air matanya mengatakan itu kepada Karina.
Karina diam, ia tidak pernah melihat Kafita serapuh ini, tapi kenapa Kafita sampai seperti ini.
“lo ngak tau, mereka pulang hanya untuk pekerjaannya,mereka pulang hanya untuk uang, mereka pulang bukan karena gue, hiks.. mereka bahkan ngak perduli sama sekali sama gue, hiks.. hiks..” tagis Kafita pecah seketika.
sepontan Karina langsung memeluk sahabatnya yang sedang rapuh itu, ia tidak tak tau bahwa Kafita sesedih ini.
Karina memberikan semangat dengan pelukan yang ia berikan.Kafita menangis sejadi-jadinya di pelukan Karina, ia meluapkan segala kesedihannya di pelukan sahabatnya itu.
Karina Aislilya
yuhu semua, ketemu lagi sama ceritaku
maaf kalok lama up nya
soalnya lagi sibuk buat ngerjain tugas
ok tunggu kelanjutannya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan Dan Kafita
Teen Fictionjudul awal Benci Jadi Cinta gadis bernama lengkap Kafita Anindhita, cewek judes, cuek, dan dingin yang nggak pernah mau kenal sama cowok manapun. Arlan Arviando cowok pindahan, dia ganteng, ceria, receh, pecicilan, untung pinter. Arlan itu suka sama...