16

35 4 0
                                    

Kafita terbangun dari tidurnya. jadi apakah tadi itu mimpi, tapi kenapa dia bermimpi bahwa ditembak dan pacaran sama cowok itu.

apakah dia Arlan atau bukan,  tapi sepertinya itu Arlan.
kenapa Kafita sampai memimpikan Arlan, entahalah. Sekarang hari sudah menjelang malam Kafita buru2 pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri,karena tadi ia terlalu lelah sampai tidak sadar kalau ia tertidur di sofa.

selesai membersihkan diri Kafita turun untuk menemui mamanya.

“ma..” teriaknya mencari sang mama.

“iya mama ada di dapur” balas mama Kafita dari arah dapur.

Kafita berjalan menuju ke dapur, ia melihat sang mama yang sedang membuat kue bersama kak Sinta.

“loh kok ada kak Sinta” katanya melihat inta sedang memasukan kue ke dalam oven.

“iya tadi mama yang suruh soalnya mama mau belajar bikin kue bolu sama Sinta” balas mama Kafita.

Kafita hanya menggangukan kepalanya lalu berjalan menuju ke meja makan.

Kafita mengeluarkan benda berbentuk pipih dari saku celananya.

ia membuka aplikasi whatsapp dan mengetik salah satu kontak di sana.

Nathasya bawel

p|

|paan

nggak kenapa-napa|
gue gabut|

|terus kalok lo gabut gue harus apa?

nggak ada sih, yaudah nggak jadi|

Kafita lalu menutup ponselnya di atas meja, ia kembali ke dapur untuk bertemu dengan mama dan kak Sinta.

“kak” panggilnya pada kak Sinta.

“iya” balas kak Sinta lembut.

“ikut aku ke kamar yuk” ajak Kafita.
“ma aku bawa kakak ke kamar ya” ia meminta izin pada mama nya.

“yaudah sana nggak papa lagian ini kue nya juga udah jadi” balas mama Kafita.

Sinta pun melepas celemeknya dan mencuci tangan sebelum ikut Kafita ke kamarnya.

mereka pun sudah sampai di kamar Kafita yang luas dan nyaman.

“kenapa kamu ajak kakak ke sini?” tanya Sinta.

“kak, em...”

“kenapa?” tanya Sinta lagi.

“apa artinya sih kita mimpiin cowok?” tanya Kafita agak ragu.

“kenapa? kamu mimpiin cowok ya”

Kafita diam, ia binggung harus berbicara apa.

“eng..enggak kok i..itu si Nathasya iya Nathasya tanya sama aku kalok mimpiin cowok itu tandanya apa, karena aku nggak tau jadi belum aku jawab deh” bohong Kafita pada Sinta.

“ohh setau kakak sih kalok kita mimpiin cowok dan yang bukan saudara itu tandanya lagi kangen atau kepikiran banget sama cowok itu”

deg, apa maksud kak Sinta barusan, kangen, kepikiran. nggak2 Kafita nggak mungkin seperti itu kepada Arlan. ini sangat tidak masuk akal.

Kafita menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk menghilangkan pikiran itu.

“kamu kenapa geleng2 gitu?” Sinta binggung kenapa tiba2 Kafita menggelengkan kepalanya beberapa kali.

“nggak kok nggak papa” balasnya.

--------

hari sudah cukup larut malam, dan Kafita belum juga bisa tidur.

entah kenapa ia kepikiran Arlan. lelaki itu sedang apa dan apakah dia sudah tidur.

entahlah pikiran itu tiba2 muncul begitu saja dalam otak Kafita.

“nggak2 gue nggak mungkin kan suka sama cowok tengil itu” gumamnya.

“Kafita nggak boleh, masak lo suka sama cowok pecicilan kayak dia sih” ia terus mengelak perasaan itu.

Kafita mencoba untuk menutup matanya rapat2 dan mencoba untuk tidur.

ahirnya setelah perjuangannya yang melelahkan hanya karena tidur ia bisa masuk ke dalam alam mimpinya dan tertidur pulas.

maaf ya chapter ini pendek dan ngak jelas banget.

soalnya autor binggung mau nulis apa jadi cuman sampek sini.

tapi jangan lupa untuk terus baca kelanjutannya dan vote sama comen sebanyak mungkin.

oke sekian terimakasih.

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang