30

27 3 0
                                    

dudukdi lantai dengan kaki selonjor adalah nikmat tersendiri untuk cowok yang sedang bermain game di ponselnya.

"bosen nih enak nya ngapain ya?" ucapnya.

"ke rumah mbak pacar aja deh" lalu cowok itu berdiri dan segera pergi ke kamar untuk mengambil kemeja kotak2 yang ia padukan dengan kaos putih polos.

berjalan dengan santainya menyusuri jalanan ibukota yang ramai karena sudah jam orang2 pulang kantor.

sampailah dia di rumah mbak pacarnya.

mengetuk pintu dengan perlahan hingga menimbulkan suara yang nyaris seperti irama sebuah lagu.

tak begitu lama pintu terbuka menampilkan gadis dengan kaos merah dan juga celana putih panjang.

"ngapain?" tanya gadis itu.

"ye pacar dateng bukannya disambut suruh masuk kek"

"yaudah masuk"

mereka berdua bejalan masuk ke dalam rumah dan duduk atas sofa.

"ngapain kesini?"

"emang nggak boeleh ngapel kerumah pacar?"

"yaboleh tapi tumen lo nggak ngabarin?"

"biar kejutan aja"

"kan gue nggak ulang tahun"

"nggak papa sayanggg"kata cowok itu.

"jangan jauh2 dong sini deketan" kata Arlan.

"dih nggak nanti tetangga tiba2 dateng dikira ngapa2 in lagi"

"nggak papa lah biar kita dinikahin sekalian" jawab Arlan enteng.

"dasar dugong"

"eh gue dugong gini pacar lo ya"

"serah"

mereka pun ahirnya menonton drama di tv, tidak yang nonton cuma Kafita Arlan mah asik main game aja di hp nya.

"hp terus dari tadi" sindir Kafita.

"kenapa sih cemburu sama hp?"

"dih kurang kerjaan benget cemburu sama hp"

"udah tinggal ngomong aja apa susahnya sih?" goda Arlan sambil meletakan ponselnya diatas meja.

"nggak ya"

Arlan berjalan mendekat ke arah Kafita dan duduk di sampingnya.

"ngapain?"

"nggak papa, boleh ya gue duduk di sini?"

Kafita yang melihat raut wajah Arlan yang murung pun mengizinkannya.

"lo kenapa?" tanya Kafita.

"kenapa apa nya?"

"kok tiba2 kayak nggak semangat gitu?, sakit?"

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang