17

34 4 1
                                    

“Fita...”

merasa namanya dipanggil Kafita menengok ke balakang untuk melihat siapa yang memanggilnya barusan.

“apa?” balasnya datar.

“nggak papa sih, oh iya lo mau kemana?” tanya Karina.

“ke kantin”

“tumben ke kantin sendiri, ”

“emang nggak boleh gue ke kantin sendiri ha?!”

“heheh ya nggak juga sih. boleh nggak gue ikut?” tanya Karina.

“yaudah ikut aja”

lalu mereka berjalan beriringan ke kantin.

“lo mau pesen apa?” tanya Karina.

“gue nggak mau pesen apa2” balas Kafita.

Karina makin binggung trus ngapain ni bocah pergi ke kantin kalok nggak mau beli sesuatu.

“terus lo mau ngapain ngantin kalok nggak beli?”

“males aja di kelas!”

Karina menghela nafas mendengar perkataan Kafita barusan.

“yaudah lo tunggu sini bentar gue mau pesen nasi goreng sama es teh. beneran lo nggak mau pesen apa2?” tanya Karina memastikan.

Kafita membalasnya dengan anggukan saja.

Karina pun pergi dari meja itu untuk memesan nasi goreng dan juga es teh.

saat Kafita sedang asik memainkan ponselnya, ia melihat ada bayangan seseorang yang sedang duduk di depannya.

Kafita mendongak siapa yang duduk di depannya ini apakah itu Karina?.

ternya bukan,dia seorang lelaki yang selama ini telah mengganggu dirinya tanpa henti.

Kafita memutar bola matanya malas lalu melanjutkan kembali bermain ponsel.

“kok dicuekin sih” kata cowok itu.

Kafita masih bermain ponsel dan tidak mementingkan ucapan seseorang yang berada di depannya ini.

“jawab dong Kafita cantik,”

“apaan sih bisa diem nggak!, lagian lo tuh ganggu gue mulu emang nggak ada kerjaan apa. gue aja capek tau nggak digangguin sama lo!” kesal Kafita.

“maaf kalok lo capek gue gangguin,em tapi gue nggak bisa untuk berhenti ada di samping lo,”
“kalok lo capek kita istirahat dulu ya” katanya membuat Kafita binggung, istirahat apa maksudnya?.

“maksud lo?!”

“yakita istirahat dulu, nanti kalok menurut lo istirahatnya udah kabarin gue” lalu Arlan pergi begitu saja. Kafita masih binggung istirahat apa yang dimaksud Arlan padahal mereka tidak sedang berolahraga kenapa istirahat.

“kenapa tuh Arlan?” tanya Karina yang baru selesai memesan makanannya dan duduk di tempat Arlan tadi.

Kafita hanya menggangkat kedua bahunya, seakan memberi kode kalau dia pun tidak tau.

Karina hanya menggangukan kepala lalu segera memakan makananya.

-------

saat nya untuk pulang sekolah.
Kafita keluar dari gerbang, biasanya saat dia keluar gerbang mobil Arlan sudah terparkir dan menunggu kedatangan nya tapi kali ini tidak. Disana tidak ada mobil Arlan, ada rasa senang karena saat ini bisa terbebas dari cowok itu.

Kafita ahirnya mencari Taksi untuk kendaraan ia pulang.



sampainya dirumah dia membuka pintu dengan pelan.

“kamu pulang nya dianter nak Arlan? kenapa nggak disuruh masuk?” tanya mama Kafita.

“nggak kok aku pulang naik taksi ma” balas Kafita jujur.

“loh kenapa? tumben nak Arlan nggak nganter kamu pulang?”

“mana aku tau, yaudah aku capek mau istirahat dulu ya ma” lalu Kafita berjalan menaiki anak tangga satu persatu untuk pergi ke kamarnya di lantai atas.

mama Kafita hanya menggelengkan kepala lalu kembali melanjutkan kegiatannya yaitu mengerjakan urusan kantornya.

Kafita sampai di kamarnya. ia duduk di sofa denagan menyandarkan punggungya pada bagian punggung sofa.

ia masih memikirkan kata2 Arlan tadi ˊisturahat'  apa maksudnya?.

Kafita menggelengkan kepalanya, ia tidak mau memikirkan hal yang tidak penting. lebih baik dia keluar untuk menyegarkan pikirannya.

setelah ia mengganti pakaiannya dengan drres  abu2 selutut dengan jaket berwarna kream serta rambut dikuncir kuda dia siap untuk bertemu dengan kedua sahabatnya karena mereka sudah berjanjian akan pergi ke mall hari ini. bukan untuk belanja tapi untuk bermain.

“ma..” panggil Kafita.

Kafita tidak menemukan mamanya mamanya di ruang tamu maupun diruang keluarga. Kafita berjalan menuju ke ruang kerja mama nya.

benar saja mamanya sedang mengetik sesuatu di komputernya dan memeriksa beberapa dokumen.

“ma..” panngilnya di pintu,

mama Kafita yang mendengar itu langsung melihat ke arah pintu dan mendapati putrinya yang cantik dengan drres itu. “iya ada apa dek?” tanya mama Kafita.

“aku mau keluar dulu ya, mau ke mall sama Karina ada Nathasya juga kok” Kafita meminta izin pada mamanya.

“iya,tapi jangan pulang malem2 ya dan hati2” pesan Mama Kafita.

“iya ma” lalu Kafita mencium punggung tangan mamanya.

mama Kafita membalas dengan mencium pipi kanan dan kiri putrinya ini.

“mama jangan capek2 ya kalok kerja, setelah itu selesai mama istirahat.”

“iya sayang”

lalu mereka saling membalas senyum. Kafita pun keluar dari ruang kerja mamanya dan menuju ke garasi.

“mang kunci mobil saya mana ya?” tanya nya pada supir baru itu.

“oh ini non” balas orang itu.

Kafita mengendarai mobil berwaran merah, bukan mobil yang bisanya karena mobil itu lagi di bengkel.

walaupun ini beda tapi merek nya masih sama kayak yang kuning kok.

mobil berwarna merah itu pergi meninggalkan kediaman Kafita dan menuju ke rumah Nathasya.

Kafita membunyikan klakson mobilnya dan Nathasya pun sudah keluar dengan pakaian yang hampir sama dengan Kafita.

mereka berdua melanjutkan perjalanan dan kali ini menuju ke rumah Karina.

hallo gimana2 masih ingin tau lanjutannya.

ditunggu ya
salam autor.. ^_^

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang