08

40 4 2
                                    

"lepasin ngak!!"

"ngak kita ngak akan lepasin lo!!"

Kafita tidak selemah itu untuk menyerah dan pasrah, dengan sekuat tenaga ia menendang, memukul, mendorong, para lelaki preman itu, ya mereka bisa dibilang preman.

tapi namanya juga wanita, apalagi dia harus melawan 3 orang laki2 yang tubuhnya tinggi2.

ahirnya Kafita tetap saja kalah dan tidak bisa melawan lagi karena tenaganya pun sudah habis, apalagi dia hanya makan roti isi saat jam istirahat kedua tadi.

"lo mau apa lagi? lo ngak bisa kemana2 sekarang!!" kata salah satu orang dati mereka bertiga puas sudah mendapatkan gadis cantik ini.

kafita hanya menunduk karena takut, ia tidak berani melakukan apa2 takut akan terjadi hal2 yang lebib parah dari ini.

saat preman2 itu ingin membawa kafita ada suara seseorang dari arah belakang mereka.

"hey lepasin dia! " teriakan itu membuat mereka semua menengok.

"weh.. mau jadi pahlawan kesiangan ni orang, siapa lo berani2 nya nantang kita!!".

"gue pacarnya, dan sekarang lepasin pacar gue!" kata2 itu membuat Kafita membelangakkan matanya, sebenarnya ia ingin sekali marah, tapi ia urungkan karena ia sudah kehabisan tenaga.

"heh ngak akan kita lepasin, mau lo pacarnya kek orang tuanya atu tetangganya gue ngak peduli!!" preman itu hendak membawa Kafita pergi tapi,

bugh..
Arlan memukul pundak preman yang membawa Kafita dengan balok kayu,

preman itu sepontan melepaskan Kafita, Arlan memanfaatkan keadaan lalu menarik tangan kafita dan disembunyikan di belakangnya.

preman yang lainnya tidak mau diam saja mereka memukuli Arlan, dan di sana terjadi adu pukul antara preman dan juga Arlan.

Kafita berteriak meminta tolong, ia berharap ada warga sekitar yang mendengar suaranya

"Tolong....."

untung saja ada beberapa warga sekitar yang mendengar suara Kafita, mereka segera menghampiri preman2 itu.

"hey kalian!!" teriakan salah satu warga bertubuh tinggi itu.

sontak para preman itu langsung lari terbirit-birit karena takut.

"kalian ngak papa?" tanya bapak2 yang memiliki kumis tebal itu.

"kami ngak papa kok pak" balas Arlan dengan sopan,

saat Arlan melihat Kafita ia kaget ternyata wanita itu sudah tak sadarkan diri.

Arlan menampar pelan pipi Kafita berulang2 tapi ia masih tak sadar juga, "fit bangun, fit.."

"temen nya kenapa? apa perlu saya panggilkan ambulance?"

"ngak usah pak, biar saya antar pulang pakek mobil saya" lalu Arlan menggendong Kafita ala2 bridal style. lalu membawanya menuju ke mobil hitam miliknya.

Arlan menidurkan Kafita di kursi belakang, serta menurunkan sedikit jok belakang nya agar nyaman. ia memberikan jaketnya untuk bantal Kafita agar kepalanya tidak sakit.

saat di perjalanan ia binggung ingin mengantar Kafita ke mana, rumah nya ngak tau, apalagi rumah sahabat Kafita sama sekali ngak tau.

ahirnya ia membawa kafita pulang ke apartemnnya. lagipula di sana aman dan juga nyaman tentunya.

------

Gadis cantik itu membuka matanya perlahan, ia melihat langit2 kamar yang asing baginya.
gadis itu meneliti ruangan tersebut dan benar itu bukan lah kamarnya, tapi ini di mana dan kenapa dia ada di sini. pertanyaan itu muncul begitu saja dalam kepalannya.

“eh lo udah bangun” suara seorang lelaki menghentikan lamunnannya.
lalaki dengan tubuh tinggi dengan kulit putih itu datang memabawakan nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air.

“gu..gue.. ngapaain di sini?” tanya gadis itu gugup.

“udah nanti gue ceritain semuannya. sekarang lo makan buburnya” suruh lelaki tampan itu sembari memberiakan mangkuk berisi bubur kepada sang gadis.

Kafita masih cengo melihat semua ini, banyak pertanyaan2 yang muncul dalam kepalanya.

“ngak usah dipikirin,  cepet makan buburnya apa mau gue suapin?” goda lelaki dengan rambut hitam itu.

“paan sih lo gue bisa sendiri” lalu Kafita merebut mangkuk yang ada di tangan lelaki yang sedang tertawa melihat tingkah lucu Kafita.

setelah ia selesai memakan bubur ia ingin mandi, “ lo keluar gue mau mandi!” suruhnya dingin dan ketus.

“lo bisa sendiri emang?”

“gue bisa sendiri kok, dan lo keluar sekarang!!”

“iya2 gue keluar” lalu lelaki itu keluar dengan membawa nampan yang sudah berisi mangkuk kosong dan sebuah gelas.

Kafita berjalan gontai ke kamar mandi, ia merasa kakinya sangat sakit saat di gunakan untuk berjalan.



“Arlan..... lo sini bentar!” teriakan Kafita dari dalam kamar mandi.

Arlan yang sedang menonton tv merasa terpanggil dan buru2 pergi ke kamarnya.

ia membuka pintu dengan pelan2, dan meneliti ruang kamarnya itu.

“Fit lo dimana?” Arlan memanggil nama Kafita karena tidak mendapati gadis itu di kamar.

“gue di kamar mandi, its.. lo jangan ke sini!”

“ya lo ngapain manggil gue ?” dia memasang wajah malas, ya tadi teriak2 sekarang dateng ngak boleh ke situ kan aneh.

“ya gue manggil lo buat pinjem baju lo, gue ngak bawa ganti!” Suara dari dalam kamar mandi.

“yaudah bentar gue cariin, lo tunggu bentar ok” lalu dia berjalan menuju ke lemari untuk mencari baju dan celana yang bisa digunakan Kafita.

“bajunya udah gue taro di kasur,”

“yaudah lo pergi aja. gue mau ganti baju”

“iya2, lagian gue bukan tipikal orang mesum” lalu ia berjalan keluar dari kamar itu dan menutup pintu dengan rapat.

Kafita membuka pintu kamar mandi perlahan takut kalau Arlan tidak benar2 keluar.

tapi setelah ia melihat bahwa ruangan itu sepi, ia keluar dengan memakai baju handuk yang ia temukan di dalam kamar mandi.

Kafita segera mengganti pakainannya. takut nanti tiba2 Arlan masuk.

hallo ketemu lagi sama ceritaku, jangan lupa vote ya makasih.
salam dari autor :)

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang