setelah Kafita dan Sinta makan mereka main2nan gitu, ets tapi beda ya nggak kayak dulu.
kalok dulu mainannya mah lego, boneka Barbie, trus gambar2 gitu kalok sekarang nggak. mereka mainan tiktok, make up, nyatok rambut, perang bantal dan pakek masker gitu. yah memang beda kalok anak kecil sama remaja yakan. logikanya ya masak di usia segini masih mau mainan boneka Barbie kan aneh.“Sin....” panggil bik Ijah ibu sinta.
“iya buk bentar...” jawab Sinta dari dalam kamar.
“bentar ya dek aku mau ke dapur dulu dipanggil ibuk” pamitnya pada Kafita.
Kafita hanya menggangguk karena ia sedang memakai masker.
Sinta berjalan keluar kamar untuk menemui ibunya yang memanggilnya tadi.
tak berselang lama Sinta kembali masuk ke dalam kamar untuk menemui Kafita lagi.
Kafita sudah melepas maskernya dan beralih mengedit tiktok yang ia buat bersama Sinta tadi.
“udah kak?” tanya nya setelah melihat Sinta masuk ke dalam kamar.
“iya udah, ibuk nyuruh aku buat nganter makan ke tetangga. kamu mau ikut apa di sini?” tanya Sinta pada Kafita yang sedang asik memainkan ponselnya itu.
“aku ikut!, masak aku di sini sendirian sih”
Sinta hanya tertawa melihat tingkah gadis yang ada di depannya ini.
sebenarnya dia heran kenapa orang2 ataupun teman2 Kafita bilang kalok Kafita itu dingin, jutek, judes, dan juga cuek tapi berbeda dengan yang ia kenal. dia anaknya manja benget sama Sinta, trus suka senyum dan juga nggak dingin kok tapi kenapa mereka bilang gitu. bahkan ibunya sekalipun binggung kenapa Kafita sikapnya berbeda 180° kalok sama Sinta. ya mungkin Kafita benar2 mengganggap Sinta sebagai kakak kandungnya maka dari itu ia sangat manja.
mereka berjalan beriringan menuju ke rumah berwarna hijau muda di seberang jalan.
Kafita dan Sinta mengetuk pintu rumah dan terbukalah pintu itu menampilkan seorang wanita cantik dengan rambut sebahu itu.
“eh nak Sinta, kapan kamu pulangnya?” tanya wanita itu saat melihat Sinta di sana.
Sinta mencium punggung tangan wanita itu.“ hehe baru tadi pagi tan.”
“oh iya ini siapa kok cantik banget” pandangannya beralih ke Kafita.
Kafita mencium punggung tangan wanita itu dengan menujukan sedikit senyum. “saya Kafita tante” katanya.
“iya tan dia adik saya” lanjut Sinta.
“oh yaudah masuk dulu yuk”
mereka menerima tawaran wanita tadi dan masuk ke dalam rumah dengan tembok berwarna putih itu dan juga terdapat beberapa foto2 yang menghiasinya.
“mau minum apa nak?” tanya ibuk itu.
“ngak usah repot2 tan, kita ke sini cuman mau nganterin kue aja. tadi ibu bikin kue cukup banya jadi di bagi sama tante ” jelas Sinta sambil memberikan kotak makan yang berukuran sedang itu.
“oh iya bilang makasih ya sama ibu kamu” kata wanita itu.
tak lama Kafita dan Sinta berpamitan kepada ibu Susan.
“yaudah tan kita pulang dulu ya” pamit Sinta dengan sopan.
“iya hati2 nak, oh iya makasih ya kue nya”
Sinta mengganggung sambil tersenyum kepada ibu Susan lalu menggandeng tangan Kafita untuk pergi dari sana.
____
“kak..” panggil Kafita.
“iya”
“tadi aku liat sesuatu di rumah itu”
“sesuatu apa?” tanya Sinta penasaran.
“tadi waktu aku liat foto2 di sana kayak ngak asing gitu” kata Kafita dengan agak berbisik.
“ngak asing maksut kamu?”
“iya, em ibu tadi punya anak laki2 ya?” tanya nya pada Sinta.
“iya, emang kenapa?”
“aku ngak tau tapi saat aku liat foto anak laki2 tadi aku kayak ngerasa ada yang aneh gitu, dan kayak pernah liat tapi di mana ya” Kafita mencoba untuk menggingat-ingat tentang cowok di foto tadi.
“mungkin kamu liat di jalan atau di sekolah kalik kan bisa aja”
“iya juga ya” Kafita mengganggukan kepalanya dan mengganggap apa yang dikatakan Sinta mungkin benar lalu mereka kembali asik dengan kegiatan nya.
--------
hari mulai malam dan Kafita berpamitan untuk pulang ke rumahnya.
“yaudah bik kak aku pulang dulu ya, besok boleh ngak aku ke sini lagi?”
“iya. besok biar kakak yang ke sana kamu ngka usah repot2 ke sini ok” balas Sinta.
“tapi-”
“ngak usah tapi2 an pokoknya besok kakak yang kesana”
Kafita pasrah dan mengiyakan apa yang di katakan Sinta lalu mencium tangan bik Ijah dan juga pamit untuk pergi ke dari rumah bik Ijah.
saat Kafita mengeluarkan mobilnya dari kediaman ia melihat ada cowok masuk ke dalam rumah yang ia datangi tadi bersama Sinta.
cowok itu menengok ke belakang. pandangan mereka bertemu selama beberapa saat, Kafita merasa pandangan itu tidak asing baginya. tapi ia lupa dimana ia melihat tatapan itu.
mereka tersadar lalu melanjutkan kegiatan mereka masing2. Kafita menginjak pedal gas dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal.
lanjut.....
yuk baca terus ya...
maaf ya kalok ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan Dan Kafita
Teen Fictionjudul awal Benci Jadi Cinta gadis bernama lengkap Kafita Anindhita, cewek judes, cuek, dan dingin yang nggak pernah mau kenal sama cowok manapun. Arlan Arviando cowok pindahan, dia ganteng, ceria, receh, pecicilan, untung pinter. Arlan itu suka sama...