“dek udah siap belum?” tanya mama Kafita dari luar kamar putri nya itu.
“udah ma.. emang kenapa tumben mama tanya aku udah siap apa belum?” sahut Kafita dari dalam kamar.
“itu ada temen kamu buruan keluar ya”
Kafita sempat berfikir siapa temannya, apa mungkin Nathasya atau Karina tapi tidak biasanya mereka datang menjemputnya tanpa memberi kabar apa lagi sepagi ini.
“siapa ma Nathasya atau Karina ya?”
“bukan ini cowok, yaudah cepetan mama mau lanjut masak dulu”
teman cowok perasaan ia tidak pernah berteman dengan cowok, jangankan berteman kenal salah satu cowok di sekolahnya aja nggak.
Kafita segera menyelesaikan kegiatan bersiap2 nya dan buru2 keluar untuk melihat siapa yang menjemputnya pagi2 seperti ini.
Kafita berjalan menuruni anak tangga, ia melihat punggung cowok yang dibilang mamanya tadi. ya Kafita tidak bisa melihat wajahnya karena posisi cowok itu membelakangi tangga.
“siapa?!”
cowok yang mendengar ucapan Kafita barusan menengok.
“hai Kafita cantik..” ucapnya sambil menunjukan deretan giginya.
Kafita memutar matanya malas, kenapa sepagi ini ia harus bertemu dengan cowok tengil ini. membuat mood nya hancur saja.
“ngapain lo di sini?!” ketusnya.
“mau jemput tuan putri.” balasnya tanpa memudarkan senyum.
Kafita berjalan ke arah sofa, tapi bukan di samping cowok itu masih jauh pokoknya.
“ih alay!” ia mengangkat salah satu ujung bibirnya.
“kok gitu sih..”
“bodo, sana pergi!” usir Kafita.
“kok di suruh pergi sih dek..”
ucapan mama Kafita dari arah belakang.“emang kenapa ma, ngak penting juga!”
“hus nggak boleh gitu, maaf ya nak Kafita emang gitu anaknya” mama Kafita merasa tidak enak dengan cowok yang memakai seragam dengan jaket hitam itu.
“iya nggak papa kok tante”
“oh iya nama kamu siapa?” tanya mama Kafita.
“Arlan tan..” balas Arlan sopan.
“oh nak Arlan, kamu pacar Kafita?”
Kafita langsung mengangkat kepalanya dan menghadap ke mamanya yang sedang duduk di sampingnya.
“bukan!” tengas Kafita.
“calon tan” balas Arlan.
“apaan sih lo!, gue bukan calon pacar lo ya!” kesal Kafita mendengar balasan Arlan barusan.
“oh calon, yaudah semangat ya nak Arlan buat dapetin anak tante” mama Kafita malah senang mendengar jawaban Arlan tadi.
“mama apaan sih...”
“iya tan pasti saya semangat buat dapetin hati anak tante,”
“lo juga apaan sih gue nggak suka ya sama lo!”
“oh iya tan kalok boleh saya mau ajak Kafita berangkat bareng tan?” Arlan meminta izin kepada mama Kafita.
“nggak gue bisa sendiri!” tolak mentah2 dari Kafita.
“iya nggak papa kok,” mama Kafita malah memberikan izin padahal sudah jelas2 Kafita menolaknya. “kamu mau sarapan dulu di sini?”
“nggak usah, yuk buruan berangkat!” ia tidak mau nanti malah makin panjang dan lama urusanya bersama Arlan. apalagi sikap mamanya yang seakan fine2 banget dengan kedatangan Arlan.
“beneran mau nih?” tanya Arlan memastikan.
“iya udah bawel bener!” lalu Kafita segera mengambil tas nya di kamar dan segera pergi ke sekolah bersama Arlan.
“yaudah tan saya sama Kafita berangkat.” lalu Arlan mencium punggung tangan mama Kafita.
“iya hati2 ya” pesan mama Kafita.
“mama aku berangkat” teriak Kafita yang sudah berada di luar.
mamanya hanya tersenyum melihat tingkah putrinya ini.
saat di mobil tidak ada yang berbicara, mereka sibuk dengan kegiatan masing2.
“Fit nyokap lo baik ya” ucap Arlan memecah suasana.
“hem..”
“bokap lo mana?, lagi kerja?”
“hem...” balasnya hanya deheman.
“kapan dia ada di rumah?” tanya Arlan lagi dan lagi.
“tauk, eh ngapain lo tanya tentang bokap gue?!” sinis Kafita, bagaimana tidak Arlan mememang terkesan kepo dengan papanya.
“ya enggak gue mau minta restu aja sama bokap lo” balas Arlan dengan masih melihat ke jalan.
“apaan lo! ngak usah aneh2 ya lo!” Kafita kesal, nanti kalau benar Arlan akan bilang aneh2 kepada papanya kan bakalan ribet.
Arlan hanya cekikikan melihat Kafita seperti itu, “emang kenapa nggak boleh?”
“lo kayak gini gue mau turun aja!” Kafita sedikit menghentakan kakinya.
“hehe.. iya2 ngak gitu aja kesel”
“lo diem aja deh..!”
Arlan ahirnya diam tidak mau melanjutkan bicaranya, bisa2 nanti mancan betina ini bisa ngamuk kan bahaya.
tak lama mobil Arlan sampai di parkiran sekolah. Arlan memarkirkan mobilnya dengan rapi.
saat mobil Arlan sudah terparkir dengan benar Kafita segera keluar dari mobil itu.
“makasih tumpangannya, gue ke kelas dulu” ucapnya dingin.
“bareng aja ke kelasnya”
“nggak!!” lalu Kafita segera berjalan menuju ke kelasnya.
Arlan hanya mengekor di belakang Kafita, sudah cukup kegiatan mengganggu Kafita hari ini, ia tidak mau membuat Kafita sampai benar2 jengkel kepadanya.
halo ketemu lagi sama ceritaku
makasih ya semua yang udah baca
jangan lupa tinggalkan jejak
see you :)
![](https://img.wattpad.com/cover/230587253-288-k304740.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan Dan Kafita
Teen Fictionjudul awal Benci Jadi Cinta gadis bernama lengkap Kafita Anindhita, cewek judes, cuek, dan dingin yang nggak pernah mau kenal sama cowok manapun. Arlan Arviando cowok pindahan, dia ganteng, ceria, receh, pecicilan, untung pinter. Arlan itu suka sama...