26

26 3 1
                                    

pagi ini Arlan berencana menjemput sang princes ia sudah bersiap2 dan terlihat sangat tampan.

“Bun... aku berangkat ya?” teriaknya pada bundanya yang sedang memasak.

“iya... kamu nggak sarapan dulu?..” balas bundanya juga berteriak.

“nggak deh mau jemput tuan putri nanti telat..”

“yaudah hati2..”

“ini ada apa sih peda teriak2 emangnya ini hutan apa pakek teriak2 segala?!” Ayah Arlan berjalan menuruni tangga karena mendengar kelakuan sang anak dan istrinya yang berteriak macam di hutan.

“heheh yah, Arlan berangkat ya”
Arlan berjalan mendekati Ayahnya dan mencium punggung tangannya.

“bay yah” lalu ia segera keluar dan memanaskan motornya lalu segera pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.

oh iya waktu itu Arlan pernah tinggal di Apartemen kan, nah itu adalah kafo dari ayahnya yang dibelikan untuk Arlan dan biasanya Arlan akan pulang ke sana saat ia sedang bosan dirumah.

disinilah Arlan sekarang duduk di sofa empuk berwarna putih bersih dengan beberapa hiasan berwarna abu2 yabg terlihat sangat elegan.

Kafita berjalan dengan malas ditambah lagi raut wajahnya yang susah untuk dideskripsikan.

merasa ada yang turun dari tangga Arlan melihat siapa itu, padahal ia sudah tau kalau itu paati sang pacar.

“hai” sapa Arlan.

hari ini rumah Kafita sepi kedua orang tuanya sedang menjenguk teman bisnisnya yang sedang dirawat di rumah sakit,

“hem” balas Kafita malas.

“yuk” tanpa aba2 Arlan langsung memegang tangan Kafita dan menggandengnya keluar.

Kafita tersentak, ia diam tapi setelah beberapa langakah ia pun mengibaskan lengannya agar Arlan melepaskannya.

“nggak usah gue bisa jalan sendiri” ucapnya lalu berjalan mendahului Arlan.

Arlan binggung, kenapa dengan pacarnya ini kok aneh.

“ini” Arlan memeberikan helm dan memasangkannya di kepala Kafita.

Arlan berniat menguncikan tali helm tapi tangannya ditepis oleh Kafita.

“nggak usah bisa sendiri!” ketus nya.

Arlan mesih binggung, ini sebenarnya kenapa sih kok kayaknya sensi banget.

“cepetan keburu telat!!”

“i..iya” balas Arlan.

motor Arlan berjalan dengan kecepatan normal menuju ke sekolahnya.

Sampailah mereka di sekolah dengan selamat.

Kafita segera membuka helm nya dan pergi meninggalkan Arlan.

Arlan berniat mengejar gadisnya itu tapi Kafita berjalan sangat cepat, jadi Arlan hanya diam lagipula nanti mereka akan bertemu lagi di kelas.

saat Arlan sampai di kelasnya Kafita sudah duduk di bangkunya dan sedang membaca buku novel kesukaannya.

Arlan berniat mengahampiri Kafita, tapi bel lebih dahulu berbunyi dan disusul oleh pak Anton yang baru masuk ke kelas.

ia membatalkan rencananya dan kembali berjalan ke mejanya.

------

saat jam istirahat ia hendak menghampiri pacar kesayangannya.

tapi Kafita keburu pergi sama Nathasya dan akan ke kelas Karina.

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang