10

40 3 1
                                    

setelah kejadian kemarin Kafita dilarang keras untuk pergi sendiri saat pulang sekolah, dilarang pakek kendaraan umum, dijaga bodyguard.

padahal ia sudah menjelaskan kepada kedua orang tuanya, dan berbicara dia tidak apa2 tapi tetap saja. mereka over protektive.

"kalian tunggu di sini aja ngak usah masuk ke dalem!" perintahnya kepada kedua bodyguard suruhan papanya ini.

"baik nona" balas mereka bersamaan.

saat Kafita memasuki gerbang ia menjadi sorotan, bagaiman tidak ia diantar menggunakan mobil mewah dan juga dijaga oleh bodyguard.

"heh lo mau ngapain bawa orang2 gede2 kayak gitu?" tanya Nathasya.

"tau tuh bokap gue nyuruh mereka buat jagain gue" balasnya lalu berjalan meninggalkan Nathasya.

"eh.. main tinggal2 aja tu anak" kesal Nathasya karena di tinggal sahabat laknat itu, lalu lari menyusul Kafita yang semakin menjauh.

sampailah mereka berdua di dalam kelas. seperti biasa Arlan setia menunggu Kafita di bangku samping Kafita.

"eh Kafita cantik udah datang, sini duduk" Arlan membersihkan tempat duduk Kafita.

Kafita memutar bola matanya malas, lalu ia segera duduk di bangku nya.
"ngapain sih. ngak penting!" ketusnya.

Arlan tidak peduli dengan kata2 pedas yang sering keluar dari mulut Kafita. Arlan hanya menampilkan cengiran nya saja.

bel masuk telah berbunyi. Arlan segera beranjak dari meja Kafita menuju ke tempat duduknya.

"lo ngak capek apa ngejar2 cewek dingin itu?" tanya Doni, bingung dengan tingkah teman nya ini. apa ngak capek ngejar2 cewek judes dan terkenal cewek batu es itu.

"ngak sama sekali. gue yakin dia bakalan suka dan cinta sama gue, kita cuman butuh waktu" Katanya percaya diri sambil mengepalkan tanggannya memberikan semangat untuk dirinya sendiri.

Doni hanya menggelengkan kepalanya, biasa kalok udah bucin teman nya ini malu2 in." serah lo"
lalu kemabali memperhatikan guru yang baru masuk.

------

saat nya jam istirahat.
"fit kantin yok, ngak terima penolakan!" ia mengatakanya sebelum kafita menjawab

"ngak ah males"

"kan gue udah bilang ngak terima penolakan gimana sih!, yok..." Nathasya menarik tangan Kafita menuju ke kantin.

"paan sih main tarik2 aja, " kesal Kafita.

dengan terpaksan ia ikut saja dengan Nathasya ke kantin.

"Karina..." tetiak Nathasya melihat sahabatnya yang sudah menunggu kedatangannya di depan kelas.

"iya. eh bentar tumben Fita mau diajak ngantin?" tanya Karina heran.

"ya nih gue di paksa" Ia memberikan lirikan maut nya kepada Nathasya.

Nathasya hanya menampilkan cengirannya. "udah yok keburu kantin rame" ia menarik tangan kedua sahabatnya ini menuju ke Kantin.

Benar saja saat mereka bertiga sampai di kanti. kantin sudah ramai dan meja2 di kantin pun sudah terisi penuh oleh siswa-siswi yang sedang makan.
"kita mau duduk di mana?, meja nya udah penuh semua." tanya Nathasya sambil melihat ke sekeliling.

"iya nih, eh bentar bukannya itu Arlan sama Doni ya?" Karina melihat salah satu meja yang terdapat 3 orang laki2 itu.

"eh iya, kebetulan meja mereka masih renggang. kita kesana aja ya?"

"ngak!. lo ngak liat di sana ada Arlan!" tolak Kafita.

"emang kenapa sih?, kita kan cuma mau makan lagian ngak ada tempat juga fita."

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang